Fireworks, ice cream and us.
Senja sudah menyambut hari Sabtu yang cerah. Menyisakan warna jingganya di atas langit sana dengan begitu indah. Reruntuhan dedaunan dari pohon khas musim gugur pun ikut serta dalam menghiasi pinggir jalanan kota Melbourne.
Pria berkepala dua itu berjalan dengan langkah lebarnya menuju rumah orang asing untuk menjemput temannya. Ia terpaksa membohongi sang ketua perusahaan dengan beralasan izin pulang karena tidak enak badan. Tapi nyatanya ia menjemput Chaeyoung yang sedang bertempatan di rumah temannya yang laki-laki.
Tentu Seokjin tidak terima itu. Sebagai seorang teman, seharusnya Seokjin menjaga Chaeyoung dalam hal apapun, mengingat sang gadis masih mempunyai rasa trauma terhadap orang lain terutama laki-laki. Ini tidak bisa dibiarkan. Batinnya kesal.
Seokjin berjalan sambil melirik ponselnya. Tanda biru dalam maps sudah sangat dekat, itu artinya tidak butuh waktu lama lagi untuk sampai ke tujuan.
Ting!
You have a new message
💬From : Rosé Park
Tenang saja, dia baik dan tidak akan melakukan apa-apa kepadaku. Kami sudah mengenali satu sama lain selama lima bulan"Cih," Bola mata Seokjin memutar malas setelah membaca pesan dari Chaeyoung. Padahal dia mengirimi pesan sekitar 8 menit yang lalu, mengapa baru di balas?
Tidak berniat untuk membalasnya, Seokjin lebih fokus dengan nomor rumah yang dicari. "58...58....58..mana ya..." Gumamnya.
"Ah! Ini dia!"
Akhirnya perjuangannya menjemput Chaeyoung berakhir sampai disini juga. Rumah yang terlihat kecil dan bernuansa klasik tanpa pagar pembatas sungguh menarik perhatiannya. Rumah bercat putih bersih beserta beberapa tanaman di tangga kecil untuk masuk ke pintu utama membuat Seokjin salut karena jarang ada lelaki yang menempati rumah rapih seperti ini.
Jari telunjuknya menekan bulatan tombol bel yang menghasilkan suara begitu nyaring.
Sembari menunggu disambut oleh pemilik rumah, Seokjin melihat sekelikingnya yang dapat menarik atensinya. Ia masih dikejutkan oleh bunga-bunga yang tertata rapih di setiap sudut halaman rumah.
"Yes sir? Can I help you?"
Sebuah suara cukup berat dan menyeramkan membuat pria bermarga Kim itu menoleh ke sumber suara. Mendapati seseorang yang tinggi sepadan dengannya, hanya saja orang itu terlihat lebih besar karena otot lengannya yang terlihat besar dan begitu atletis.
Seokjin berdeham sebelum berbicara, "Dimana Rosé?"
"Rosé? Maksudmu, Roséanne Park?"
"Ya, dimana dia?"
"Oh, sedang ada di dalam bersamaku. Kami sedang bersenang-senang."
Terkejut. Geram. Marah. Mungkin ketiga itu yang mewakili perasaan Seokjin sekarang. Tetapi pria itu dapat menyembunyikannya dengan baik sehingga ia terlihat lebih cuek dan acuh. Seokjin tidak ingin membuat keributan di sore hari begini.
YOU ARE READING
autumnal🍁 || jinrosé
Fanfiction[ slow update ] he fell in love with my flowers but not my roots, so when autumn arrived he didn't know what to do. but you does and you know what to do. and you heal me with those magical things you've done to me. ⚠Bahasa Indonesia...