"dua pohon telah tumbuh dan akan semakin tumbuh seiring perjalanan dimensi kehidupan"
----------------------------------------------------
Sehun berjalan masuk ke kelas dia mengajar hari ini, dan sangat kebetulan sekali hari ini memang hari ia mengajar di kelasnya sendiri, yaitu kelas fisika 1, kelas di mana dia menjadi wali kelasnya, kelas dimana dipenuhi anak anak berotak pandai tapi lumayan menyebalkan untuk di atur.
Sehun duduk dengan santai setelah di beri salam oleh anak anak muridnya itu, sehun teringat sesuatu, atas suatu masalah yang melibatkan salah satu murid di kelasnya sendiri, tanpa pikir panjang ia langsung memanggil anak tersebut.
"libra." yang dipanggil hanya diam tak menjawab.
"bapak mau ngomong sama kamu, sini maju ke depan" sehun menyuruh libra untuk maju ke depan, dan libra segera beranjak dari kursinya dan menuju ke meja guru yang ada di depan kelas.
"bapak dengar kamu berkelahi." ujar sehun masih dengan raut wajah santai ke arah libra
"iya" jawab libra dengan anggukan.
"kenapa" tanya sehun tapi seperti tidak sedang bertanya karena sehun sangat santai dalam menghadapi masalah masalah yang muridnya buat.
"karena saya ingin membela hak saya, dimana hak saya tidak seharusnya di ganggu gugat" ujar libra dengan datar.
"siapa" ujar sehun yang bermaksud untuk mengetahui siapa yang berkelahi dengan libra.
Libra tidak menjawab. sungguh ia tidak akan pernah memikirkan bahkan sampai menyebut nama anak yang tidak tahu malu itu.
Libra tidak sudi!
Lalu karena sehun di diamkan oleh libra, sehun melemparkan pertanyaannya ke murid murid kelas yang lainnya.
"ada yang tau, siapa yang berkelahi dengan libra"
"kevin pak" jawab murid murid kelas bersamaan dengan menundukkan kepala karena takut dengan libra. Mereka takut libra akan marah atas perkataan yang mereka ucap tadi, tapi sehun adalah guru mereka, yang harus diberikan jawaban jika ia bertanya.
"kapan" tanya sehun lagi.
"sekitar 4 sampai 5 hari yang lalu" ujar salah satu teman sekelas libra. Dan tentu saja masih menundukkan kepala karena takut untuk bertemu tatap dengan mata libra.
"nak, kamu jangan gegabah dalam mengambil keputusan" ujar sehun kepada libra seraya berdiri dari kursinya dan berdiri di dekat libra.
"saya gak gegabah pak, saya cuma mau hak saya gak di ganggu" ujar libra masih dengan raut wajah yang datar.
"bapak tau, siapa yang gak marah kalau hak kita di ganggu sama orang lain, tapi bapak mau ngingetin kamu, kalo sebelum melakukan sesuatu harus berpikir dengan matang dulu, sampai semuanya benar benar pasti." sehun hanya memberikan sedikit nasehat kepada libra.
Libra diam tidak menjawab.
"bapak tau kamu libra, kamu anak yang pandai, kamu anak yang tidak suka keributan, kamu juga tidak nakal seperti murid lainnya, tapi jika semua hak kamu di ganggu oleh orang lain maka kamu akan menjadi orang yang berbanding terbalik dengan apa yang diri kamu punya." ujar sehun melanjutkan perkataanya.
"bapak dulu pernah muda, sama seperti kamu sama seperti kalian.." ujar sehun ke libra dan semua murid yang ada di kelasnya.
"dari hal itu, bapak belajar banyak, sekarang bapak bukan remaja yang kalau membuat keputusan suka gegabah, bapak sekarang sudah bisa menentukan pilihan bapak sendiri, yang lebih baik dari dulu, maka dari itu bapak hanya berbagi sedikit pengalaman dengan kalian, karena bapak juga pernah seperti kalian semua." ujar sehun lagi
"bapak tau yang saya perbuat tapi bapak gak tau apa yang saya rasakan" sekarang tatapan libra berubah menjadi tajam dan memiliki sejuta arti. Melihat wajah libra yang menatapnya tajam dengan ekspresi datar membuat sehun takut, bohong jika tidak ada yang takut akan tatapan maut dari sang libra!, tatapan libra adalah tatapan yang paling mematikan di dunia.
"setidaknya bapak sudah bertindak untuk kamu nak" ujar sehun sambil menepuk pelan pundak libra.
"saya bukan anak kecil pak, saya bisa memilih bagaimana dan seperti apa yang akan saya lakukan kedepannya, saya bisa saja menjadi anak nakal, tapi saya gak mau ribet ngurusin anak orang, karena ngurusin hidup saya gak akan habis habis nya untuk gak bahagia." ujar libra, walaupun sehun sama sekali tidak mengerti apa yang barusan libra katakan tetap saja sehun mengangguk ke arah libra.
"dan ingat pak, saya gak pernah jadi seorang remaja, dari kecil saya sudah menjadi orang dewasa, saya belajar banyak dari pengalaman hidup saya yang lebih singkat dari bapak, saya selalu berpikir lebih atas tindakan saya! bukan bertindak lebih atas pikiran saya¡." baiklah akhirnya sehun terdiam kali ini libra lah yang menang. Sehun diam sesaat dan memikirkan sesuatu untuk langkah selanjutnya yang akan dia lakukan kepada libra.
"bapak tau kamu gak salah, tapi bapak bakal tetap ngasih kamu hukuman, kamu kepercayaan bapak libra, dan bapak harap hukuman ini bisa menambahkan kepercayaan diri bapak untuk kamu". Libra hanya diam setelah sehun mengatakan hal itu, dia tidak pernah takut akan hukuman yang diberikan oleh siapa pun bahkan sehun sekali pun, karena ia tau jika ada sebab pasti akan ada akibat. Libra akan bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat.
"bapak mau kamu jadi pemeran laki laki di drama tahun ini." ujar sehun dengan suara yang sedikit di pelankan.
"kamu siap? Nerima hukumannya" ujar sehun lagi. Libra hanya bisa menghembuskan nafas lalu mengangguk, ia tidak akan pernah melawan orang yang lebih tua darinya karena libra bukan manusia yang tidak memiliki etika dalam bersikap.
"baiklah bapak ga akan maksa kamu buat nurutin perintah sekaligus hukuman dari bapak ini, masih ada waktu 1 minggu buat kamu menentukan pilihan libra,
Baiklah silahkan duduk kembali" ujar sehun lalu libra pergi ke arah bangku dimana ia duduk.
.
.
.
.
.-terkadang kita tidak harus melawan dan tidak harus menurut, karena situasi tidak selalu benar dan tidak selalu salah-
.
.
.Tbc. Voment semua
KAMU SEDANG MEMBACA
Libra Gemini
Teen Fictiongemini beckerman gadis ceria yang tak pernah mengerti apa itu cinta, faktanya dia tidak pernah mau menerima jika laki laki mengatakan bahwa dirinya cantik. semua berubah ketika ia bertemu dengan seorang laki laki yang dikenal sebagai the most wanted...