Prolog

68 0 0
                                    

Kalverino Kingston, siapa yang tidak mengenal nama itu di Amerika Serikat. Selain merupakan Anak keluarga Kingston yang terkenal dan dihormati sejagat raya, ketampananya dan kesexyanya juga terkenal di kalangan kaum hawa se antero. Pria itu juga di kenal dengan kebangisanya dalam lingkaran hitam. Yah, dia adalah pemimpin dari kelompok Mafia yang paling di takuti di sana. Sipatnya seperti pycopat, saat dirasa ada orang yang membuatnya kesal atau dengan sengaja membuat masalah, mereka akan hancur tanpa jejak. Ditambah dengan nama Keluarganya, tidak ada hukum yang bisa menyentuh KalVerino sedikitpun. Membuat kelompok itu semakin kian membesar tanpa bisa di cegah oleh beberapa pihak yang menentang Kelompok itu. Kelompok mafia terbesar di Amerika Serikat 'Sterben'.

Mata Verino menatap tajam pria bertubuh kecil di depanya, tatapanya sangat tajam membuat tubuh kecil pria yang tengah duduk di depan Verino beberapa kali merinding. Lalu mata tajam Verino kembali melihat kearah kartunya membuat tubuh pria kecil itu kembali bernafas lega, seakan akan baru saja terlepas dari maut.

Lalu bibir tipis pria kecil itu mengembang "Aku menang Mr, kurasa uang ini miliku sekarang!" Ucapnya disertai senyum meremehkan yang membuat Verino menatapnya tajam.

Pria kecil itu baru akan beranjak, tapi langkahnya terhenti saat setelah pria itu merasa ada sebuah benda yang menyentuh rambut belakangnya. Dengan ragu pria kecil itu berbalik, tapi matanya langsung berhadapan dengan moncong pistol membuat matanya seketika membulat.

"Kau pikir bisa pergi semudah itu?, ayo bermain satu kali lagi, atau sebuah peluru akan bersarang di otakmu!"

Pria kecil itu menengguk, ludahnya kelu. Lalu menganggukan kepalanya dengan cepat dan langsung kembali duduk walau tubuhnya masih bergetar hebat. Inilah masalahnya jika ia berurusan dengan orang orang seperti ini, tapi mau bagaimana lagi ia sangat membutuhkan banyak uang sekarang.

Dan gebrakan meja sepertinya menjadi penanda akhir dari duel kartu di atas meja itu. Mata bulat pria kecil itu berkedip kedip menatap penuh binar tumpukan uang yang menjadi taruhan mereka. Mengabaikan tatapan membunuh dari pria di depanya. Mereka sudah bermain sampai sepuluh kali dan selama sepuluh kali itu juga Pria kecil itu menang, membuat pria berekpresi seram di depanya semakin seram saja, walaupun wajah tampan dan sexynya lebih mendominasi.

"Kurasa kau kehabisan uang Mr, bagaimana kalau kita sudahi saja?" Pria kecil itu bertanya dengan nada pelan, mencoba mengakhiri semuanya ini tanpa membuat pria berbahaya di depanya marah.

"Apa kau sedang meremahkanku?, uang yang kau menangkan bahkan tidak secuilpun mempengaruhi kekayaanku"

Sangat arogant, ia ingin memaki pria di depanya ini tapi pria kecil itu masih sangat menyayangi nyawanya. Akhirnya ia hanya tersenyum manis sebagai jawaban "Tentu Mr, aku tidak pernah meragukan kekayaan anggota keluarga Kingston"

"Bagus jika kau masih sadar diri, terlalu bodoh jika kau sombong hanya karena uang kecil di depanmu itu"

Pria kecil itu menganggukan kepalanya berkali kali tanda setuju, berbanding balik dengan mulutnya yang sudah ingin mengeluarkan sumpah serapah pada pria di depanya. Uang kecil? Oh ayolah tumpukan uang di depanya mungkin sudah mencapai 50 juta Dollar dan Mr'Kingston berkata ini kecil? Pria itu mulai penasaran berapa sebenarnya  kisaran maxsimal kekayaan dari setiap anggota keluarga Kingston?.

Tapi pria kecil itu tidak memiliki cukup waktu untuk memikirkan itu sekarang, yang ia harus pastikan sekarang adalah keluar dalan keadaan  tubuh dan kepala utuh.

"Jadi bisakah aku pergi sekarang Mr? Sebentar lagi pagi dan kurasa anda memiliki banyak kesibukan lain di bandingkan meladeni orang tidak penting sepertiku" Cicit pria kecil itu tampak sebisa mungkin menormalkan ucapanya. Sumpah ia hanya takut kalau pria di depanya kembali menodongkan senjatanya seperti tadi.

"Jadi kau benar benar sadar diri jika kau hanya orang yang tidak penting? Baguslah anggap aku sedikit dermawan karena mau membuang buang waktu berhargaku untukmu"

Tolong tahan pria kecil itu yang ingin sekali menjambak pria sombong arogan di depanya. Apalagi saat melihat tatapan pria itu yang terlihat sangat jelas mencoba meremehkanya. Hah, pria di depanya sepertinya lupa siapa yang membuatnya kalah sepuluh babak tanpa menang sekalipun.

"Baiklah kalau begitu saya undur diri dulu Mr'Kalverino. Bisa bermain dengan anda adalah sebuah keberuntungan"

Senyuman tampak terus terpatri saat pria kecil itu berucap, lalu tanganya meraih gepokan uang itu kedalam koper kecil yang memang selalu disediakan pemilik Kasion kelas atas yang tengah mereka tapaki ini. Lalu dengan langkah gemetar pria bertubuh kecil itu berjalan kearah lorong menuju lift, dalam hati ia terus berdoa semoga kali ini Mr'Kalverino benar benar membiarkanya pergi, sayangnya saking terburu buru ia tidak sengaja menginjak sedikit tumpahan air yang terlihat seperti jus di lantai marmer membuat pantatnya hampir mencium kerasnya lantai jika saja tidak ada orang yang menahan pinggang kecilnya.

"Pakai matamu jika berjalan dasar bodoh!"

Itulah yang pria kecil itu dengar sebelum matanya terbuka sempurnah. Dan di depanya Mr'Kalverino tengah menahan tubuhnya dengan mengaitkan tangan kekar pria itu di pinggangnya, membuat tubuh mereka merapat. Dalam hati pria kecil itu menghela nafas lega untung saja ia menggunakan kain untuk meratakan dadanya kalau tidak penyamaranya mungkin sudah terbongkar dan ia akan menjadi mayat mengenaskan sekarang.

Dengan ragu pria kecil itu mendorong tubuh Mr'Kalverino mengangguk singkat sebagai rasa terima kasih sebelum akhirnya berlari dengan tubuh bergetar hebat menahan takut dan juga gelenjar aneh saat tubuh mereka bersentuhan tadi.

Kalverino & AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang