"Kalo takut ketinggian gausah sok soan manjat tembok deh, jatuh baru tau rasa lo" cowok itu memberiku tatapan yg menjengkelkan.
"Ya, abisnya kalo gua gk lewat sini gue gk bisa masuk" aku menjawabnya sabar walaupun dia terus memberiku tatapan yg menjengkelkan
"Makanya jangan telat, berani banget jadi anak baru telat" dia terus saja membuatku kesal. Tunggu darimana dia tau
"Dari mana lo tau gua murid baru?"aku bertanya padanya curiga
"Lo jangan kayak orang bego dah, ya dari pakaian loh. Rok lu tuh warna biru" jawabnya kesal
'Iya juga ya haduh gimana sih lo hir, ini pasti karena gue belom makan tadi makannya jadi error'aku merutuki diriku sendiri lalu melihatnya lagi
"Oh iya, lo celananya warna abu abu berarti lo kakak kelas gue ya?"
aku melihat celananya yg berwarna abu abu
"Lo itu polos atau bego sih, iyalah gue kakak kelas lo" jawabnya sambil mengusap mukanya
"Ya maaf kak" aku meminta maaf karena membuatnya kesal yah walaupun dia lebih mengesalkan, tapi aku harus jaga image ku.
"Kenapa malah minta maaf, hadeuh... Capek gua ngomong ama lu" aku hanya diam
"Udah ah gua mau turun, ngomong mulu ama lu capek" dia sudah mau turun, tapi aku menahannya.
"Terus aku gimana kak?" aku mengubah gaya bicaraku jadi lebih sopan.
"Lu? Tinggal!" dia sudah turun, aku juga mau ikut turun. Tapi aku terlalu takut untuk melihat kebawah.
"Kak, jangan tinggalin aku! Tolong bantuin aku turun!" aku berteriak memanggilnya sebelum dia meninggalkanku
"Bantuin lo? Apa untungnya buat gue?" tanya cowok itu, aku berpikir apa yg bisa aku lakuin biar dia mau nolongin aku.
Cowok itu kembali melangkahkan kakinya.
"Tunggu kak, aku bakal lakuin apa aja yg kakak minta, tapi bantuin aku turun ya" mataku sudah berkaca kaca.
Aku tidak mau ditinggal dalam keadaan seperti ini(nyangkut ditembok).
Cowok itu sepertinya sedang menimbang nimbang...
"Ok, sini loncat gue tangkep" dia merentangkan tangannya, aku melihat kebawah.
Tinggi banget...
Kenapa tadi bisa nggak nyadar temboknya setinggi ini.
"Jangan liat bawah, liat gue ok. Gue bakal tangkep lo, gausah takut" dia tersenyum padaku, sepertinya dia berusaha menenangkanku.
Aku mengambil napas dalam dalam lalu menatap matanya. Sepertinya dia bisa dipercaya.
Aku memejamkan mataku, lalu melompat. Aku sudah pasrah kalau kalau dia tidak menangkapku.
. . .
Sudah lumayan lama, tapi aku tidak merasakan apapun ditubuhku.
"Sampe kapan mau merem terus"
aku langsung membuka mataku.
Aku mendongak menatap cowok itu.
"Badan lu enteng banget, berasa nangkep kapas" dia terkekeh melihatku masih bengong.
tunggu! Kemana sikap menyebalkannya tadi. Tapi dia kalau lagi kayak gini ganteng juga.
"Sampe kapan mau liatin gua kayak gitu, ntar suka loh" sikap menyebalkannya kembali lagi.
"Ap..apaansih kak" pipiku memanas karena malu. Aku memukul lengannya sebal.
"Udah ah gua mau masuk, jangan lupa janji lo tadi" cowok itu pergi menjauh.
janji? Oh yg tadi, semoga dia gk minta yg aneh aneh.
Waktu mpls sudah selesai.
Jadi aku langsung menuju kelasku
Huuh.... Untung masih sempet walaupun papasan sama guru pas mau masuk kelas. Aku duduk sama temanku.
Namanya MUTIARA, aku biasa memanggilnya muti, dia teman yg baik. Hanya dia kenalnku satu satunya disini.
Kelasku sudah mulai belajar.
. . .
"Kring...kring...kring..."bel istirahat berbunyi.
aku langsung menarik muti menuju kantin. Gara gara bangun telat tadi belum sempat sarapan deh, sabar yaa perut.
"Ayo ti, cepetan. Perut gue udah ngamuk minta dikasih makan" aku berjalan cepat sambil menarik tangannya.
"Gak sabaran amat sih lo, jalannya pelan pelan" balas muti sedikit kesal.
Tapi maaf ya muti, gue gak bisa tahan soal makanan
"Lo tuh doyan makan tapi gk gemuk gemuk, heran gue" muti menggodaku sambil tersenyum
"Bilang aja lo sirikkan sama badan gue yg tetep langsing, walaupun udah makan banyak" jawabku sambil tertawa menggodanya
"Huh, siapa yg sirik sama lo. Badan lo itu juga bukan langsing tapi ranting" dia tertawa menatapku menang, aku memukul lengannya sambil cemberut
"Enak aja gue sama ranting kayu, masih gemukan gue lah, babon!" aku mengatainya sambil tertawa.
Muti mencubit lenganku sambil cemberut hahaha.
Muti sebenarnya bukan gemuk malah badannya ideal tapi aku mengatainya sengaja hanya untuk membalas ejekannya aj hahaha
BRUKK!!...
Aku nyaris saja terjatuh karena bertubrukan dengan seseorang. Kalo saja tidak ada yg memegang tanganku aku pasti sudah jatuh.
Orang itu menatapku, aku kenal dengan orang ini.
Dia. . .
"Hai, masih ingat denganku?" ucap laki laki di depanku.
Aku terkejut ketika mengingat siapa laki laki didepanku ini.
. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Enemies
Ficção AdolescenteCerita tentang seorang cewek dengan masa lalunya yg menyedihkan. juga ambisinya yg ingin mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik. 'Aku tidak ingin mengingatnya lagi, tapi seolah ingatan itu tidak mau hilang dari kepalaku' 'tapi aku tidak ingin te...
