The Request

474 16 5
                                    

~ Isma P.O.V. ~

Aku berjalan dalam jalanan gelap menuju rumahku. Hari ini Hari Sabtu, dan seperti biasa, aku pulang dari club bulutangkis pada pukul 07.00 malam. Hhmmm.. Selalu seperti ini. Harus berjalan sekitar 500 meter untuk sampai ke rumah. Dan tak ada yang sekedar memberi tumpangan pada diriku ini.

Mama dan papa selalu sibuk dengan bisnis mereka. Mereka selalu menelantarkanku Dan Kak Lucas,kakakku satu-satunya yang kelewat tampan itu. Kalau kalian berpikir bahwa mengapa aku tak meminta tolong pada Kak Lucas untuk menjemputku pulang Dari club bulutangkis,jawabannya adalah Karena Kak Lucas juga mengikuti club futsalnya di Hari Sabtu Dan akan selesai pukul 09.00 malam nanti. Oh ayolah,aku tak mungkin harus menunggu Kak Lucas selama 2 jam penuh seperti orang bodoh hanya untuk diberi tumpangan oleh kakakku tercinta itu.

'BRUK!'

Aku meringis kesakitan merasakan jidatku yang lebar terasa nyut-nyutan akibat menabrak sesuatu. Oh tidak,lebih tepatnya punggung seseorang. Tunggu,seseorang?

Aku menengadahkan kepalaku. Bermaksud melihat wajah seseorang yang kutabrak tadi. Dan disana,tepat dihadapanku,aku melihat seorang pria tampan yang belum pernah kulihat sebelumnya,tengah melihatku dengan pandangan khawatir. Eh,aku gak GR kan ya??

"Lo gapapa? Gue udah tanya ratusan kali tapi lo malah bengong. Terpesona ama wajah gue yang gantengnya gak ketulungan ini ya?" Tanyanya tanpa dosa. Astaga.

"Gak. Gue gapapa. Sorry." Kataku pada cowok cakep tapi narsis dihadapanku ini sambil berdiri. Lalu membersihkan bagian belakang celanaku yang tadi sempat mencium aspal.

"No problem" Jawabnya enteng.

"Nama lo siapa?" Tanyanya sambil mengulurkan tanganya.

"Gue...."

"ISMA!"

Teriakan dari belakang punggungku mau tak mau membuatku dan cowok ini menoleh. Dan matilah aku. Disana ia sudah berdiri dengan gaya angkuhnya dengan menyilangkan kedua tanganya didepan dada. Oh God. Itu. Kak Lucas.

>>>>> @@@ <<<<<

Aku memasuki rumah dengan kaki yang dihentak - hentakkan. Aku kesal dengan Kak Lucas. Dia selalu seperti itu jika aku berde katan dengan pria lain selain dirinya dan papa. Oh ayolah, dia bukan penganut sistem overprotective kan ? Aku jadi risih sendiri diperlakukan seperti itu. Yah ..... Meskipun aku tau, bahwa dia melakukan itu Karena menyayangiku. Tapi tetap saja kan!

Lagipula ...

" Hoi Kak Luke !" Teriakku pada Kak Lucas yang tengah asik membuka baju futsalnya dihadapanku. Aku ulangi , DIHADAPANKU ! Dasar tak tau malu !

" Apa ?" Tanyanya dengan nada malas.Aku hanya mendengus sebal mendengarnya.

"Kak Luke kenapa sudah pulang? Bukanya di Hari Sabtu, Kak Luke ada futsal sampai nanti jam 09.00 malam. Tapi... Sekarang masih jam 08.00 malam. Lalu, bagaimana Kak Luke tau aku disana tadi ?" Tanyaku beruntut pada Kak Luke. Sedangkan yang ditanya hanya mendengus geli, dan membuatku sedikit cemberut.

" Tanyanya satu - satu dek ... " katanya masih dengan kekehan geli. Sedangkan aku semakin manyun.

" Aku serius Kak Luke!" Teriakku padanya yang sekarang kicep. Aku menampilkan senyum kemenanganku.

" Okay - okay ... Calm down my angel ..." Katanya dengan senyum menjijikkan.

" My angel - my angel pala lu peyang !" Ketusku pada Kak Luke.

" Hahaha ... " Dan dia hanya tertawa menjengkelkan.

Oke cukup, aku sebal dengan Lucas Putra Mahendra sekarang. Sesegera mungkin aku berlari ke kamarku dan tak mengidahkan panggilan Dan permintaan maafnya.

Setelah sampai di kamar, sesegera mungkin aku mengunci kamarku, pergi ke ranjang, Dan terjun kedalam mimpi. Tak peduli pada baju club bulutangkis yang masih kukenakan.

>>>>>@@@

Aku terbangun dari tidurku. Mencoba beradaptasi dengan sinar matahari yang masuk melewati jendela kamarku. Aku mengerjab - ngerjabkan mataku. Dan setelah ruangan ini terlihat jelas, aku menoleh ke arah meja belajarku. Di sana, terdapat fotonya. Foto cinta pertamaku hingga sekarang. Seorang lelaki dengan lesung di kedua pipinya. ' Dia' yang pertama kali berhasil membuat hatiku hangat Dan terasa penuh. ' Dia ', aku mencintai, ' Dia', dan senyumku pun mengembang.

" Selamat pagi Dewa Devandra Okta Gerald !" Kataku pada fotonya, Dan setelahnya, aku meluncur ke kamar mandi.

>>>>>@@@

Disinilah aku sekarang, di taman kota Jakrta, berkat diseret oleh kedua sahabatku, Sisca dan Hani.

~ Flashback on ~

Zzzrrtt ... Zzrrtt...

Aku mengeringkan rambutku dengan hairdryerku. Mencoba sedikit mengeringkan rambutku. Setelah kurasa cukup, aku mematikan hairdyerku Dan menyisir rambutku.

' Tok ... Tok... Tok ' Pintu kamarku terketuk dengan brutal. Dan sebelum aku mempersilahkan masuk, pintu kamar sidah dibuka. Dan, munculah duo setan pengganggu pagiku. Hana Dan Sisca.

" Astaga !" Reflek aku terlonjak kaget saat tau siapa yang satang. Tapi mereka hanya cekikikan melihat aksiku.

"Ada keperluan apa kalian kemari? " tanyaku sedikit ketus sambil memasang wajah super jutek.

" Mencari Kak Lucas .. "

" Kangen Kak Lucas .. "

Kata mereka bersamaan dwngan wajah tanpa dosa. Dan setelahnya....

" Buahahaha ... " Mereka serempak menertawakan kebodohan masing - masing. Sedangkan aku hanya menatap mereka bergantian dengan alis terangkat.

" Haha .... Okay - okay. Sekarang ikut kami dulu" kata Hana yang lebih dulu sudah dapat mengendalikan tawanya.

"Jelasin. Siapa cowok yang fotonya ada dikamar lo" Skak mat.

Mati gue.

>>>@@<<<

Hey ho!! Maap updatenya lama. Banyak tugas. Hehe ..
Sorry kalau typo bertebaran.
Oke, vote and coment, please??? :))

Mulmed : Isma

My Name Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang