Pertemuan

42 4 1
                                    


"Aileen!!!" panggil seseorang. Yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara. Ia melihat seorang cowok tampan bersorot mata teduh berjalan menghampirinya.

"Bara?"

Cowok bernama bara itu berjalan mendekat ke arah Aileen. Pesonanya sangat kuat, terbukti saat ia berjalan banyak mata yang tertuju padanya dengan tatapan memuja.

Bara termasuk salah satu cowok populer di sekolah. Selain karena tampangnya yang memang di atas rata-rata, ia juga berprestasi. Ia selalu mewakili sekolah untuk kejuaraan dalam bidang beladiri karate.

Ia juga ramah kepada siapapun. Jadi banyak sekali yang mengidolakannya. Dan selalu menjadi anak kesayangan para guru. Tapi siapa sangka, Aileen sudah menolaknya sebanyak 4 kali.

"Eh, Bara?"

"Kamu kenapa?" tanya Bara yang lalu ikut berjongkok memunguti pecahan piring.

"Tadi nubruk orang, dia jatoh jadi piringnya pecah semua." jawab Kia.

"Eh, Bara nggak usah. Biar gue aja sama Kia yang beresin,"

"Udah gapapa. Kan kamu pernah bilang, sesama manusia harus saling tolong menolong,"

Cewek cantik itu terdiam sejenak, "i, iya juga sih," gumamnya

"Tapi nggak usah, ini tanggung jawab gue," Aileen tetap bersikeras tidak ingin dibantu.

Bara hanya tersenyum dan menghiraukan tolakan Aileen.

Kia yang mengerti situasi pun menyenggol pelan sahabatnya itu. Aileen sadar, ia menghela nafas pelan.

"Yaudah deh terserah," kata Aileen akhirnya.

"Kia, lo tunggu sini, gue mau bayar dulu sekalian minta maaf ke mang idris,"

Kia mengangguk.

Aileen berjalan menuju tempat dimana mang idris berjualan, yang diikuti oleh Bara.

"Mang, saya mau minta maaf. Piringnya pecah semua. Maaf banget mang. Saya bener-bener nggak sengaja, tadi saya jalannya nggak hati-hati." kata Aileen dengan tatapan penuh penyesalan dan rasa bersalah.

"Ya mau gimana lagi neng, udah terlanjur. Yaudah mang maafin, soalnya neng langganan mamang dari dulu,"

"Nggak bisa gitu dong mang, saya harus ganti rugi. mang mau saya ganti pake uang? Apa mau saya bawain piring dari rumah?"

Lelaki paruh baya itu terkekeh mendengar perkataan Aileen.

"Gapapa neng Ai, yang penting mah batagornya di bayar," jawabnya sambil tertawa.

Aileen diam sesaat untuk mencerna perkataan mang Idris, lalu ia pun ikut tertawa.

"Bonus buat eneng piring pecahnya,"

"Bener nih mang gapapa?"

"Iya neng gapapa, santai aja sama mamang. Kaya ama siapa aja sih neng,"

Aileen menghela nafas lega. Saat ia mau mengambil uang didompet, bara yang sedari tadi berdiri di sampingnya sudah mengeluarkan uang 50.000 dan menyodorkannta ke Mang Idris.

"Ini buat ganti rugi Aileen sama bayar batagornya mang. Kembaliannya ambil aja," kata cowok bersorot mata teduh itu.

"Lah, kok lo yang bayar?" tanya Aileen heran. Sebenarnya dia tidak mau apabila Bara ikut campur bahkan sampai membayar semuanya untuk dirinya. Tapi uangnya sudah dipegang oleh mang Idris, Aileen tidak berani meminta bahkan mengambilnya begitu saja, karena tidak sopan.

"Gapapa jang, piringnya mah nggak usah digantiin,"

Bara tersenyum, "udah mang, lagian ini juga salah saya."

ReturN [HIATUS]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang