Part 3🌸

36 6 0
                                    

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

*Happy Reading ^^*

Seperti biasa Claris berangkat sekolah bersama Arka, itung-itung irit ongkoskan. Claris menyalakan musik sedangkan Arka fokus menyetir seperti biasa. Claris mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan musik. Di sepanjang jalan gadis itu hanya diam tanpa sepatah kata pun.

"Ris, lo marah?" tanya Arka dengan hati-hati.

Claris masih kesal karena semalam Arka membentaknya hanya karena gadis itu meminta bonekanya kembali. Apa salahnya, cowok itu juga sudah memberikannya kepada Claris. Dengan seenak jidatnya ia malah memberikannya kepada Michel. Sungguh Claris kesal.

Hening.

Tak ada jawaban, gadis itu masih mengikuti alunan musik yang terbilang cukup keras.

"hidup memang sebuah pilihan" Claris bernyanyi sesuai alunan musik.

Memang hidup adalah sebuah pilihan, pilihan kita mau menjalaninya atau mengakhirinya.

"namun hati bukan tuk dipilih... bila setengah dirimu hadir dan setengah lagi untuk dia" claris terlihat sangat menghayati lagu tersebut sesekali ia memejamkan matanya dengan terus bernyanyi.

Seperti arka, raganya memang disini namun hatinya entah melayang kemana. Sama saja Claris mendapat setengah kehadiran dari Arka.

"pergi sa-"

Arka mematikan musik yang sedang Claris dengarkan, Claris menoleh kearah Arka. Cowok itu tengah menahan Amarahnya.

"Dari tadi gue ngomong gak lo jawab Claris!" ucap Arka dengan sedikit membentak. Claris memalingkan tatapanya.

"Ris, gue tau lo marah hanya karena boneka, please Ris lo udah gede, ngertiin gue yang lagi pe—"

"pendekatan sama Michel" ucap claris diiringi kekehan sinis.

Lo bilang hanya boneka Ka? Lo gak tau senengnya ketika dapet hadiah dari seseorang yang lo sukain Ka. Karena lo bukan diposisi gue Ka!.

Setelah Arka benar-benar telah memarkirkan mobilnya. Claris dengan cepat membuka seatbeltnya lalu menoleh ke arah Arka.

"Goodluck, semoga pendekatannya berhasil" ucap Claris lalu keluar dari mobil tanpa menunggu Arka. Dan semoga kata berhasil itu benar-benar tidak terjadi.

Arka mengusap wajahnya Kasar. Salah dia juga sih main ambil boneka Claris aja padahal udah dia kasih buat Claris. Arka benar-benar tak berniat membuat Claris marah.

Claris terus berjalan menuju kelasnya dengan tatapan tak bersahabat. Ia juga bertemu dengan Michel, gadis itu menyapa Claris dengan ramah namun Claris mengabaikan sapaan ramah Michel dan lebih memilih terus berjalan.

"Ris" panggil Lili yang tak dijawab oleh Claris. Gadis itu memilih diam ditempat duduknya.

"Claris woy" Lili menepuk bahu gadis itu pelan.

"apaan si, tau orang lagi ga mood ga?!" bentak Claris yang membuat Lili terkejut bergitupun dengan teman sekelas nya.  Sadar apa yang ia lakukan, claris menatap Lili yang kini memilih membaca buku disampingnya.

"Li, maaf gue gak bermaksud bentak lo. Gue benar-benar ga sengaja Li" jelas Claris, Lili menatap teman sebangkunya ini dengan senyum.

"it's okay, gue ngerti santai aja Ris" ucap Lili lalu melanjutkan membaca buku.

Claris menghela napas lega karena Lili tak marah padanya, ia memperhatikan sekitar rasanya ada yang beda, sejak kapan mereka semua mempunyai hobi sama, sama-sama serius membaca.

Because of you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang