Hyungjoo [Prolog Pt.1]

44 3 5
                                    

Aku datang.

Kembali pada tempat dimana aku bersimpuh, menumpahkan segala perasaanku.

Kesedihan, kesenangan, kemarahan, semua ada pada tempat ini.

Ibu, apakah kau mendengarkanku?

Sudah 10 tahun semenjak kepergian ibu.

Aku sendiri, kesepian.

Dengan menatap batu nisan bertuliskan nama ibuku saja, sudah dapat menenangkan hatiku yang telah mati ini.

Tidak seharipun pernah ku lewatkan untuk tidak mendatangi makam ibu, ini sudah menjadi kebiasaanku.

Aku butuh seseorang.

Akankah seseorang itu datang padaku?

Semuanya hampa, aku tidak bisa merasakan apapun.

Aku tidak pernah merasakan kasih sayang, apalagi setelah ayah pergi entah kemana.

Ah ya, bagaimana kabar ayah sekarang? Aku harap ia tidak baik-baik saja, karena aku membencinya.

Bahkan kematian ibuku dijadikannya sebagai alasan untuknya menikahi kembali perempuan yang dicintainya.

Cinta? Kalimat keramat itu? Apakah ia benar-benar nyata? Bahkan sampai sekarang cinta merupakan sebuah kata yang sangat aku benci setelah kata ayah.

Betapa bodohnya orang-orang yang menganggap cinta akan melengkapi kehidupannya kelak. Bahkan tak habis pikir olehku, melihat mereka yang telah disakiti baik fisik baik batin, sampai sekarang masih saja percaya dengan cinta.

Cih, sangatlah bodoh.

Sudah memiliki sebuah keluarga saja masih suka mengeluh, lalu berani melangkah ke jenjang yang lebih tinggi? Dimana otak mereka semua?

Aku kembali menatap makam ibuku, tanahnya sudah tidak terlihat akibat rumput yang menutupinya.

Aku rindu kasih sayang ibu, dimana ia rela bangun pagi buta untuk memasak, mendongeng sesaat aku akan tidur, datang dengan tergesa-gesa ke sekolahku hanya karena aku lupa membawa bekalku, aku ingat semua itu.

Bahkan, sampai sekarang pun aku masih ingat kata-kata emas yang ibu katakan.

"Hyungjoo, ibu menyayangimu dan akan selalu begitu"

Satu tetes air mata lolos, tanpa isakan.

Aku menangis dalam diam, seperti ibu yang juga selalu menanggung nasib dalam diam ketika dirinya belum meninggalkan dunia yang hina ini.

Dunia seakan tak berpihak pada kami berdua, apakah memang ini tujuanku hidup?

Apakah dunia sebegini kejamnya? Atau hanya akulah yang disiksanya?

Air mataku tertahan, napasku tercekat, ketika dua laki-laki berbadan besar seperti algojo, datang menemuiku dan berkata,

"Kami akan kembali menggali kuburan ini, memindahkan segala isinya dan menggantinya dengan jenazah yang baru--"

Mataku membulat.

Apa maksud mereka? Apakah mereka akan membuang jenazah ibuku? Cobaan apalagi ini?

"--Ini merupakan perintah khusus atas nama Kim Taehyung"

Kim Taehyung? Siapa dia?

Coup de grâce • KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang