Mark Lee x Lee Haechan

6.2K 282 2
                                    

MarkChan, Markhyuck

Warning:

typo, absurd, bahasa tidak baku, aneh

.

.

.

.

.

.


Pertemuan ke1

Mark berpikir hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya.

Telat bangun sekolah, roti dirumah habis padahal dia sangat lapar pagi ini, tumpukan tugas yang banyak dan sialnya lagi motornya masih berada di bengkel untuk di service.

Melihat jam tangannya dan bergegas menuju halte bus dekat rumahnya, dengan tumpukan 4 buku besar, Mark benar-benar merasa kesusahan.

Sesampainya di halte bus dekat sekolahnya, Mark turun. Namun lagi-lagi Mark tertimpa sial. Karena dorongan dari belakangnya dan kurang bisa menyeimbangkan langkahnya, Mark terjatuh dengan tidak elitnya.

Kertas-kertas yang ada di dalam buku berhamburan, berceceran di jalan. Dengan sedikit dongkol memungut kertas tersebut ketika tiba-tiba dia mencium wangi yang manis, wangi vanilla yang menenangkannya. Dan ketika dia mendongakkan kepalanya, terlihat surai kemerah-merahan sedang nembantu membereskan kertas-kertasnya.

"Ini kertasnya"

Bahkan suaranya pun indah. Bukan tipikal suara seperti perempuan yang lembut atau suara laki-laki yang ngebass, tapi seperti suara anak kecil.

Diambilnya kertas tersebut dari pemuda itu, dapat dia liat pipi yang chubby dan kulit yand tan, di dekat matanya sebelah kanan terdapat tahi lalat yang samar terlihat, membuatnya semakin terlihat manis.

Dan dia tersenyum, tersenyum dengan begitu indah dan menghangatkan.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia menaiki bus yang baru datang ke halte tersebut. Dan Mark hanya bisa dia mematung.

"Terima kasih" Kata tersebut terucapkan terlambat, meski wangi vanilla masih dapat dia cium.

Melangkahkan kakinya menuju sekolahnya. Mungkin, mungkin hari ini tidak sepenuhnya hari sial bagi Mark.

.
.
.
.
.
.
.

Pertemuan ke 2

Kali kedua Mark melihatnya pada saat dia menaiki wahana bianglala di lotte world. Mark merasa seperti obat nyamuk, kakaknya Taeyong sedang bermesraan dengan Jaehyun pacarnya. Menolehkan pandangannya ke arah sebrang kabinnya dan dia melihatnya. Surai merah yang sedang tertawa dengan teman-temannya. Meski jarang kabin Mark dengan pemuda itu lumayan jauh, tetapi entah kenapa Mark dapat melihatnya dengan jelas.

Diarahkannya kamera miliknya dan dizoom sedemikian rupa untuk menangkap wajah dia. Alangkah kagetnya Mark, dia seperti merasa jikalau pemuda tersebut sedang melihat kearahnya dan tersenyum.

Disisa waktunya, dia memandang wajahnya terus. Saat turun dari wahana, dia mencari pemuda tersebut tetapi Mark tidak menemukannya. Sekali lagi Mark kehilangannya.

We Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang