Sial
Navio hastarie, atau gadis yang kerap disapa vio tengah menancap pedal gas mobilnya dengan cepat. Ia tidak mau tertinggal akan mata kuliahnya, karena ulah mamanya yang terus terusan membicarakan perjodohan tidak jelas itu tadi pagi.
Drtt..
"Lagi buru-buru gini siapa sih yang nelfon," decak vio.
Vio mencoba merogoh handphone yang ada di dalam tasnya, namun nihil ponsel itu terjatuh. Tangan vio terulur mencoba mengambil ponselnya yang jatuh, namun dia tak sadar ada mobil berlawanan yang hendak ia tabrak. Vio mencoba membanting stirnya, dan terdengar decitan ban mobilnya dengan aspal.
"Sial!!argh", pekik vio.
Tok..tok..
"Mbak gapapa kan mbak?", samar samar vio mendengar suara orang orang dan tak lama dia masuk kedalam kegelapan.
...
Samar - samar vio membuka matanya, dan sontak tercium aroma obat obat rumah sakit.
"vio..vio sayang gapapa?", vio belum sempat menjawab karena rasa pening di kepalanya.
"vio dimana? aduh..", ringisnya memegang kepalanya yang sakit.
"sayang gapapa nak..", tanya wanita paruh baya tersebut.
"mama", vio langsung memeluk wanita paruh baya yang tak lain ibunya tersebut.
"sudah berapa kali mama katakan, kalo nyetir itu hati-hati vio, jangan suka kekebutan gak jelas, kenapa susah dibilangin sih vi?" cerocos mamanya.
"duh mah, anaknya baru aja sadar udah bawel aja males," sanggah vio.
"untung aja ada pria ganteng yang bawa kamu ke rumah sakit ini, kalo gak gimana nasib kamu", cerocosnya kembali.
"pria ganteng? maksud mama siapa?", kepo vio.
"mama gak tau, kata dokter tadi dia datang lalu ngobrol sama papa kamu", jawab nana.
"papa kesini ma?", tanya vio.
"Iyah tadi udah kembali ke kantor lagi soalnya lagi ada kelayen penting", sontak vio pun hanya ber-oh ria.
..
Dua hari di rumah sakit, vio sudah tidak betah dan secepatnya dia ingin pulang.
"mama vio udah gak betah aslian deh", rengek vio.
"yaampun vio baru juga dua hari, harus betah dulu aslian deh", canda mamanya.
"Ih mama malah gitu, vio dah sembuh kok vio mau cepet ngampus, mobil vio gimana?".
"Vio sayang kamu harus bedreast dulu, kasian tubuh kamu masih lunglai gitu, gak usah fikirin mobil kamu udah di bawa ke bengkel sama pak maman".
"Yaelah ma udah sembuh gini".
"Ampun ni amak kalo dika..", ucapan nana terpotong karena ada ketukan pintu dari luar.
tok..tok..
"Permisi bu, ini ada titipan bunga untuk mba navio".
"Oh terimakasih mba".
"Siapa mwahh?", tanya vio sembari mengunyah apel yang telah di potong mamanya.
"Kebiasaan kalo makan gak boleh sambil ngomong nanti keselek vi".
"Nggak puapua mwah vio udah bi..uhuk.uhuk..",
"aduh mah air air", lanjut vio kembali.
"Makannya vio dibilangin sama orang tua itu harus di denger bukan disanggah terus", tegas mamanya sembari menyodorkan segelas air putih ke tangan vio.
"Iyah mama nanaku sayang, eh bentar ciee mama dapet kiriman bunga dari papa ya?", tebak vio sembari mencie-mie mamanya.
"Idih, mama gak tau katanya bunga ini buat kamu vio".
"Bunga dari siapa coba, orang vio gak punya pacar mama ngaco nih", sanggah vio.
"Beneran vio, tadi mba mbanya bilang bunga ini buat kamu".
Bunga???
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Ceo - TPC
RomanceNavio hastarie mau tidak mau harus menerima perjodohan dengan seorang laki laki yang sama sekali tidak ia kenal. Dia terpaksa menerima lamaran tersebut karena pesan wasiat kakeknya dulu. Gio yang tak tain pria yang dijodohkannya berhasil membuat vio...