Bising, kacau, sampah bertebaran dimana-dimana. Itu yang sering terjadi kalau lagi jam kosong.
Akhir-akhir ini Nevil terlihat lemah. Mungkin kalian tak akan mengira itu karena bawaan si Nevil yang ceria, optimistic, yang selalu kuat,fleksible deh pokoknya, karet kalii...
Mencari sahabat itu gampang tapi tidak untuk menjadikannya. Karena bakalan susah dapatin sahabat yang mau nerima gilanya lo apa adanya.
"Ngapain nih anak ngelamun nggak jelas gini,"
"Woiii..." Kaget Lea
"Lo yah, siang bolong gini nglamun ajah, kesambet sinar bolong lo mau?"
Hahaha... (Laugh Out Loud )
"Eh, Nev lo di panggil sama Ibu Vani," kata Lea serius.
"Hmm.." Heran Nevil mengkerutkan alisnya. Seakan nggak percaya.
"Unreal?!!"
"Yaeelahhh... Soof deh gue!!." Kata Lea meyakinkan
Soof (sumpah deh/beneran!)
"Awas lo yah, sampai ngerjain gue. Gue jodohin lo sama si bolot. Mau?" Ancam Nevil, sambil berlalu menghilang dari pintu kelas.
"Fuckhead.." Umpat Lea
Fuckhead (memuakkan)
Tak berapa lama, si Nevil muncul di depan pintu kelas untuk berpikir akan lebih baik kalau gue nggak pergi sendiri. Nevil mengajak Lea untuk ke ruang guru bertemu Ibu Vani.
"Masuk gih sana, gue tunggu lo di luar ajah." Desak Lea.
"Crazy lo, oh my God!."
Exhale Inhale Exhale Inhale
Tarik oksigen banyak-banyak biar di dalam nggak kehabisan oksigen."Kittens.. Stay cool ajah." Ejek Lea dengan senyum liciknya.
Kittens (jangan gugup)
"Scared shitless deh jadinya.. Padahal ibu Vani cuman panggil gue, kenapa gue negthik gini sih, kalau dipikir-pikir gue baik-baik aja kok akhir-akhir ini, nggak ada problem, semoga aja deh nggak apa-apa." Nevil bergumam dalam hatinya sambil berjalan menuju meja ibu Vani yang berhadapan tepat ia berdiri.
Gini banget yah, lebih baik di panggil guru pas lagi ada masalah dari pada kek gini jadinya parno sendiri. Semoga aja yah Nevil baik-baik ajah.
"Cuman kamu sendiri?, Teman kamu mana?" Suara ibu Vani keliatan banget tegasnya, strong banget padahal masih mudah lo, mungkin itu kali yah, alasan laki-laki pada takut sama ibu Vani. Sampai gue ajah takut salah kata, soalnya orangnya benar-benar disiplin dalam hal apapun deh. Pokoknya semua dikoreksi sama si ibu satu ini.
"Emm.. Maaf Bu, kalau boleh tahu teman yang mana yah Bu?" Tanya Nevil berhati-hati dengan suara lembut selembut-lembut suara yang Ia punya, dengan susunan kata per kata yang udah di revisi sedemikian rupa tak luput pula tanda titik dan komanya.
Hufftt.. Ribett amat dah!
"Maaf Bu sudah telat."
Unexpectedly, seorang pria yang tingginya melampaui Nevil dengan tampang-tampang yang tidak asing lagi berdiri bersebelahan dengan Nevil.
Kita tebak saja, dia adalah Rachael Putra right?? Yes he is.
Jika kalian bisa merasakan something wrong. Seperti ada detak jantung yang tak biasanya. Jantung yang bersiap-siap take off untuk terbang jauh sejauh-jauhnya mata angin mengembara dan pergi menembus lapisan-lapisan atmosfer bumi sampai berbelok kembali akibat bertumbukkan dengan meteor di ruang angkasa. BigBang!!!! Meledak menjadi kepingan-kepingan bintang yang selalu setia bersinar di kala gelap.
Hahah.. Kayak ada good day-good day nya gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Squarepants Friends
Teen FictionJangan khayalkan tentang si kuning dengan celana kotak pendeknya dan si pink tanpa hidung. Sedikit realistic, disini kita akan mengulik kisah dua sahabat sejati yang setia dengan perbedaan mereka. Stay read☺☺