#1

42 9 1
                                    

Hiiks.. Hiks.. Hiks..

Erangan tangis terdengar di malam yang gelap di sebuah ruangan kecil berukuran 3x3 dengan radius bunyi yang bisa menembus dinding sebelahnya.

Membuat tetangga sebelahnya memikuk ketakutan. Yah kali, kamar sebelah gue lagi ngebudidayan kunti. Amit-amit dah. Erangan itu terus mengusik di bola mata membuat kelopak mata mengkerut dengan bantuan otot-otot mata gue. Sialan malam ini, mana ini udah tengah malam jam udah memindahkan jarumnya menunjukkan angka 00:30.

"Hufft..." Menghela nafas panjang dengan berat badan yang penuh dengan siksaan tugas-tugas sekolah yang pada numpuk. Camilea Latuterisa mengangkat beban itu sambil menghempaskan selembar selimut yang tebal, berjalan tertatih-tatih. Kalau gue mau, gue bisa aja ngesot sampai ke kamar.

Lea tiba-tiba saja masuk ke kamar gue. No respone dari tubuh gue, mau kaget, atau noleh ke arah pintu gara-gara Lea nobrak pintu. Gue benar-benar totally banget pada momen itu. Sumpah rasanya seperti hanyut di sungai Nil terus hilang di palung Marian dan akhirnya ditemukan terdampar kaku di samudera Atlantic. Double kill, Eh Triple kill deh biar lebih dramatis, gila gue benar-benar udah gila.

"Oh, shitt!" Kaget Lea dari pintu kamar Nevilla Catherina, menyandarkan badannya dengan tangan yang memegang gagang pintu, belum lagi mata berat Lea yang berusaha membuka matanya namun otot-otot matanya emang lagi nggak bersahabat.

"Nevilla , udah malam tahu, lo kesambet setan apa sih?" Sentak Lea dengan ekspresi gabut sampai-sampai menguap hampir aja gue ke isap.

Gue seakan nggak peduliin si Lea datang ke kamar gue, gue dengan hati yang tersayat-sayat oleh rumput ilalang
( ituloh, rumput yang pinggiran helainya tajam banget kek silet )
Layaknya orang patah hati, di tinggal pergi pas lagi sayang-sayangnya, dikhianati sama playboy cap micin.

"Nevil.. Please!" Lea memohon, mata Lea ngeliat semuanya dan seketika Ia membuang badannya ke kasur Nevil. Inginnya Dewi Neptunus ngirim prajurit untuk mutilasi gue aja deh, ampun dah punya teman kayak dia. Pengen deh nyumbangin otak gue ke tukang otak-otak biar lebih benefit aja, dari pada lama-lama otak gue korslet.

"Nev.. Mending lo tidur aja deh, sumpah demi apapun, besok kita ada praktek di Lab pukul 07:00 dan gue nggak mau di pasangin salempang cap duta lambat sejagad, terus packet bunga raflesia dengan mahkota sarang burung sebagai penghargaannya. Nggak kebayang deh, Please, yah..." Mohon Lea dengan imajinasi liarnya, tak tunggu lama Lea membersihkan tissue-tissue yang bertebaran di ranjang dan langsung menutup labtop Nevil.

"Lea.. Gu-"

"Ya udah, besok ajah yah ceritainnya, ini udah jam 1 subuh bestiekuuu." Rayu Lea langsung memotong omongan Nevil seraya udah ngeh. Sambil memukul lembut bahu Nevil yang kelihatannya hancur banget. dan Camillea yang hampir sebelum masehi udah bareng mulu sama Nevilla tentunya bukan hal asing lagi kalau bestienya ini lagi mabok bego.

~~~

Kringgggg...

Bunyi beker basoka Lea, memang tak di ragukan lagi hanya Lea yang punya alarm bunyinya kayak basoka. Entah mungkin dia belinya langsung sama pencipta basoka Letnan Edward.
Yaa, Kali..

"Leaaa.. Matiin alarm kamu gih sana." Pintah Nevil yang stengah sadar membangunkan Lea dengan menarik selimut Lea hingga Nevil menutupi seluruh permukaan tubuhnya dengan selimut itu.

"Hmm.." Singkat Lea yang seolah tak peduli.

Tak lama bunyi basoka itupun tak berdengung lagi entah siapa yang mematikannya lebih meyakinkan sih basoka itu pasti udah jatuh di tempat sasarannya. Karena situasi sudah aman, tenang, tentram, layak di surga, kedua mahkluk mulia ini seakan tanpa dosa melanjutkan mimpi indah mereka.

My Squarepants FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang