Lagi Malas Sholat

129 13 7
                                    

Suatu sore Zaki diboyong ke ujung pantri kantor oleh Ma'in, teman office boy, ia ingin bertanya sesuatu.

"Mas Zaki, saya itu kepengen bisa kaya Mas Zaki, sholatnya enggak pernah tinggal, gimana ya caranya?" Tanya Ma' in.

Zaki sebenarnya sibuk tapi ia tahu, saat ada yang mengajak bicara empat mata biasanya akan bertanya-tanya hal yang menyangkut agama, padahal dia bukan ustad. Zaki mengambil kursi dan duduk, Ma' in mengikutinya. "Aamiiiin, mudah-mudahan gue emang kaya gitu dan mudah-mudahan bisa gue jawab dengan petunjuk Allah. Sebelumnya gue mau nanya, Mas Ma'in kan jagoan futsal nih di kantor kita, enggak cuma jago, bahkan fisik Mas Ma'in juga luar biasa, bisa main dua bahkan mungkin empat jam non stop, padahal siangnya udah capek kerja, apa dari lahir udah begitu?" Tanya Zaki.

"Hahaha, ada-ada aja, emangnya saya lahir dilapangan futsal? Ya enggak lah." Jawab Ma' in.

"Terus gimana caranya?" Tanya Zaki.

"Saya dari kecil emang suka main bola, mulai dari jaman main di lapangan sampe jaman futsal, saya rutin main bola, seminggu bisa dua sampe tiga kali, kecuali emang lagi bener-bener enggak bisa dateng." Jawab Ma' in.

"Kalo enggak main bola seminggu aja, kira-kira gimana rasanya?" Tanya Zaki.

"Waduh badan kayaknya jadi lemes terus jadi enggak semangat, kayak ada yang kurang deh, pasti saya sempet-sempetin deh."

"Nah, Mas Ma'in udah ngejawabnya pertanyaan sendiri kok." Ujar Zaki.

"Maksudnya gimana, Mas?" Tanya Ma' in sambil menggaruk-garuk kepala.

"Mungkin jawabannya sama, kalo mau enteng ngejalanin sesuatu itu harus suka dulu, setelah itu juga harus maksa lakuin rutin, gitu kan tadi bilangnya?" Tanya Zaki.

"Bener juga, tapi kalo main bola saya kan emang suka, kalo sholat gimana caranya supaya suka?" Tanya Ma' in bingung.

"Gue juga sebenarnya pengen kaya Mas Ma' in, gimana ya supaya bisa rutin olah raga, mau main futsal, tapi gue enggak suka?" Tanya Zaki.

"Gimana mau tau suka apa enggak? Diajakin bilangnya sibuk melulu, cobain dulu Mas Zaki, awalnya emang biasanya nafas ngap, makanya main lima menit aja dulu tapi rutin, lama-lama bisa main penuh, anak-anak kantor yang baru nyoba biasanya gitu, nah mereka yang enggak nyerah akhirnya jadi suka." Jawab Ma' in.

"Wah iya juga ya. tapi males ah main futsal, takut buang waktu, pulang kerja harusnya bisa istirahat, malah ke lapangan." Ujar Zaki.

"Yah, liat manfaatnya, Mas Zaki. Tuh liat, saya kan jarang sakit, pasti karena rutin olah raga." Kata Ma' in jadi bersemangat mengajak Zaki ikutan futsal.

"Olah raga emang harus ke lapangan ya? Di rumah juga bisa." Jawab Zaki.

"Wah beda Mas, kalo di rumah capek dikit langsung berhenti, terus banyak hal yang ganggu fokus, ada film bagus di TV bisa bikin enggak jadi olah raga. Tapi kalo di lapangan banyak teman yang ngomporin, atmosfirnya lapangan bikin kita semangat, terus di lapangan kan enggak cuma main bola doang, biasanya kan kita pas sedang menunggu juga suka ngobrol-ngobrol masalah bola, jadi suasananya bola banget deh." Papar Ma' in.

"Wah enggak kepikiran tuh gue. Jadi pengen ikut nih. Tapi ngomong-ngomong, jangan-jangan supaya kita suka sholat juga sama caranya dengan omongan Mas Ma' in. Pertama harus tahu alesan kenapa kita harus sholat, terus ngumpul sama orang-orang yang suka sholat di tempat mereka, yaitu masjid. Kita harus nyoba dulu, kalo belum bisa jalanin yang sunah-sunah, paksain jalanin yang wajib aja dulu tapi rutin. Kalo enggak nyerah Insya Allah lama-lama bisa suka. Wah Mas Ma' in nanya tapi udah punya jawaban sendiri ternyata."

"Wah saya juga enggak kepikiran Mas Zaki. Ngomong-ngomong manfaat sholat emangnya apa sih?" Tanya Ma'in.

"Kayaknya banyak ya Mas, tapi sejujurnya gue agak susah ngejelasinnya, gini aja deh, Mas Ma'in belakangan katanya sering bolak-balik ngadep boss HRD, maaf nih, kalo boleh tahu lagi ada urusan apa sih?" Tanya Zaki.

"Wah gitu deh mas, saya kan kerja sudah lima tahun lebih, gaji saya kecil banget, masak lebih kecil dari OB yang baru masuk. Saya sih bukan ngiri Mas, cuma ikhtiar aja, siapa tahu bisa disesuaikan, makanya saya ngadep ke boss HRD." Ujar Ma' in.

"Hmm, gue ikut prihatin Mas. Terus udah ada jawaban positif dari HRD?" Tanya Zaki.

"Alhamdulillah ternyata positif Mas, saya juga nanyanya kan baik-baik, enggak maksa, enggak jelekin orang, ternyata kata Bos HRD, gaji saya kecil ya sesuai nego saya lima tahun yang lalu, besar kenaikan gaji tiap tahun itu sesuai kebijakan perusahaan, ternyata karena mulai memang dengan angka kecil, jadinya persen kenaikan tiap tahunnya juga kecil, kalah sama yang baru masuk. Kata Si Bos HRD nanti dia bakal cek untuk yang punya kasus yang sama kayak saya. Untung saya ngadep, Mas." Ujar Ma' in.

Zakimengangguk-angguk sambil tersenyum, "Alhamdulillah ya Mas, jangan-jangan, kalo ada hajat kita yang belum terkabul, itu karena kitanya sendiri yang enggak pernah nyampein hajat kita ke bos kita. Oh iya, gue tau Mas Ma' in kan emang OB paling rajin, jujur, sopan dan baik sama semua orang, intinya orang-orang tahu lah pekerjaan Mas Ma' in oke. Kira-kira kalo Mas Ma' in suka bolos, kalo di suruh nunda-nunda, ngeluh melulu padahal kerjaannya enggak bagus, kira-kira saat Mas Ma' in datengin Bos HRD ngomong kenaikan gaji, sambutannya sama enggak?" Tanya Zaki.

"Haha, sekarang saya ngerti nih, pasti semua jawaban saya disambung-sambungin lagi sama pertanyaan saya tentang sholat."Jawab Ma' in.

"Hehe, nah, jadi manfaat sholat kalo menurut Mas Ma' in kira-kira apa?" Tanya Zaki.

"Hehe, pertama nih Mas Zaqi, berarti kita udah taat ngejalanin perintah Allah, yang pastinya jauh lebih berkuasa dari Bos HRD di kantor, kedua kita bisa mengadu kesusahan kita sama Allah, masalah hidup kita kan kompleks banget. Baru sadar saya, selama ini sombong banget sama Allah, yang mengatur dunia dan se-isinya, padahal saya yang butuh tapi enggak mau ngadep." Ujar Ma' in.

"Masya Allah Mas Ma' in, gue enggak punya jawaban sebagus itu, justru kalimat Mas Ma' in bikin gue malu sama Allah, ya udah nanti maghrib kita ke masjid bareng, nanti malam selasa, Insya Allah gue juga ikut Mas Ma' in futsal, berat badan gue juga udah mulai kelebihan. Makasih ya Mas Ma' in buat diskusi ini, gue lho yang dapet banyak manfaat."


Tamat

Vote dan comment anda sangat berarti bagi penulis, terimakasih telah membaca tulisan ini.

Penulis, Indra W

Secuil Senyum Saat SusahWhere stories live. Discover now