Surat Terbuka dari Pelukis Cerita

57K 4.2K 726
                                    

Mungkin pembuka saya ini sudah tertulis begitu lama hingga menjadi ucapan yang basi; mungkin pembuka kata ini baru pertama kali dibaca dan singgah di sedikit ruang hati; atau mungkin juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin pembuka saya ini sudah tertulis begitu lama hingga menjadi ucapan yang basi; mungkin pembuka kata ini baru pertama kali dibaca dan singgah di sedikit ruang hati; atau mungkin juga... kalimat di dalam cerita ini sudah lama untuk dinanti.

Maka, untuk kamu yang sedang melihat goresan pena usang ini---entah sengaja atau pun tidak---dengarkan sedikit, ya? Dengarkan bagaimana jari jemari sukma dari tulisan ini ingin sedikit bercerita.

Kepada diriku; teruntuk kamu; dan kita... sepotong rasa yang mungkin pernah terlukis indah di hari lalu, dengarkan ini baik-baik, ya?

Tentang bagaimana manusia-manusia yang sering berenang di kepala saya, tentang empat puluh anak remaja dengan segala bentuk ruang bahagia di memorinya, dan tentu... ini tentang mereka, tentang bagaimana dunia yang sering bercanda pada sekumpulan anak remaja lewat permainan bernama rasa.

Bagi kita... iya, kamu dan saya---yang mungkin kini sedang merasa terjebak dalam sebuah hubungan yang terlalu rumit dan pelik. Yang mungkin berada pada zona di antara mantan; pacaran yang terlalu memaksakan; pun bagian dari rumitnya sebuah perselingkuhan---yang tak pernah direncanakan; atau bahkan masuk ke dalam sebuah kata bernama friendzone dan HTS-an.

Tak apa, Kawan. Tak apa.

Karena mungkin, begitulah seni kehidupan inging bercerita, yang terkadang... rencananya di luar kuasa kita.

Kawan, semoga lewat baiknya waktu, tulisan ini kelak bisa merangkul erat sedih dan patahmu. Mari sama- sama kita rapatkan sedikit barisan dan genggaman. Kita mulai berjalan pelan merakit perasaan untuk merayakan sebuah kehilangan.

Karena sebagian dari kita yang pernah merayakan kehilangan, punya kisah bertualang dalam indahnya merakit perasaan.

Selamat berkawan dengan Merakit Perasaan, ya?

Yang suatu saat saya harap... semesta segera memberi peluknya untuk bisa sama-sama kita dekap.

Ini navaenra dengan empat puluh anak manusianya.

Selamat datang di semesta dari salah satuSekolah Fiksi Navaenra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat datang di semesta dari salah satu
Sekolah Fiksi Navaenra

Selamat datang di semesta dari salah satuSekolah Fiksi Navaenra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merakit PerasaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang