bingung?

27 5 0
                                    

Author pov.

BRUKKK!

'anjir siapa nih yg berani beraninya nubruk gue, gk tau apa gue ini siapa'

cowok itu melihat kearah orang yg menabraknya. Cowok itu reflek menarik tangan perempuan didepannya yg hampir jatuh.

Hira menatap cowok yg memegang tangannya kaget.

"E...eh, maaf kak gk sengaja" hira berkata gugup sambil menggaruk rambutnya yg tidak gatal.
Dia berjalan lagi sambil menunduk, takut cowok didepannya ini mengenalinya.
Tapi tertahan ketika seseorang memegang lengannya.

"Hey mau kemana? Buru buru banget. Lupa yaa sama gue" ketus cowok itu

'Mampus gue' hira berkata dalam hati panik.
Ia berbalik lalu tersenyum kikuk

"Hahaha, nggak dong kak. Masa aku lupa sama malaikat penolong aku, hahah..ha" hira tertawa hampa.

Cowok didepannya menatap hira aneh, lalu cowok itu tersenyum.

"Malaikat penolong yaa, bagus juga. Tapi kayaknya lo salah deh ngomong kayak gitu, karena setelah ini..." cowok itu menggantungkan kalimatnya membuat hira makin gugup

"Se..setelah ini a..apa kak?" hira menanyakannya sedikit terbata.
Dia sudah mengira ngira apa kalimat selanjutnya yg akan dikatakannya.

"Lo gk lupa kan sama. Ucapan lo yg tadi pagi hmm? Tanya cowok itu sambil tersenyum. Hira terdiam sesaat lalu menjawabnya.

"I..itu... Tadi pagi itu aku cuma asal bicara kak, nggak sungguh sungguh" hira menjelaskannya sedikit terbata takut dengan tatapan cowok di depannya ini.

"Jadi tadi pagi lo cuma mau manfaatin gue doang" jawab cowok itu ketus

"Bu..bukan gitu maksud aku kak!"
Hira cepat cepat membalasnya, takut cowok didepannya ini salah paham.

"Trus kalo bukan itu apa dong"

Hira terdiam, dia tidak tahu harus menjawab apa? Sebenarnya dia tidak bermaksud memanfaatkannya, hira hanya ingin turun, makanya dia asal bicara agar cowok itu mau menolongnya.
Tapi masalahnya malah jadi begini haaah...

"Maaf kak" ucap hira meminta maaf

Cowok didepannya mengangkat alisnya heran.

"Gue nggak minta lo buat minta maaf. Tapi gue minta lo buat nepatin ucapan lo tadi pagi" cowok itu berkata dingin.

Hira terdiam. Dia bingung, apa dia harus melakukannya

"Gue minta pulang sekolah nanti, lo dateng ke gudang sekolah. Temuin gue, gue pengen ngasih tau lo sesuatu, bisa?"
Cowok itu mengucapkannya dengan nada memaksa.

Hira hanya diam saja, dia bingung

"BI.SA" cowok itu menekankan kata katanya. Hira hanya bisa mengangguk pasrah.
dia menyesal telah mengucapkan sesuatu yg akan membuatnya susah seperti ini.

Muti pun yg disamping hira hanya bisa diam menyimak percakapan mereka. Hira sudah menceritakan sedikit kejadian itu padanya saat dikelas.

Cowok itu pergi menjauh.

Hira langsung memeluk muti. Muti hanya bisa mengelusi kepala sahabatnya supaya mendapat ketenangan.

                             . . .

Jam pelajaran sudah dimulai lagi.

Sebenarnya karena ini masih masa masa mpls. Jadi murid murid baru belum memulai pelajarannya.

Hira sudah dikelasnya sejak tadi. Dia menundukkan kepalanya di atas meja.

Dia benar benar sedang bingung apa pulang sekolah nanti dia harus kegudang sekolah untuk menemui kakak kelasnya itu?

Hira menghantuk hantukkan kepalanya dimeja.
Muti yg melihatnya merasa kasihan.

"Lu masih mikirin kakak kelas tadi, hir"

hira masih diam masih melanjutkan kegiatannya menghantuk hantukkan kepalanya di meja.

"Hira! Nanti gue temenin lo nemuin cowok tadi yaa, lu jangan kayak gini. Kesian gua ngeliatnya" muti berkata dengan nada yg sedikit di buat buat.

Hira menghentikan kegiatannya. Dia menengok ke arah muti. Dia memberikan tatapan tajam kearahnya.

"Nada suara lo ama ucapan lo tuh nggak cocok tau gak!" ucap hira kesal. Sahabatnya ini kadang kadang suka sangat menyebalkan.

"Maaf hir, gue cuma mau ngehibur lo" ucap muti sambil memegang pundak hira

"Hmm, yaudah lo temenin gua ya nanti" ucap hira malas dia sudah pusing memikirkan bagaimana nanti

"Siap! tenang aja gua bakal temenin lo"
Ucap muti meyakinkan.

                           . . .

My Beloved EnemiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang