Sudah 3 bulan berlalu semenjak Hyungjoo dinobatkan menjadi asisten pribadi Kim Tae-il.
Dan perjalanannya selama 3 bulan ini cukup menegangkan, hanya saja Hyungjoo membawa semua itu dengan santai. Ia melakukan pekerjaannya dengan tekun dan sebisa mungkin ia tidak melewatkan satu pekerjaan sekaligus, apalagi membuat kesalahan.
Masalah bayaran.. ya, Hyungjoo bisa berkata bahwa ia mendapat upah yang cukup besar, bahkan Hyungjoo berpikir tidak wajar baginya untuk mendapatkan upah senilai 1 juta won setiap bulannya. (kisaran 12 juta rupiah)
Setiap minggu juga tidak ia lewatkan untuk bertemu dengan ibunya, ia mendapat izin dari tuan mudanya untuk mengunjungi makam ibunya setiap hari Sabtu dengan catatan ia hanya diberi durasi 2 jam untuk menemui ibunya, dan Hyungjoo sama sekali tidak masalah dengan itu. Bayaran untuk merawat makam ibunya pun tak lepas ia berikan pada pengurusnya, kini makam itu terawat kembali.
Sekarang hari Minggu, Tae-il sedang pergi ke luar negeri selama seminggu untuk bekerja. Ah ya, Hyungjoo bahkan sampai sekarang sama sekali tidak tahu apa profesi tuan mudanya itu, ia sedikit penasaran namun mau bagaimana lagi? Ia disini untuk bekerja, bukan untuk memata-matai tuan mudanya.
Kini Hyungjoo tengah memegang vacuum cleaner, membersihkan semua kotoran yang menempel pada karpet mahal yang berada di ruang tamu ini. Ia tak henti-hentinya tersenyum dan bersenandung seharian ini, membuat beberapa pelayan menatapnya bingung.
Geun-ahjumma datang menghampirinya setelah mendengar kabar dari beberapa pelayan yang menganggap Hyungjoo sedang tidak waras hari ini. Hyungjoo yang menyadari kedatangan Geun-ahjumma itu kini menghentikan pekerjaannya sementara kemudian tersenyum padanya, sangat lebar hingga memunculkan gigi kelincinya. "ahjumma!" panggil Hyungjoo seraya mendekatkan diri pada wanita paruh baya itu.
"Ada apa, Hyungjoo? Sepertinya hari ini dewi kebahagiaan sedang datang padamu" Tanya Geun-ahjumma seraya menatap Hyungjoo sambil tersenyum.
Hyungjoo sempat terkekeh lucu, "Hari ini hari yang paling spesial, ahjumma!" Jawab Hyungjoo sembari merentangkan kedua tangannya, membuatnya terlihat seperti anak kecil yang baru saja diberikan permen gula kapas.
Geun-ahjumma terkekeh melihat perlakuan Hyungjoo, kemudian wanita paruh baya itu mencubit kedua pipi Hyungjoo gemas, "Coba katakan padaku, apa yang membuatmu terlihat bahagia seharian ini?"
Senyuman Hyungjoo semakin lebar, "Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku! Dan aku mendapatkan izin untuk menemuinya kembali hari ini, hehe!"
Geun-ahjumma tersenyum, seakan-akan kebahagiaan yang dimiliki Hyungjoo kini tertular padanya, "Oh ya? Apakah kau akan membelikan kue untuknya?" Tanya Geun-ahjumma.
Mata Hyungjoo berbinar, "Pastinya! Aku akan membelikan kue yang sangaaatt besar untuk ibu!"
Geun-ahjumma tertawa kecil melihat Hyungjoo yang sudah seperti anaknya sendiri.
Hanya saja, hatinya sedang merasa sangat tidak tega melihat Hyungjoo yang sangat bahagia ini, akankah dirinya rapuh?
Percakapan mereka terputus ketika seseorang membunyikan bel rumah, "Biar aku yang buka, ahjumma!" Kata Hyungjoo yang kemudian membereskan segala peralatan kebersihan itu. Ia terlihat sangat bahagia bahkan sampai tidak mengenal apa itu berjalan, sebab ia daritadi terus berlari seperti anak kecil.
Hyungjoo sampai pada pintu utama, membukanya dengan semangat. "Hoseok?"
Hoseok berdiri dengan air muka yang berbanding terbalik dengan Hyungjoo saat ini, sangat terlihat jelas bahwa Hoseok sedang dalam mood tidak ingin bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coup de grâce • KTH
FanficApakah kamu percaya dengan kebahagiaan? Karena aku sudah menganggapnya sebagai kenangan.