03

637 152 12
                                    

Ara melangkahkan kaki nya dengan cepat menuruni tangga di rumah Devano. Pagi ini, ia menghubungi Daniel karena mereka memiliki janji untuk mengunjungi panti biasa nya, tetapi setelah Restu yang mengangkat sambungan teleponnya dan mengatakan jika Daniel berada di kantor polisi untuk bertemu dengan Natasya yang sakit membuat Ara cepat-cepat pergi ke kantor polisi untuk membuktikan apa yang Restu katakan.

Ara berlari kecil melewati Zero yang baru saja datang dengan beberapa plastik putih berisi cemilan yang di minta Devano karena ia sempat kalah bermain game semalam.

"Ra, mau kemana?" Tanya Zero, ia meletakkan plastik yang di bawa nya di atas meja.

"Kantor polisi" ucap Ara cepat.

Dave mengerutkan keningnya heran. Pikirnya, ada urusan apa Ara di kantor polisi sampai gadis itu terlihat sangat buru-buru?

"Perlu gue anter?" Tanya Zero.

"Anter gue!" Ucap Ara.











Zero memperhatikan Ara yang bermain air hujan di tangannya dengan serius. Hampir lima belas menit mereka berada di depan kantor polisi tanpa berniat masuk sama sekali meskipun Zero mencoba untuk membujuk Ara untuk masuk.

"Ra, masuk aja. Kalo emang ada Daniel kan lo bisa bicarain baik-baik" ucap Zero.

Yah, meskipun Ara tidak mengatakan alasannya pergi ke kantor polisi dengan tiba-tiba, tetapi Zero jelas tahu karena mobil Daniel yang terparkir di depan kantor polisi. Tentunya Zero bisa menebak jika pria itu sedang bertemu dengan Natasya.

"Gak. Disini aja sambil liat hujan" ucap Ara.

"Tapi dingin, lo bisa sakit"

"Lo juga bisa sakit"

Kedua nya kembali terdiam, Zero yang berdiri tepat di belakang Ara sambil memastikan jika Ara tidak lebih dari sekedar memainkan air hujan untuk mengusir rasa kesalnya.

"Jangan. Tetap di tempat lo jangan coba-coba maju, lo bisa sakit" ucap Zero saat melihat Ara yang melangkahkan kakinya kedepan agar lebih leluasa bermain air hujan.

"Cerewet banget!" ucap Ara.

Mereka kembali terdiam sampai akhirnya Daniel yang datang dengan raut wajah terkejutnya.

"Ara?" Ucap Daniel.

Ara memutarkan tubuhnya untuk saling berhadapan dengan Daniel kemudian tersenyum tipis.

"gimana Natasya? Baik-baik aja?" Tanya Ara tanpa panjang lebar. Daniel menatap Zero sejenak kemudian kembali menatap Ara.

"Aku bisa jelasin. Jangan marah dulu" ucap Daniel.

Ara tersenyum hambar.

"Aku tanya, apa aku berhak marah?" Ara menahan air matanya yang siap menetes.

Sakit, jelas.

Rasanya, Ara benar-benar merasa tidak di anggap. Apa susahnya memberitahu Ara jika Daniel selalu menemui Natasya dan menghibur bahkan menemani nya. Apa salahnya Ara tahu?

Lagipula, Ara tidak mungkin melarangnya karena Ara sadar siapa Natasya dan sepenting apa Natasya di kehidupan kekasihnya dulu.

Zero yang berdiri dengan santai sambil menempelkan punggungnya pada tembok dan memasukan kedua tagannya kedalam saku jeans nya.

Mencoba agar ia bisa terlihat biasa saja meskipun sebenarnya ia ingin menghajar Daniel bahkan sampai pria itu tidak berdaya. Daniel bukan hanya menyakiti hati Ara tetapi juga hati nya dan juga sahabat-sahabatnya yang lain.

LOVE MAZE [sequel Keeper] : Kang DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang