- Intan Oktafiana (Tuban, 20-07-2019)
Di kala senja, nampak semburat cahaya mulai redup menyisir celah sanubari
Bersama angin, ia menggelitik seolah hendak membawaku lekas pergi
Aku tersenyum, merasakan hembusan angin yang tiada henti
Aku tahu, sebentar lagi senja menghilang dan rembulan pun datang
Namun, perasaanku ini tak semena-mena diberikan olehnya
Senja kali ini, membawa cerita baru, Iya cerita yang sungguh berbeda dari senja kala itu
Aku beranjak dari tempatku,
Aku tak tahu kemanakah langkah ini akan membawaku
Mungkin senja sedang menuntunku,
Dan tibalah saat mata ini memandang di sebuah titik terang yang mulai meredup
Dan tibalah saat kaki ini tersipak air pantai yang membawa butiran pasir
Rupanya di sinilah senja membawaku,
Tepat setahun yang lalu, kau menggenggam erat tanganku
Kita saling tertawa, dan kau pun menatapku
Aku pun teringat kala itu kau tersenyum dan berkata "tunggu aku"
Seperti saat itu, aku pun tersenyum namun tak semanis dulu
Saat itu kita melihat di sudut bidik yang sama
Membiarkan angin menggerakkan waktu, dan detik demi detik kita rasakan bersama senja yang mulai menghilang
Aku tahu hari akan beranjak gelap
Angin dan pasir pantai perlahan membuatku tersadar
Bahkan bekas pijakan kaki di pasir pantai pun tak bisa berbohong
Bahwa kini, aku sendiri,
Benar-benar seorang diri
Kala itu aku pun bahagia, seperti kala ini
Kala itu aku bersamamu , dan di kala ini hanya tinggal bayang-bayangmu
Entah, aku merasa mulai kesepian
Burung-burung tak bernyanyi seperti kala itu
Entah, aku merasa mulai kehilangan
Walau ombak menyapa dan meghampiri ku
Tetapi tetap tak ada bekas pijakan kaki mu di sebelahku
Angin senja kala itu tetap sama, menyelimuti ku namun kini tak sehangat dulu
Semenjak kala itu, kini aku mulai takut
Dan aku mudah membenci
Ya,
Pada jarak lah aku takut, dan
Pada kerinduan aku membenci.
[ Tunggu puisi baper selanjutnya :) ]
KAMU SEDANG MEMBACA
2 US
Poetry"Semua yang kita lalui selama ini apakah berarti?" [kumpulan puisi tentang kita, dari seseorang yang mencari makna cinta]