Ep:04

251 24 14
                                    

Don't be silent reader!Happy reading gaess ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't be silent reader!
Happy reading gaess ❤

💓💓

Beberapa saat kemudian lamunanya pudar ketika tiba-tiba bau pria menyambar hidungnya. Suara berat Siwon berkata. "Haloo, Yoona-ah."

Mata hitam pekatnya mengawasi dirinya dan pada saat yang sama ia langsung membenamkan kedua lengannya ke dalam selimut. Gerakan itu terlalu cepat dan ia meringis kesakitan ketika kuping dan pipinya tertekan oleh bantal. Dia persisi seperti yang ia ingat, -- seorang pria yang beribawa. Tak lama kemudian akhirnya Yoona ingat untuk membalas salamnya.

"Haloo..."

Lalu hening lagi.

"Bolehkah aku duduk?"

"Silakan," sahutnya dengan masih menyembunyikan wajahnya.

"Terima kasih." Dia mengangkat kursi dan meletakkannya dekat di dirinya.

Tidak ada jalan untuk menghindari bagi Yoona kecuali menghadapinya. Dia memakai kaus berwarna coklat yang pas ditubuhnya dan celana jins biru pekat. Bukanlah pakaiannya yang menarik perhatiannya, namun bentuk tubuhnya yang kuat dan tegap. Terselip senyuman tipis disudut bibir Yoona saat memandang pemuda tersebut.

Namun kesenangan itu tersapu saat tatapan mata Siwon menggeleyar di bawah tatapan matanya. Ia tahu dirinya yang sekarang kelihatan tidak semenarik dirinya yang dahulu.

"Mengapa kau terlihat murung malam ini? Apakah kau mendapatkan hal tidak menyenangkan hari ini?"

Yoona ingin mengatakan, 'Iya' setiap hari sejak ia berada di rumah sakit hingga sekarang, tetapi ia merasa tidak sopan untuk menyatakan hal itu. "Aku baik-baik saja." suaranya tercekat.

Siwon menunduk ke dekatnya sehingga ia merasakan hembusan napasnya di wajahnya. "Diantara kita tidak perlu ada kesopanan palsu, Yoona-ah. Bila ada hal yang tidak menyenangkanmu, katakanlah."

"Oh Tuhan. Apakah dia bisa membaca pikiranku?!" pekik batin Yoona. Beberapa saat kemudian Yoona pun membalas. "Aku mengalami hari buruk hari ini dan merasa akan mendapat yang lebih buruk besok." tuturnya.

"Itu lebih baik. Adalah wajar untuk membenci apa yang terjadi terhadapmu. Jangan menyimpan perasaan itu di dalam. Lebih baik bila kau membaginya denganku."

Yoona membalas cepat, "Kau tidak mengerti hal itu. Aku hanya bertemu kau dua kali dalam hidupku. Dalam kehidupan sekarang, tidak dalam kehidupan-kehidupan yang lain." Yoona membuat pernyataan itu menjadi suatu tantangan.

Pemuda itu tertawa. "Perlukah engkau mengenal seseorang sebelumnya? Perasaan itu hanya sekilas, tetapi nyata pada saat itu. itulah yang aku rasakan terhadapmu. Kita pernah menjalani kehidupan bersama. Apakah aku tampak seperti orang asing bagimu?"

Pertanyaan itu menggugahnya. Yoona sadar ketika jantungnya memukul keras di bawah tatapan matanya yang kelam. Dia tidak seperti orang asing, tetapi ia tidak akan mengakuinya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang