Tragedi Kantin

56 7 6
                                    

Suara bel istirahat sekolah yang sangat ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi nyaring. Siswa dan siswi pun berhamburan keluar kelas, ada juga yang memilih untuk menetap di kelas.

Dan dalam sekejap, lapangan sudah dipenuhi oleh anak laki-laki yang sedang bermain bola. Koridor pun sudah penuh sesak oleh suara-suara tawa, celotehan yang terdengar nyaring, bahkan teriakan yang memekakkan telinga.

"Aileen, lo mau ke kantin mana?" tanya Kia, teman sebangku Aileen sambil merapikan buku-buku di meja.

"Gue lagi pengen batagornya Mang Idris nih, lo mau?"

Kia mengangguk, "berarti kantin dua ya?"

"Iyaps,"

Mereka pun beranjak dari kelas menuju ke kantin dua yang ada di belakang sekolah. Saat mereka berjalan di sepanjang koridor tak henti-hentinya orang yang menyapa Aileen dan Kia.

Aileen, adalah mantan anggota cheerleaders yang terkenal humble kepada siapapun. Dan dia juga cantik.

"Nggak kerasa ya, kita udah kelas tiga, bentar lagi lulus. Gue jamin, lo nanti di kampus pasti bakalan terkenal juga," kata Kia sambil mencolek-colek pipi sahabatnya itu.

"Apaan sih Kia, emang lo kira gue artis apa pake terkenal?"

"Bukan artis, tapi primadona sekolah,"

"Ih apaan sih surti," sungut Aileen kesal sambil mengejar Kia yang sudah kabur duluan.

Aileen memang tidak suka apabila digoda atau disebut primadona, karena menurutnya sangat berlebihan. Semua siswa di sekolah sama saja baginya, sama-sama pelajar.

Sesampainya di kantin, mereka berdua langsung mencari tempat duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di kantin, mereka berdua langsung mencari tempat duduk. Kantin lumayan lengang, karena kantin dua lebih jarang pengunjung, tidak seramai kantin utama yang menjadi tujuan semua murid.

"Lo duduk sini, gue yang pesenin." Kata Aileen yang langsung nyelonong ke tukang batagor langganannya.

"Eh, neng Ai. Damang neng?" sapa Mang Idris. Mang batagor yang satu ini memang punya panggilan khusus ke Aileen.

"Sehat kok mang, kaya udah lama nggak ketemu aja sih mang."

"Emang iya neng, udah dua hari mamang nggak lihat eneng,"

Cewek cantik berhidung mancung itu tertawa geli mendengar gombalan Mang Idris.

"Bisa aja sih mang. Saya pesen kaya biasanya aja ya,"

"Siap neng. Neng duduk aja nanti mang anterin,"

"Nggak usah mang, saya bawa sendiri aja,"

"Oke deh,"

Pesanan Aileen pun selesai, dan ia akan membawanya ke meja. Saat dipertengahan jalan, ada seseorang yang memanggil Aileen, lalu ia menoleh ke sumber suara.

Tiba-tiba, Piring yang dibawanya jatuh, dan batagor yang ia pesan sudah berserakan di lantai, yang membuatnya malu adalah saat semua mata tertuju padanya.

"Aduh, bego banget sih." Rutuk Aileen kepada dirinya sendiri.

Saat ia jongkok untuk membersihkan pecahan piring dan batagor yang sudah berceceran kemana-mana, ia baru menyadari ada seseorang yang sedang berdiri di hadapannya. Saat ia mendongak, ia melihat baju cowok di hadapannya itu kotor terkena bumbu batagor.

"Aduh, ya ampun. Maaf banget ya. Gue bener-bener nggak sengaja." kata Aileen panik, tangannya menggapai tisu di meja yang terjangkau olehnya. Lalu buru-buru membersihkan baju cowok itu.

Aaron Aldric Prasaja
Name tag yang tertera di baju cowok tersebut.

Alih-alih menghargai Aileen yang sudah berusaha membersihkan bajunya dan meminta maaf. Aaron malah menepis kasar tangan Aileen dan menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin.

"Nggak perlu!" nada bicara Aaron sangat datar tapi menusuk.

Aileen mengernyit heran. Karena cowok di hadapannya ini kasar sekali.

"Kok lo kasar sih?" Cewek cantik berhidung mancung itu mulai geram, nada bicaranya meninggi. Sedangkan Aaron hanya diam saja dan terus menatap Aileen.

"Kan gue nggak sengaja, gua juga udah minta maaf,"

"Gue nggak minta lo buat minta maaf," lagi-lagi nada bicaranya sangat datar.

"Ih, kok ngeselin banget sih jadi orang. Orang bukan sih?"

Aaron mengangkat salah satu alisnya, lalu tersenyum sinis.

Aaron terlalu malas untuk ribut, ia pun berjalan melewati Aileen begitu saja. Tapi, pada langkahnya yang ketiga ia berhenti.

"Jalan itu pake kaki, tapi matanya juga dipake. Nggak berfungsi?" setelah berkata seperti itu, dia pun berlalu meninggalkan Aileen begitu saja.

Aileen menggeram kesal, "dasar aneh!!!" teriak Aileen melampiaskan amarahnya.

Kia yang sedari tadi memperhatikan keduanya segera menghampiri Aileen.

"Lo kenapa len?" tanya Kia sambil membantu memunguti pecahan piring.

"Nggak sengaja nabrak orang. Eh, orang bukan sih?"

"Tapi kok tadi malah lo yang marah-marah?"

Aileen mendecak,"ngeselin anaknya."

"Tadi bajunya kotor lho kena bumbu batagor,"

"Iya gue juga tau."

"Berarti lo harus minta maaf,"

"Udah kok tadi," jawab Aileen kesal.

"Tapi kan tadi lo nya sewot, galak banget,"

Aileen mendecak, "yaudah iya-iya, ntar kalo ketemu gue minta maaf lagi."

"Aileen!!!" panggil seseorang. Yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara. Ia melihat seorang cowok tampan bersorot mata teduh berjalan menghampirinya.

"Bara?"

_to be continued_


SELAMAT MEMBACA 💜
Vote dan Komennya ya teman-teman.
UP setiap malam kok.



ReturN [HIATUS]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang