BATAL NIKAH
#ditinggal_pergi
Part 4
"Kamu kenapa Rum?" tanya Eko cemas.
"Tidak apa-apa, mungkin sedikit pusing."
"Aku antar pulang?" tawar Eko.
Karena hujan sudah agak reda, Eko pun menghubungi temannya yang tinggal dekat masjid, untuk titip motornya Arum.
Akhirnya Eko pun mengantar Arum pulang, tapi sebelumnya ke rumah Eko dulu, karena Kenzo tertidur di gendongan Arum.
Tentu saja Pak Bagong dan Bu Setyo heran karena Arum ikut Eko, bahkan Kenzo terlihat sayang sekali sama Arum, tangannya tidak mau lepas dari genggaman Arum, sempat rewel waktu dilepas.
Setelah basa-basi sedikit dengan orang tuanya Eko, Arum pun pamit pulang dan diantar sama Eko sampai rumah.
Jam 21.00 Arum tiba di rumah, dengan tatapan sinis penuh marah dari Pak Tejo.
Eko pun pamit pulang, Arum mengiyakan dan tak lupa titip salam buat Kenzo.Malam itu baik Arum maupun Eko melakukan aksi tutup mulut sama orang tua masing-masing, tidak ada penjelasan apapuan.
Namun Arum menyimpan tanda tanya besar di hatinya. Benarkah Kenzo adalah Rama? Tapi kenapa kakinya bisa panjang sebelah? karena dulu Rama terlahir sempurna.
Tapi benarkah? atau Arum yang lupa? atau bahkan tidak diberitahu suster karena dia hanya sendirian di ruang bersalin.
Tapi rasanya memang kaki Rama agak ada keanehan, tapi kenapa Rama bisa jadi Kenzo dan sekarang jadi anaknya Eko.
Banyak pertanyaan di benak Arum. Namun jika bertanya ke Eko, artinya harus mengaku kalau dia meninggalkan Rama di panti asuhan.
Dua minggu berlalu, pagi itu Arum datang ke rumah Eko. Nampak Kenzo baru bangun tidur, begitu melihat Arum langsung senang.
"Pagi Pak, Buk." sapa Arum.
Sementara Bu Setya sama Pak Bagong nampak kaget juga bingung.
Terlebih Eko yang sedang menggendong Kenzo, tampak bengong."Pagi Kenzo, pagi juga ayahnya Kenzo," sapa Arum seakan tak ada yang aneh.
"Kamu ngapain kesini? jam segini?" tanya Eko setengah berbisik.
"Mau mandiin Kenzo, trus ajak dia jalan-jalan." jawab Arum sambil mengambil Kenzo dari tangan ayahnya.
Arum langsung membawa Kenzo ke kamar mandi, dan Arum pun kaget, bersyukur, senang, segala macam rasa ada dalam hatinya, Arum pun menangis.
"Ibu ... Ibuuu," kata Kenzo pelan.
Tentu saja Eko kaget, Arum hanya tersenyum dan menciumi wajah Kenzo.
"Siapkan bajunya Kenzo, dan kita keluar, ada yang mau aku bicarakan!"
Eko hanya mengiyakan permintaan Arum, dan mengabaikan wajah penasaran kedua orang tuanya.
Karena masih pagi, mereka pun pergi ke alun-alun kota, Kenzo pun tampak senang sekali, puas berlarian.
"Aku mau jujur, jangan kaget, dan jangan marah." kata Arum.
"Apa ... bicara cepat jangan buat penasaran!" jawab Eko tak sabaran.
Arum pun menjelaskan tentang Rama, dan Kenzo pun memiliki tanda yang sama dengan Rama, di pangkal pahanya ada bulatan putih, seperti tanda lahir.
Tentu saja Eko tidak langsung percaya, kemudian Arum meminta Eko untuk menghubungi orang panti asuhan.
Eko pun bertanya pada orang Bu Rima, jam berapa Rama diantar, baju apa yang dipakai, dan jenis mainan yang ditinggalkan Arum untuk Rama, juga semua bajunya dan sebuah surat.