Hyungjoo tak berhenti menyesap teh hangatnya terus-menerus.
Maniknya tampak menelusuri sekeliling café yang tengah ditempatinya. Cat tembok berwarna terakota dengan hiasan klasikal memang sudah menjadi khas yang unik dari café ini, hati dan pikirannya sedang ingin menikmati suasana kota yang terkenal dengan kepadatannya.
Sebenarnya ia hanya ingin lari sejauh-jauhnya dari kenyataan yang baru saja menimpanya, namun bagaimanapun juga kenyataan ini harus tetap pada kungkungannya mengingat bahwa ini menyangkut masalah ibunda.
"Kami akan kembali menggali kuburan ini, memindahkan segala isinya dan menggantinya dengan jenazah yang baru--"
"--Ini merupakan perintah khusus atas nama Kim Taehyung"Hyungjoo menggigit bibirnya sendiri, mengingat kasus yang bahkan dengan jelas menempel di benaknya sejak ia pulang dari makam kediaman sang ibu. Memindahkan segala isi katanya? Mereka pikir akan semudah itu seseorang menyetujuinya? Hyungjoo hanya tak habis pikir.
Lagipula, siapa orang bernama Kim Taehyung tersebut? Ingin rasanya Hyungjoo menghampiri orang itu dan memaki-makinya karena sudah seenaknya menyuruh kedua pria kekar itu menggali kembali kuburan ibunya. Pamali, tahu!
Ia tahu bahwa makam itu adalah lokasi terbaik, Hyungjoo sendiri yang memilihnya dengan alasan, "Aku akan selalu berkunjung, dan memastikan ibu baik-baik saja". Ia juga tahu bahwa ini sudah 10 tahun lamanya, dan pastinya angka kematian penduduk tidak akan berhenti begitu saja.
Namun, Hyungjoo telah bekerja keras dan terus membayar makam itu agar dirawat dan tidak akan tergantikan posisinya. Ia juga selalu berkunjung minimal seminggu sekali. Namun dengan tiba-tiba dua orang pria itu datang dan berbicara mengenai perintah dari Kim Taehyung sialan itu? Oh ayolah kawan, Hyungjoo tahu sendiri jawaban yang akan ia beri adalah-- Tidak.
Pekerjaannya sebagai model majalah dengan bayaran yang sebenarnya sedikit tidak pantas untuknya, sudah cukup baginya untuk menjalani hidup yang keras ini beserta dengan membayar semua keperluan makam ibu.
Visual Son Hyungjoo memang tidak bisa di remehkan, itu semua hasil turunan dari ibunya sendiri. Matanya yang tidak terlalu sipit dengan lipatan yang menawan, hidung kecil nan ramping, rahang yang rapih membuat bentuk wajahnya tirus dan sempurna, jangan lupakan bibir dengan volume yang pas. Semuanya telah ia rawat sejak kecil.
Oh, ralat.
Ia dan ibunda tercinta yang berusaha merawat semua ini sejak Hyungjoo kecil. Namun semuanya sangat disayangkan ketika sang ibu pergi, dengan perlahan Hyungjoo meninggalkan semua produk kecantikan sehingga sedikit demi sedikit wajah mulusnya mulai ternodai.
Kembali pada kenyataan, Hyungjoo mendapati tehnya yang sudah habis, kini beranjak dari tempat duduknya untuk memesan kembali.
Pun Hyungjoo melangkahkan kakinya ke counter pemesanan. "Aku pesan mixfruit cheesecake" Hyungjoo bersuara, tanpa melihat daftar menu.
Pelayan yang tengah dalam shift itu tersenyum dan mengangguk, "Baiklah, silahkan ditunggu nona" dan setelah itu Hyungjoo pergi kembali pada tempat duduknya.
Saat dirinya sudah menempati kursinya kembali, secara tidak sengaja manik Hyungjoo terpaku pada seorang ibu dan anak yang sedang asik bercanda tawa di tengah taman bermain, akibat tempat yang ia duduki bersebelahan dengan jendela yang memancarkan padatnya kota ini.
Jujur, hati Hyungjoo sedikit merasa iri melihat kedua insan itu bermain bersama, menikmati setiap detik yang ada.
Pikirannya bercampur aduk, lubuk hatinya berkecamuk.
Hyungjoo akan meloloskan satu tetes air mata kembali, kalau saja ia tidak mengingat dimana ia berada sekarang. Dengan secepat mungkin ia mengalihkan pandangannya, menutup kedua matanya dan membatin-- Son Hyungjoo, kau ini wanita kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coup de grâce • KTH
FanfictionApakah kamu percaya dengan kebahagiaan? Karena aku sudah menganggapnya sebagai kenangan.