Chapter 1

54 0 0
                                    

Audrey Seila Hemson. Gadis biasa saja yang harus menanggung beban besar di usianya yang baru menginjak 16 Tahun. Ibunya telah tiada sejak ia kecil begitupun ayahnya yang meninggalkan mereka entah kemana semenjak umurnya 10 Tahun. Karena hal itu jugalah Audrey terlihat lebih cepat dewasa dari pada gadis seumuranya. Tubuhnya memang kecil dengan wajah tembem yang menggemaskan tapi pola pikirnya sudah sangat matang dan selalu pintar secara bersamaan.

Selain tanggunan hidupnya sendiri Audrey juga memiliki tanggungan lain yang lebih besar. yaitu adiknya, Laura Seila Hemson, mereka adalah sodara kembar, lahir di hari yang sama hanya berbeda beberapa menit saja bahkan wajahnya sama persis. Tapi Tuhan sepertinya tengah mencoba Audrey di tengah hidupnya yang pelik, Laura memiliki penyakit Leukimia yang membuatnya selalu sakit sakitan hingga akhirnya tubuh lemah Laura selalu berakhir di rumah sakit. Membuat Audrey harus lebih giat lagi mencari uang demi adik kembarnya itu yang ia yakini pasti bisa sembuh.

Masalahnya, Audrey tidak memiliki siapapun lagi selain adiknya itu. Orang yang membuatnya pantang menyerah menjalani kerasnya hidup.

"Bagaimana?" Tanya pria semuranya saat Audrey menaiki Motor yang baru saja terparkir di depan Kasino.

Audrey menunjukan Koper hitam di tanganya diikuti senyuman kemananganya "Tidak ada yang bisa mengalahkan kemampuanku dalam hal ini!"

Pria bernama Kevin itu terkekeh kecil melihat bagaimana sombongnya sahabatnya saat mengakui kemenanganya itu dari kaca sepion Motor sportnya "Aku sangat ingin tau bagaimana ekspresi Mr'Kingston saat tau kebenaran kalau seorang gadis kecil yang mengalahkanya"

Audrey tampak tergelak, lalu cepat cepat menggelengkan kepalanya "Jangan sampai! Aku yakin kepalaku akan bocor jika dia mengetaui aku menipunya!"

Ya, Audrey benar benar bersumpah ini pertama dan terakhir kalinya ia berurusan dengan Mr'Kalverino Kingston itu. Duduk di depanya seperti tadi saja sudah cukup membuat bulu kuduknya merinding saat ekor matanya melihat seberapa menyeramkan dan mendominasinya pria berpakaian Jas hitam kantoran itu. Walaupun Audrey tidak menampik jika ketampanan dan kesexyan Mr'Kalverino sangat memikat matanya untuk selalu mencuri pandang.

"Yap mulai sekarang mending kau tidak usah datang lagi ke Kasino itu, kau tau jika itu keluarga Kingston aku juga tidak mungkin bisa membantumu"

Audrey menganggukan kepalanya mantap. Akan sangat repot jika ia harus berurusan dengan anggota keluara Kingston, mereka adalah orang orang dengan kekayaan dan kebengisan tingkat tinggi, apalagi saat Audrey meningat tatapan haus akan kemenangan yang Audrey bisa lihat dari mata Mr'Kalverino. Audrey yakin jika ia kembali bertemu pria itu, Mr'Kalverino tidak akan melepaskanya dengan mudah.

o0o

Bugh

"Audrey Selia Hamson siapa yang menyuruhmu tidur di kelasku?"

Audrey dengan matanya yang masih mengantuk mengelus elus kepalanya yang baru saja di lempari penghapus papan tulis oleh guru paling killer di Sekolahnya. Salahkan ia yang sangat tidak bisa menahan kantuk gara gara Judi yang baru selesai jam 7 pagi tadi, membuat Audrey tidak bisa tidur dulu lantaran langsung berangkat Sekolah.

"Mungkin Audrey habis begadang sama Om om bu makanya mengantuk di kelas"

Audrey mendelik pada Seira yang hanya menyengir sebari menahan tawa. Oh apa salah Audrey yang memiliki sahabat seperti Seira andai saja bukan sahabat dekatnya sudah ia jambak rambut merah Seira yang sudah seperti kemoceng Sekolah.

Sedangkan Bu Reina hanya menggeeng gelengkan kepalanya merasa prustasi dengan tingkah dua anak cabe di kelasnya ini.

Ya siapa yang tidak mengenal Audrey dan Seira? Ketenaran mereka bahkan mengalahkan Kevin Wilson Most wanted sekolah lantaran ke nakalanya yang selalu membuat guru di Sekolahnya prustasi. Sayangnya senakal apapun kedua gadis yang selalu berganti warna rambut itu para guru juga tidak berani mengeluarkan keduanya. Masalahnya Audrey adalah murid terpintar yang selalu sukses membawa kemenangan di olimpiade Sekolah, sedangkan Seira adalah anak pemilik Sekolah sekaligus Anak sulung kesayangan dari keluarga Kingston yang sangat di kenal.

Mereka cenderung selalu bertingkah seenaknya saat di Sekolah, bahkan terkadang membully para siswa yang mulai berani kepada mereka dengan sipat bossynya, dan yang paling parah sering membolos dan ketauan mabuk mabukan sekaligus meroko di belakang Sekolah.

Seperti saat ini, keduanya baru saja ketauan merokok di toilet sekolah setelah jam istirahat tadi dan untungnya ada seorang guru yang memergoki kelakuan buruk mereka, jika bukan guru tidak ada yang berani mengadua taupun meng intruksi kelakuan mereka.

"Astaga Ibu sangat bosan melihat kalian setiap hari, apalagi rambut kalian yang lebih mirip kemoceng sekolah, Rok kekurangan bahan, baju awut awutan, tau tidak kalian sudah sangat mirip banci banci yang joget di pinggiran jalan!"

Audrey dan Seira sama sama diam apalagi ketika Bu Heyra Guru BK, sudah mengeluarkan ceramahanya yang sepanjang rel kereta dan mulutnya yang membuat hujan air liur. Mereka memang mendengar tapi palingan hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri, seperti kebiasaan mereka dari dulu.

Hingga ucapan Bu Heyra terhenti saat Kepala sekolah membuka pintu Ruang BK, lalu se sosok Pria dengan Jas hitam kantoranya masuk. Sedangkan beberapa orang berbaju hitam sepertinya Bodyguard menunggu di luar ruangan.

Bu Heyra tampak terkejut dan langsung menundukan kepalanya singkat.

Sedangkan Audrey, matanya hampir keluar dengan tubuh yang bergetar apalagi ketika sosok itu menatapnya tajam. Tidak Audrey yakin orang ini tidak akan mengenalinya, mengingat tadi malam Audrey menggunakan wink pendek dan berpenampilan seperti pria.

"Kenapa Kak Veri yang kesini? tumben sekali, biasanyakan K-kak Sehan"

Audrey mengalihkan tatapanya pada Seira jelas sekali ada raut takut dari mata gadis itu. Oh god, lihat ini adiknya saja takut dengan kakaknya apalagi dirinya yang bukan siapa siapa dan pernah menipu pria ini.

"Karena dia sudah frustasi mengurus masalahmu yang terlalu sering, benar benar pembuat masalah!"

Seira tampak menyengir walaupun tubuhnya bergetar hebat. Bagi Seira Sehan kakak tertuanya itu sangat berkebalikan dengan Kakaknya Kalverino. Kalau Sehan walaupun marah atau kesal selalu berucap dengan senyum yang manis. Berbanding balik dengan Kalverino, pria ini bahkan selalu berucap dengan ketus pada anggota keluarganya. Membuatnya kurang dekat dengan Kakak yang satunya ini. Apalagi tatapan tajamnya yang seperti ingin menguliti Seira.

"Dan kau_" Audrey mentap terkejut pada Mr'Kalverino saat pria itu menunjuknya "Berhenti membuat dampak buruk pada Seira, Jika tidak ingin di usir dari Sekolah ini! Sekolah hanya karena beasiswa saja bertingkah, tidak tau malu"

"Kak ini bukan salah Audrey, aku melakukan ini karena keinginan ku sendiri. Sekolah itu sangat membosankan"

Kalverino menatap tajam Seira membuat gadis itu langsung ciut. Sedangkan Audrey yang sudah merasa di rendahkan mendengus tidak percaya. Rasanya rasa takutnya terhadap pria ini menguap begitu saja.

Dengan pipi memerah menahan kesal Audrey berjalan kedepan Kalverino, dan menatapnya tajam. Sedangkan orang orang disana sudah menatapnya was was, mengingat tingkah Audrey kadang tidak terkendali saat ada yang merendahkanya ataupun membuatnya kesal. Contohnya murid yang dia dan Seira bully keseringan siswa yang sudah merendahkanya ataupun membuatnya kesal.

"Dengar Mr'Kalverino yang terhormat, kau tau kenapa aku bertingkah? Itu karena aku pintar hingga bisa mendapatkan beasiswa. Lalu kenapa aku harus tau malu jika aku sendiri sudah berguna untuk Sekolah ini. Aku malah ingin mengatakan mereka yang hanya diam pura - pura belajar, tidak tau malu karena sudah tidak berguna tapi masih ingin terlihat baik dimata orang. Jadi_" Audrey mengedipkan sebelah matanya, menatap Kalverino dengan senyuman manis "Wajar kan bagiku untuk tidak tau malu" Lanjutnya sebelum berlalu begitu saja meninggalkan Ruang Bk. Menyisakan orang orang yang masih terdiam di tempat, begitupun Seira yang bersorak bangga dalam hati kepada Audrey. Untuk pertama kalinya Seira melihat Kakaknya itu kalah dalam berdebat.

Kalverino & AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang