9.

312 50 2
                                    

Jooheon terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di kepala dan sekujur tubuhnya. Dia juga merasa dingin padahal suhu tubuhnya sangat tinggi.

"Ah, sial." Lirih Jooheon sambil berusaha menahan sakit.

Dengan susah payah, Jooheon mencari obat yang ia simpan di nakas di samping tempat tidurnya dan beruntung masih ada obat penurun demam disana.

Jooheon langsung saja meminumnya tidak peduli jika dia belum makan apapun. Jooheon hanya ingin demamnya cepat turun.

Dan tak lama setelahnya, Jooheon kembali tertidur meringkuk dengan selimut yang membungkus tubuhnya dengan rapat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Changkyun menggigiti kukunya dengan cemas. Dari semalam, Jooheon sama sekali belum memberinya kabar dan ini sudah menginjak siang hari.

"Apa dia lupa?" Gumam Changkyun.

"Atau..." Changkyun membulatkan matanya. "Terjadi sesuatu padanya??" Ucapnya pada dirinya sendiri.

Changkyun kembali menggigiti kukunya sembari menimbang-nimbang apakah ia harus menghubungi Jooheon atau tidak.

"Aish! Tidak usah telpon!"

Changkyun langsung menyambar mantel, dompet dan juga ponselnya dan segera melesat menuju flat milik Jooheon.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Changkyun menggerutu kesal sedangkan Jooheon hanya tersenyum tanpa rasa bersalah. 

"Kau benar-benar keterlaluan Lee Jooheon-ssi."

Tentu saja, Changkyun marah. Bukan kepada Jooheon tapi kepada dirinya sendiri yang meninggalkan Jooheon dan pulang bersama Jaehyun kemarin.

"Maaf."

"Lalu kenapa tidak mengabariku? Setidaknya telpon aku jika kau sedang sakit."

Jooheon lagi-lagi tersenyum. "Maaf. Tadi pagi aku bangun hanya untuk minum obat kemudian kembali tidur dan tiba-tiba kau sudah ada disini."

Changkyun memajukan bibirnya. "Jadi kau meminum obat tanpa makan lebih dulu?"

Jooheon hanya mengangguk dengan polosnya.

"Astaga, Lee Jooheon! Apa kau tidak tahu bahwa minum obat dengan perut kosong bisa menyebabkan lambung sakit??"

"Aku tahu, hanya saja kepala dan seluruh tubuhku sangat sakit tadi pagi hingga tidak bisa bangun." Jawab Jooheon yang membuat Changkyun semakin merasa bersalah.

"Maaf." Kata Changkyun sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa minta maaf?"

"Kau sedang sakit dan aku malah mengomel panjang lebar di depanmu."

Jooheon hampir saja tertawa jika tidak ingat bahwa tubuhnya terasa sangat lemas sekarang. "Tidak masalah Kyun.  Aku senang mendengar omelanmu. Itu tandanya kau peduli padaku."

Changkyun mengangkat wajahnya dan menatap Jooheon yang tersenyum lembut ke arahnya. Dipandanginya bibir Jooheon yang terlihat pucat itu. "Kau pucat sekali."

Jooheon tidak menduga saat tiba-tiba Changkyun mengusap keringat yang membanjiri keningnya dengan punggung tangannya dengan lembut. Pemuda manis itu bahkan tidak repot-repot menggunakan sapu tangan.

The Vow (JooKyun)Where stories live. Discover now