S A T U

15.2K 716 31
                                    



HAY...

hay people negara ber-flower.. sehat sentaosa selalu ya..

yeah..akhirnya aku kembali dengan cerita baru dan ini adalah spin-off dari cerita MY EX BOSS yang selalu membuat saya terkejoed dengan jumlah view yang bentar lagi bakal sampe 2 jeti. NTAPP

ini cerita dengan genre komedi pertama ako.. jadi kalau ada salah-salah kata atau perbuatan atau bahkan pikiran.. aku say sorry..


okelah... janji yak, kasi bintang dan komentarnya soal cerita ini, biar aku bisa perbaiki karena baru satu part juga..

Happy reading..

Instagram: gorjesso

Semua cowok itu jahat!

Kecuali kucing aku!

-Sandra 2K19-

Seorang cewek menaik turunkan alisnya sambil melihat ponselnya dengan senyum lebar. Dan seorang yang duduk di depan dia sudah mendengus malas sejak tadi.

"Apa sih, San? Mulai oleng, lo?" Oni melihat dengan malas ekspresi teman sekantornya.

"Ini lho.. si menejer iblis akhirnya rapat dan dia nggak ngajak gue.. uhhhhh seneng banger gue tau, On!" Sandra memekik sampai membuat sesisi restoran melihat ke arah meja mereka dengan pandangan sinis juga heran.

"Brisik amat, lu! Dan stop singkat nama gue jadi, ON!" Tandas Oni, kesal pada Sandra.

"Suka-suka gue dong, On... mulut-mulut gue deh.." Sandra dengan sifat masa bodoh semakin menyulut kekesalan Oni.

Tapi Oni hanya menghela nafas kesal. Percuma juga dia berdebat dengan mahluk sejenis Sandra. Cewek itu nggak akan nurut dan ngerti. "Oke, serah lu."

Dua cewek ini sedang menghabiskan waktu makan siang di luar hotel tempat mereka bekerja. Mereka bisa saja makan makanan di kantin staff hotel atau di restoran hotel. Tapi rasanya mereka juga ingin ganti suasana, tidak hanya berkutat di satu tempat makan saja. Ya, walaupun yang ingin makan murah dengan biaya 50 persen ditanggung oleh hotel, mereka bisa makan di kantin karyawan. Hemat pangkal kaya.

Slogan yang kadang sulit dimengerti dan sulit untuk direalisasikan ketika ingat mereka hidup di kota Jakarta yang lebih kejam dari ibu tiri. Hidup mereka yang selalu dituntut oleh status sosial, karir, gengsi, dan tuntutan kartu kredit juga. Pokoknya Sandra selalu menaruh 'respect' pada manusia-manusia urban kota ini karena bisa hidup dengan slogan itu.

Dirinya?

Hah.. pergi ke mall dengan niat beli bedak, tapi pulangnya bisa sekaligus memborong satu set skin care, kadang juga sampai menenteng tas baru, yang kata Sandra harus rela menggesek kartu kreditnya karena tas itu melambai-lambai dengan manja minta dibawa pulang dari etalase toko.

Bilang saja kalap!

"Balik, yuk! Gue ada kerjaan lain yang belom selese." Oni sudah beranjak dari kursinya tapi Sandra malah sedang cekikikan sambil melihat ponselnya.

"Mulai gila ni anak." Oni menggeplak pelan kepala Sandra, saat cewek itu nggak mendengar panggilannya. "WOY! Elu mau gaji dipotong masuk telat ke kantor?!"

"Ya ampun, Oni! Woles dong.. nggak usah tereak-tereak.. hancur sudah telinga cantik gue!" Kata Sandra lebay. Oni hanya memutar bola matanya jengah dan sudah kebal dengan tingkah aneh teman sekantornya itu.

Mereka berdua masuk kembali ke hotel. Meski kata Sandra bos mereka sedang ada rapat dan sedang tidak ada di tempat, hotel mereka menerapkan sistem absen kembali setelah makan siang. Guna menghindari adanya kecurangan dari pegawai-pegawai yang memanfaatkan waktu makan siang untuk berleha-leha dan telat masuk kantor lega—terkecuali untuk yang memang sedang melakukan pekerjaan di luar.

Kejam memang. Tapi karena sempat terjadi masalah serius akibat telat kembali ke kerja setelah makan siang, hotel mulai berbenah. Kacung seperti Sandra mana bisa protes, dia sudah tidak bisa makan jauh-jauh sampai ke mall dan cuci mata disana.

Oni sudah duduk di kubikelnya, sedangkan Sandra masih berdiri di tengah ruangan divisi mereka. Cekikikan tidak jelas sambil melihat ke ponselnya. Penghuni divisi itu sudah terlalu hapal dengan kelakuan Sandra, makanya tidak ada yang bakal menegur atau mengganggu kelakuan aneh cewek itu. Kecuali satu—

"Aduh! Ganteng banget sih Jang Kiyong!!! Imut banget lagi!" Pekik sandra sambil bergerak-gerak seperti cacing.

Di telinganya sejak tadi menggunakan headseat karena dia sedang melihat drama korea yang sedang diikutinya akhir-akhir ini. Dan karena menggenakan perangkat itu, Sandra pun tidak mendengar kode dari Oni maupun teman sedivisi yang lain. Cewek itu tetap asik dengan ponselnya.

"Ada ngggak sih cowok ganteng kayak dia di negara ber-flower ini... aku tuh gemes sama dia, pengen cipok bibirnya itu!"

Mata penghuni lainnya langsung melebar ketika mendengar rentetan kalimat Sandra yang sangat tidak patut untuk diucapkan keras-keras di depan—

"Ekhm!"

Semua menunduk ketika seorang cowok yang berdiri di belakang Sandra berdehem keras, tapi itu tidak cukup untuk menyadarkan Sandra dari dunianya. Cewek itu bahkan semakin menjadi sekarang.

"Ihh!! Mereka ciuman! Eh enggak, mereka mau tidur bareng! Ya ampun! Ya ampun!"

Oni rasanya ingin menjedotkan kepala Sandra ke tembok sekarang.

"Eh.. kok adegan ranjangnya kek gitu doang? Ih nggak asik!" Dumel Sandra, dia masih saja tidak sadar dengan hawa dingin mencekam yang menyelimuti ruangan divisi mereka.

Karena dehemannya tidak mempan, cowok yang berdiri di belakang Sandra pun akhirnya menepuk pundak Sandra.

"Apasih, Urdha!"

Tapi seorang yang bernama Urdha justru sudah duduk cakep di kubikelnya, walau matanya menyorot cemas pada Sandra yang dia yakin akan dipenggal bonus akhir tahunnya sebentar lagi.

"Sandra Putri Asmarani!" Kini cowok itu sudah meninggikan suaranya dan menepuk pundak Sandra lagi.

Mata Sandra sudah membulat dan terbuka selebar-lebarnya ketika ia mendengar suara yang menurutnya sangat menyeramkan. Saking hapalnya dia pada suara tersebut, terkadang sampai terbawa ke mimpi. Dan sekarang.. jangan-jangan dia berhalusinasi..

Tapi.. setelah dia mendongak, semua kacung divisi HRD hotel Arilton ini melihat kearahnya dengan raut wajah takut-takut dan cemas. Apalagi mata Urdha si cowok yang dikiranya tadi mencolek-colek pundaknya. Lalu Oni yang sudah mengkode Sandra untuk segera berbalik dan menghadapi eksekusinya. Iya.. Sandra sudah sadar siapa yang baru saja memanggilnya, dan itu jelas bukan halusinasi.

Dengan gerak slow motion, Sandra memutar tubuhnya ke belakang. Wajahnya sudah kaku walau dia sudah berniat ingin tersenyum. Tapi wajah seorang cowok yang berdiri di hadapannya kini sukses membuat nyalinya ciut.

"Eh... bapak.." Kata Sandra nyengir.

Dia gagal mau senyum, jadi ya sudah.. tunjukkan saja tampang bodoh. Siapa tahu masih bisa menyelamatkan bonus akhir tahun yang sudah siap dipenggal algojo di hadapannya ini.

///cem mana?

suka?

Purwokerto, 27 Juli 2019

Tertanda,

Orang yang lagi makan es duren.. 

seger bro~



Ay Lub Yu, Bos! (Spin-Off My Ex Boss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang