1. Masuk Sekolah

22 3 2
                                    

Pagi yang cerah pertanda cuaca yang indah disertai udara yang sejuk pas untuk mengawali masuk sekolah setelah pekan liburan. Terasa semangat dan riang untuk memasuki sekolah, tak sabar melihat lingkungan tempat menempuh ilmu.

"Re.. ", suara itu sepertinya tidak asing, gue pun menoleh dan melihat siapa disana.

Benar,ternyata si Melsa. Gadis cerewet, cempreng, yang kalo ngomog ga pernah santai tapi dia best friend gue di kelas. Dia baik si orang nya, cuma agak judes dan muka sombong nya itu yang engga ketolongan.

"Weitsss... Bahagia banget kayanya hari ini." gue nyahut sambil menepuk nepuk pundak nya.

"Iya nih, gue ga sabar buat ngeliat adek adek kelas yang ganteng-ganteng, kali aja ada yang nyantol sama kecantikan gue." dengan Pedenya dia ngomong ke gue.

"Masih adek kelas levelan lo? Masih jaman kali sama adek kelas? Mel, mel, dari dlu ga pernah berubah." celetuk gue.

"Yehhh... Dari pada lo? Masih aja ngejar orang yang jelas jelas ga peka, dan hobinya ngegantungin. Emang masih jaman nunggu sambil di gantungin hah?" tanya nya dengan kesan ngeledek gue.

"Ya setidaknya gue bukan kaka kelas yang suka sama junior nya, bukan levelan gua yang kecil kecil, levelan gua yang dewasaan lah dikit dari gue. "

"Yailah Re, yang penting muda. Berarti lo suka sama yang tuir dong, Hahahahaha."dia ketewa dengan cekikikan bahagia.

"Ya engga tuir juga, yang dewasa aja dah pokonya, klo terlalu tuir nanti gua kaya tante tante dong suka nya sama yang tuir tuir hahahaha."sahut gue membela diri.

"Terserah lo, lo aja belum pernah punya doi kan? Jadi gausah sok tau deh masalah cinta."

Gue pun diem dan mikir, "iya juga ya? Yudah ahh ayo masuk, jadi ngomongin yang ngaur."

Akhirnya Melsa pun berhenti nyerocosnya, dan gue pun sama dia masuk ke kelas dengan berbarengan sampai saat di koridor gue dan Melsa ketemu sama dua sahabat kita yang lain, si Marbella dan Yuanita engelline.

****
Marbella itu orang nya sabar banget, dia orang yang paling penyabar diantara kita berempat. Yaitu diantara gue, Melsa, dan Yua. Dia paling bisa ngasih solusi kalo kita ada masalah, dan dia yang paling berfikiran dewasa diantara kita. Dia biasa dipanggil Bella.

Yuanita Engelline, si cewek polos tapi mantannya dimana mana. Otaknya masih kaya bocah dan si Yua ini gampang banget nangis. Dia yang paling muda diantara kita berempat. Dan dia yang paling nyebelin klo diajak ngomong, kadang nyambung kadang ga nyambung. Dan paling nyebelin dari dia adalah, dia udh punyai doi sedangkan kita bertiga masih jomblo.

"Haiii....." Bella dan Yua melambaikan tangan ke gue dan Melsa.

"Hai gengsss... Apa kabar lo berdua. Kayanya Bella gemukan deh". Celoteh Melsa yang mulai dengan ciri khas nya.

"Masa sih? Perasaan gue sama aja kaya kemaren, elo kali tuh mel yang makin subur, ahahahaha"

"Mampus lo Mel, makanya kalo ngomong itu mikir dulu. Mau komentarin orang malah diri sendiri kena komentar ." si Yua nyaut dengan recehnya.

"Iya deh, gue tau kalo gue subur. Yang penting ga mengurangi kecantikan gue kan?"

"Udah udah, gausah ribut. Kan kita baru ketemu masa udah ribut? Harus nya kita kangen kangenan." sambung gue.

Kringgggg......

"Eh udh masuk tuh, ayolah kita masuk jangan sampe jendral kita tau dan ngoceh ngoceh trus ngehukum kita." ajak Bella.

Akhirnya gue dan sahabat sahabat gue masuk dan siap memulai pelajaran pertama di hari pertama sekolah.

Istirahat

"Guys, makan apa nih kita?"tanya gue

"Gue sama Bella bawa bekel, jadi ga ikut ke kantin yah". Yua menyahut.

"Oke, berarti gue sama Melsa doang nih ya ke kantin nya, bye bye".

Ramai.... kantin yang minimalis ini selalu ramai di jam istirahat. Karena tempat nya yang kurang luas menyebabkan kita harus antre dan berdesak desak saat ke kantin.

"Re, mau makan apa lo?"tanya Melsa

"Soto aja kali ya."

"Gue sama deh sama lo."

"Oke, gue cari tempat ya, lo yang pesen makanan."

"oke. "

Gue pun cari tempat kosong di kerumunan orang yang lagi bertumpuk dikantin, gue berusaha mencari walau tipis harapan.

Melsa pun datang dengan dua mangkuk soto ditangannya, ia mengarah ke meja tempat gue duduk.
"Gila nih kantin, dari gue kelas 10 sampe sekarang gue kelas 11 masih aja sumpek, sampe sampe hampir aja soto gue di tabrak orang tadi."celoteh Melsa sambil emosi.

"Yah lo tau sendiri deh gimana kantin kita, sabar sabar aja dah."sahut gue sambil pasrah.

gue pun melanjutkan makan sambil terburu buru karena habis ini pelajaran guru killer.

Selesai makan gue pun langsung naik  keatas untuk mempercepat waktu.

_________________________________________

"Gengsss, jangan lupa ya sama tugas kelompok kita." teriak Yua di depan gerbang sekolah.

"Oke deh." seru gue, Melsa dan Bella.

Gue pulang dengan motor kesayangan gue, Bella pulang dengan ojek online, Yua pulang dijemput doi nya, dan Melsa pulang dengan Bus Transjakarta.

Hari ini cukup melelahkan, baru hari pertama sekolah aja udah berasa capek banget. Kalo kata Mama gue, "kalo ga mau capek tidur aja gausah sekolah."

Dirumah

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."
Suara lembut itu terdengar ramah dan tenang menyambut, dia adalah Mama gue.

"Udah pulang? Gimana sekolahnya hari ini?". Tanya Mama

"Lumayan serius, dan udh banyak tugas."

"Bagus deh, biar kamu makin rajin belajar. Mama mau kamu jadi orang yang sukses dan menjadi sarjana saat lulus SMA nanti."

"Aamiin, makasih Ma. Rere akan terus berusaha. Rere ke kamar dulu ya Ma."

"Iya, istirahat yang nyenyak ya". Seru mama, dan gue sambil menuju kamar.

Rere Pov

Gue selalu pengen ngeliat kedua orang tua gue bahagia. Terutama Mama gue. Gue pengen buat dia bangga sama gue, gua pengen wujudin impiannya, menjadi Sarjana dan Sukses sebelum berkeluarga.

Gue ngerasa yakin kalo gue bisa wujudin impian itu, karena gue berprestasi dan semangat gue penuh untuk kesuksesan.

Dan ada permintaan Mama gue yang lain, yaitu pacaran. Dia minta sama gue supaya gue jangan pacaran dulu sebelum lulus SMA, karena dia takut kalau belajar gue terganggu kalo gue punya pacar. Gue berusaha menjaga itu, maka dari itu gue belum punya pacar. Ya kalau rasa suka sama cowo sih sering, nama nya juga ABG.

Gue takut ngelanggar itu, gue takut kalo gue sampe pacaran. Karena gada yang tau gue bakal gimana ke depannya. Di posisi lain gue gamao ngecewain Mama gue, tapi ya gue coba untuk menahan.

Gimana sama Ammay? Gue masih terjebak sama rasa cinta gue ke dia. Gue masih digantung sama dia dan belum ada kepastian. Mungkin ini semua terjadi karena gada restu dari Mama....



Happy reading yaa....
Semoga kalian suka😄😄

Ini cerita pertama saya,
Bantu like, vote, dan comment yaaa 🙏🙏🙏

Jangan lupa untuk share ke teman teman kalian😊😊



Si Panik Dan Si PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang