5. in pain

221 33 10
                                    

Never felt like this before, are we friends or are we more?

-Change My Mind
by One Direction

Bagaikan petir yang menyambar tubuhnya, Chaeyoung merasakan kesakitan yang begitu dalam setelah melihat postingan Seokjin di Instagram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaikan petir yang menyambar tubuhnya, Chaeyoung merasakan kesakitan yang begitu dalam setelah melihat postingan Seokjin di Instagram.

Mood nya tidak jelas seketika.

"Haha, ternyata selama ini aku yang begitu banyak berharap padanya."

Chaeyoung tidak tahu bahwa selama ini Seokjin sudah memiliki kekasih. Bahkan menurutnya kekasihnya itu jauh lebih cantik darinya.

Tidak ingin berkalut dalam kesedihan, Chaeyoung berusaha menghibur dirinya dengan pergi ke kafe langganan yang biasa dulu ia datangi.

Jungkook is calling...

Answer | Decline

"Halo? Ada apa Jungkook?"

"Halo Chaeyoung! Aku Hayeon! Kau hari ini free tidak? Aku dan Jungkook akan menjemputmu-"

"Maaf, aku sedang sibuk. Jika ingin hangout bareng, lain kali saja ya."

Telepon dimatikan oleh pihak Chaeyoung begitu saja tanpa mendengarkan balasan penelepon.

Chaeyoung kembali memasukkan benda canggih itu ke dalam tas selempangnya.

Perempuan berambut panjang tersebut melangkahkan kaki panjangnya keluar dari rumah sederhananya. Tadinya, Chaeyoung ingin pergi ke pub, tapi bukankah itu terlalu awal untuk datang ke pub? Waktu baru saja menunjukkan pukul empat sore.

Baru saja Chaeyoung melangkah ke-11 kalinya, tiba-tiba seseorang memanggilnya dan Chaeyoung kenal betul dengan suara ini.

"Park Chaeyoung!"

Shit.

Ia berlari, lagi. Menghindari orang suruhan itu. Untungnya hanya satu orang, jika dua orang mungkin Chaeyoung sudah pasrah.

Napas Chaeyoung terengah-engah, tapi si brengsek itu masih kuat mengejarnya dari kejauhan sambil berteriak nama Chaeyoung.

Disana, sekitar lima puluh meter lagi ada sebuah gang kecil yang masih melekat di ingatan Chaeyoung. Gang kecil dimana ia diselamatkan oleh Seokjin dan bertemu dengan pria tampan itu pertama kalinya. Mengngingat hal itu membuat Chaeyoung mencoba berlari lebih kencang dari sebelumnya. Untungnya ia pake sneakers.

"Chaeyoung-ah! Ku mohon berhenti! Aku janji tidak akan membawamu ke Tuan Kim, tapi kau harus mendengarkan ceritaku dulu!"

Pembual, aku tidak akan pernah percaya pada orang suruhan sepertimu. Batinnya.

Brak!

Tubuh Chaeyoung terjatuh dengan posisi sikut lengan menahannya, membuat sikunya tergores aspal dan mengeluarkan cairan merah. Perempuan berambut panjang itu meringis kesakitan.

"Sorry, I can't see you. are you okay?"

Sebuah uluran tangan menghampirinya, tapi hal itu langsung ditepis oleh Chaeyoung karena pesuruh itu berlari semakin dekat ke arahnya. Chaeyoung seketika berdiri tanpa menatap seseorang yang menabraknya. "I'm okay." Katanya tergesa-gesa.

"Let me help you. You need to go to hospital." Ia menahan lengan Chaeyoung, berniat membawanya ke rumah sakit untuk mengobati lukanya.

Brak!!!

Sebuah kecelakaan yang tidak jauh dari mereka kini mengundang perhatiannya. Mobil van berwarna hitam itu ternyata menabrak seorang pesuruh yang mengejar Chaeyoung tadi.

"Ini semua salahku."

🍁

🍁

Dalam dinginnya lorong dekat ruang UGD membuat Chaeyoung menyembunyikan jari-jarinya ke dalam baju lengan panjang yang dipakainya. Pikirannya kini selalu dihantui hal negatif sehingga dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih.

Orang pesuruh itu tertabrak dengan luka yang cukup parah di bagian badan kanannya. Jika keadaan sudah seperti itu, tentu siapa yang tidak khawatir? Bahkan kondisinya cukup menyeramkan bagi Chaeyoung yang akan takut dengan darah.

"Kau tidak salah. Bukankah ini sudah menjadi takdirnya? Lagian, jika kau membencinya, mengapa kau terlihat khawatir ketika ia tertabrak?"

Pria itu—Mr.Park, pria yang menabrak Chaeyoung tadi hadir disini karena masih diselimuti rasa bersalah dan ingin tanggung jawab terhadapnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau bahkan tidak mengenaliku dan orang itu. Dan meskipun aku membencinya, aku juga masih memiliki perasaan tau." Ujar Chaeyoung ketus.

"Aku mengikutimu karena ingin bertanggung jawab atas kesalahanku."

Chaeyoung mengerutkan keningnya tidak mengerti. Beberapa kemudian, pria itu menunjuk luka sikut Chaeyoung yang belum diobati.

"Oh, sudah ku bilang, aku tidak apa-apa dan luka ini bisa ku obati sendiri. Kau boleh pulang."

"Tidak mau."

"Pulang."

"Tidak mau."

"Ish, kenapa keras kepala sekali sih?"

"Karena aku ingin mengobatinya," Pria itu bersikeras ingin mengobati luka Chaeyoung. Ia berdiri, kemudian mengajak Chaeyoung keluar dari lorong ini. "Sini ikut aku." Lanjutnya dengan nada yang meyakinkan.

"Tidak mau!"

"Nanti infeksi, sikumu jadi jelek karena ada luka dan para pria tidak akan menyukainya. Apalagi gebetanmu. Kau pasti punya gebetan."

"Bicara apa sih?"

Dan tak lama kemudian tubuh Chaeyoung ambruk ke lantai. Pandangannya buram sececah lalu menjadi gelap. Samar-samar ia mendengar sebuah kalimat yang keluar dari mulut pria itu.

"Maafkan aku, tapi aku turut bersedih dengan sahabatku. Ia hanya ingin kau kembali, Park Chaeyoung."

🍁 tbc 🍁

cie akhirnya aku update lagi><


autumnal🍁 || jinroséWhere stories live. Discover now