SANDRA IN DE HOSSS
2
Ini hari Jum'at, besok libur. Tapi Sandra masih tertahan di kubikelnya dengan rambut yang sudah awut-awutan. Demi kelancaran akhir pekan, dia berniat menyelesaikan semua pekerjaan sehingga wacana liburan di istana kasur tidak ada hambatan.
Impian Sandra se-sederhana itu.
Semoga saja manajernya nanti tidak berulah dengan menelponnya secara dadakan disaat dia ditemani guling tengah menyelami dunia fana yang lebih indah ketimbang di bumi, yaitu mimpi.
Sudah pukul 8.48 ketika Sandra sekali lagi mengangkat tangan dan melihat Daniel Welingtonnya, benda itu seakan mengejeknya karena kudu lembur lagi untuk ke 4 kalinya dalam seminggu ini. Cuma hari Selasa kemarin dia bisa pulang lebih awal, itu pun jam setengah tujuh malam.
"Kasihanilah gue.. semoga tidak ada titisan iblis mendadak menyuruh gue lembur weekend kek gini..." Ratap Sandra, dengan bibir manyun dan muka kuyu dia membereskan barang-barangnya yang tercecer di meja kerja.
"Halo, disini dengan miss Indonesia." Ucap Sandra ngawur, membalas sapaan dari seorang yang ada di seberang melalui telepon.
"Iya.. aku bentar lagi turun.." Sandra menyisiri rambutnya yang sudah minta untuk perawatan mehong nan kece di salon. Padahal sekarang akhir bulan dan dia baru saja pesan tas baru di Korea sama kenalannya, tas yang harganya bikin dompet Sandra berikut ATM dan kartu kredit ingin ganti pemilik yang bisa lebih mensejahterakan mereka.
"Sudah mau pulang?" Sandra hampir saja menjerit ketika seorang berbicara tepat di belakangnya.
"Ih, bapak! Hampir saja jantung saya gelindingan di lantai!" Pekik Sandra sewot. Dia terkejut bukan main dengan kehadiran atasannya, Abram Arkana yang ada di belakangnya.
Atasan, bos, atau manajernya itu memang ikut lembur juga seperti Sandra. Tapi sebenarnya Sandra memang sering melihat Abram lembur bahkan hampir setiap hari. Abram hanya diam dengan memasang muka datar tidak menanggapi celotehan Sandra yang memang suka ngawur.
"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Abram.
"Dijemput pacar saya, pak."
"Oh."
Setelah mengatakan secuil kalimat itu, Abram berlalu dari hadapan Sandra yang melongo karena tingkah Abram. Memang seharusnya dia sudah kebal dengan tingkah aneh manajernya itu, tapi rasa-rasanya sikap Abram semakin dingin saja akhir-akhir ini.
Sandra sampai di lobi dan melihat suasana hotel yang tidak pernah sepi, tetap ada staf yang bergiliran mengatur kerja hotel berorientasi bisnis seperti ini, karena memang ramainya di hari kerja. Beda dengan hotel semacam resort yang ramai di saat weekend ataupun saat liburan tiba.
"Malam pak Agung, pak Warso. Semangat ya, pak!" Sapa Sandra dengan ramah pada security hotel, sifat riang dan slengeannya itu sudah dikenal seisi staff hotel sehingga semua sudah maklum—yah, walau ada beberapa juga yang tidak suka juga, inilah kenyataan hidup.
Pikir Sandra sok bijak.
Ketika dia keluar dari gedung hotel, Sandra melihat mobil sudah mulai dihapalnya akhir-akhir ini. Lantas dia menghampiri mobil itu dan menemukan Evan, si pemilik mobil sekaligus pacarnya itu berdiri bersandar pada kap mobil sambil merokok.
"Capek?" Evan langsung sadar akan kehadiran Sandra dan mematikan rokoknya dengan menginjak ke tanah.
"Buang dulu itu putung rokoknya ke tempat sampah!" Titah Sandra dengan galak.
Meskipun kesal, Evan akhirnya menuruti apa yang Sandra katakan meski buatnya itu merepotkan. Tapi dari pada baginda Ratunya ngambek, maka Evan memungut lagi putung rokoknya dan membuangnya ke tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ay Lub Yu, Bos! (Spin-Off My Ex Boss)
Любовные романыCOMPLETE 🔞 Sandra adalah karyawan hotel yang punya sifat tengil tapi ramah pada siapapun. Dia keliatan serampangan tapi baik bahkan sama OB sekalipun. Sebagai seorang bawahan dia punya bos yang sadis dan selalu menyuruhnya ini itu namanya Abram. Se...