HARI YANG ANEH pt.2

55 5 2
                                    

*DiRuang Konseling

"Lyno Azkiel..." Bang Zen duduk didepan ku dengan tatapan yang kurang menyenangkan.

"BOCAH NOLEP yang satu ini susah amat dibilangin_-!1!1" lanjutnya.

"T-Tapi Bang..."

"Tapi apa?!! Bukannya Abang udah bilang kalo kamu harus cepat tidur! Paling lambat jam 11! Trus kenapa kamu masih bandel tidur jam 3?!! Jadi telat lagi kan! Kita udah bahas ini berkali-kali lho"

"Lyno tidur jam 3 soalnya...."

"Apa_-?!"

"Steam lagi diskon besar-besaran Bang, Lyno gak mau ngelewatin kesempatan emas yang terjadi sekali dalam setahun. No Gem No Lep '-'👍🏻" Jawabku.

"....."

"Apa'-'??"

*Sfx: Omaewa mo shindeiru!1!1!
(Seketika mata Bang Zen mengeluarkan cahaya merah berkilau)

Aku merasakan aura yang tiba-tiba berubah di Ruangan itu. Bang Zen langsung berdiri dan mendekati ku. Seketika hawa menjadi dingin. Oh God, there's no way out for me. Siapapun tolong hapus History browser di komputerku, kalau bisa buang Hardisk nya sekalian :'3
Dan satu hal yang ingin ku katakan kepada kalian, Aku menyayangi kalian semua :')

LoveReads ®

*Censored scene* (Karena mengandung unsur kekerasan yang tidak dapat dijelaskan secara logika maupun jiwa dan raga :v)

LoveReads ®

"Hanya demi sebuah game kamu ampe begadang gitu?? R U try to fckin kidding me, huh?!! Belajar nggak, nge game iya_- mau jadi apa kamu nanti?!!" Ucap Bang Zen memarahi ku.

"Bang... Lyno udah gede!! Bukan anak kecil lagi! Serah Lyno dong mau ngapain! Mau tidur larut malam kek, gk tidur sama sekali kek, itu terserah Lyno!! Abang gak usah merintah Lyno kayak Lyno masih kecil!! I'm not your little boy anymore!!!" Bentakku meninggalkannya keluar ruang konseling.

"Lyno!!" Aku mengabaikan panggilan Bang Zen.

Tak kusangka perdebatan ku dengan Bang Zen didengar oleh guru-guru dan beberapa siswa yang berada didekat ruang konseling. Guru-guru dan siswa yang lain menatapku seolah-olah Aku adalah anak yang bermasalah. They don't know what i feel! Aku berjalan menuju bangku taman seolah tidak terjadi apa-apa dan mencoba memikirkan apa yang barusan Aku katakan kepada Bang Zen. Mungkin Aku harus segera minta maaf karena kata-kata ku yang kasar. Yahh, memang Aku harus meminta maaf tapi apakah Bang Zen segera memaafkan ku?? Sudahlah, yang penting minta maaf dulu.

Aku pun bangkit dan kembali menuju ruang konseling untuk meminta maaf kepada Bang Zen.

*Kringgg!!!! -bunyi bel istirahat sekolah, kurasa?-

*Kringgg!!!! -bunyi bel istirahat sekolah, kurasa?-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang