22 | Irsya Ketemu

3K 570 78
                                    

Ican ngga bisa menjelaskan bagaimana kronologinya. Karena ini bukanlah acara televisi Indonesia yang penuh dengan drama penggerebekan.

Ini kisah nyata penculikan seorang cucu Ravindra.

Intinya adalah Irsya berhasil ditemukan. Pak Tua brengsek itu berhasil ditangkap. Dan yang terpenting Irsya sekarang baik-baik saja.

Yahh sayang sekali bung, si Abin ngga jadi nganu mas Ican.

Dan sejak awal ditemukan sampai Irsya dibawa pergi pakai mobil polisi, Ican belum sekali pun berhasil ketemu sama Irsya.

Irsya lagi dalam pemeriksaan ketat di rumah sakit. Skrining dan visum seluruh tubuh. Bahkan langsung diarahkan agar konseling dengan psikolog handal untuk mastiin kalau Irsya memang kondisinya baik-baik saja.

Sementara Ican ....

Cuma bisa nunggu di kamar rawat Irsya, bersamaan dengan keluarga Ravindra yang kemarin berangkat naik penerbangan tercepat dari kota asal mereka.

Iya, Irsya; Abin; dan saudara-saudara Ravindra-nya yang lain di sini itu cuma merantau. Biasa lah anak kuliahan.

Irsya di rawat di kamar VVIP, atas permintaan Kakek Ravindra tentu saja. Dan saat ini sedang berada di ruang pemeriksaan. Jadi, yang tinggal di kamar sekarang ini justru Ican, Abin, Hansel, Yogi, Kakek, Mama dan Papa-nya Irsya.

Ican jadi dugun-dugun.

Calon mertua ada di hadapan. Ican kudu eottokhae?!

"Modal apa kamu mau macarin anak saya?"

Mampus Can, modal apa kau? Cinta sama kasih sayang aja mah basi. Ngga hidup ntar anak orang.

"Eung... a-anu om."

"Anu, anu. Ngomong yang bener, laki 'kan kamu?"

—tertyohoq.

Mas Ican dipertanyakan kejantanannya.

Aduh, miris.

"Kamu udah nyakitin anak saya lho. Gara-gara kamu 'kan dia begini sekarang."

"Saya bakalan tanggung jawab Im."

"Oh harus. Kamu pikir saya bakal biarkan kamu ninggalin anak saya setelah apa yang terjadi sekarang, gitu? Saya ngga sejahat itu sama anak sendiri. Kalau anak saya cintanya sama kamu ya saya bisa apa.

Tapi saya ngijinin kamu buat jagain anak saya. Bukan buat nyakitin dia. Sekali saya tau anak saya kamu buat nangis—

—Abin yang bakal habisin kamu."

?????

"Lho kok jadi Abin sih, Yah?"

Kasihan Kak Abin, dia ngga tau apa-apa, dari tadi kerjanya asik nge-game sambil selonjoran di atas ranjang, eh tiba-tiba namanya disebut.

"Ya kan kamu kakak, di sini tuh tugas kamu jagain Irsya, Hansel sama Yogi. Atau mau Ayah laporin sama Papah kamu kalau kamu dan Yogi—"

"Ih jangan! Aduh, kok Ayah mainnya gitu sih. Gak fair ah, curang. Suka ngadu."

"Makanya jaga adek tuh yang bener, jangan malah ditidurin."

Ho ... Ican mengerti sekarang, ternyata asal muasal mulut pedasnya Irsya itu menurun dari sang Papa.

Sementara itu Kak Abin sibuk mendumel. Misuh-misuh ngga jelas gara-gara si Ayah a.k.a Papa-nya Irsya buka kartu dia.

Dihadapan kakek.

Eh?

Dan percakapan Ican bersama Papa Ravindra pun berlanjut. Tidak hanya membahas tentang Ican tapi bahkan membahas keluarga Abraham juga.

Hm ....

Untung Ican pandai bicara. Walaupun beda umur dengan Papa Ravindra, seenggaknya wawasan Ican cukup luas untuk mengikuti alur penbicaraan sehingga ia dan Papa Ravindra bisa sefaham dengan cepat.

Sedangkan Kakek? Ican ngga banyak bercakap sama Kakek karena si Kakek Ravindra ini malah sibuk mukulin Abin.

Sementara Yogi udah diumpetin Hansel dan Mama Ravindra biar ngga ikut kena amukannya Kakek.

.

.

.

Dua hari setelahnya, keluarga Ravindra pulang kembali ke kota tempat tinggal mereka.

Sore itu Ican menghabiskan harinya menemani Irsya. Membicarakan banyak hal yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Termasuk tentang cowok atau Pak Tua itu.

Sebenarnya Irsya sedikit kurang suka membahas hal ini. Tetapi ia sadar bahwa bagi Mas Ican ini adalah hal yang penting. Dan Irsya sangat bersyukur Pak Tua itu belum sempat melakukan apapun kepadanya.

Bagaimana jika apa yang terjadi kepada Mas Ican juga terjadi padanya?

Mungkin Irsya akan memilih untuk ikut bunuh diri bersama Mas Ican setelahnya.

Bagaimana pun kronologinya. Yang terpenting saat ini adalah ia aman dan ia sudah kembali bersama Mas Ican-nya.

"Mas ...."

"Hm? Kenapa sayang?"

"Irsya cinta Mas Ican. Udah itu aja."

".......... Irsya ke kamar yuk."

Dan malam itu resmi menjadi titik awal binalnya seorang Seungmin Irsya Ravindra.

Serta kadar kemesuman oknum Christopher Zichan Abraham yang semakin bertambah setiap harinya.

●●●

ʜᴏᴛʟɪɴᴇ 500-454 ▪ ᴄʜᴀɴᴍɪɴ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang