Meet Him

206 13 4
                                    

Haluha haluha!
Ada yang nungguin cerita ini nggak??
Nggak ada oke fix.
Karena dari tadi temen ane pada minta updatein, yodah kita langsung capcus aje wokkeh.

>>>>>@@@<<<<<

"Hai De." Aku mendongak. Menatap mata hitam kelamnya. Mata yang membuatku terhanyut dalam kedalaman dan keteduhannya. Mata yang-

"Hai juga .. Is." Jawabnya.

Aku tercekat. Suara ini. Suara yang kurindukan. Suara beratnya yang dulu selalu mampir di telingaku setiap malam.

"Duduk aja sini Kak Def." Ajak Hani dengan semangatnya.

Oh man, jangan sampai dia buat onar! Jangan sampai!

"Bagaimana kabarmu?" Pertanyaan basa-basi.

"Baik. Kamu sendiri?" Tapi toh, tetap aku jawab. Dan bodohnya, aku pun juga menanyakan hal yang sama.

"Gue baik." Jawabnya sambil menyeruput ice mochiatonya.

Gue-Lo ya?

Sedikit rasa kecewa mampir di benakku. Secepat itukah?

Suasana kembali hening. Kaku. Diantara kami belum ada yang membuka percakapan.

"Em .. Is, kayaknya kita kudu cepet-cepet balik deh. Kan katanya lo mau ketemu sama papa lo dulu." Perkataan Sisca memecahkan keheningan.

"Oh iya! Gue lupa!" Aku langsung menepuk jidat lebarku.

Aku lupa bahwa hari ini aku ada janji dengan papa!

"Yodah deh yuk cabut!" Dengan kepanikan yang terkumpul sejagat raya, aku berlari keluar cafe.

Hingga aku lupa, ada seseorang yang sangat berarti yang aku tinggalkan disana.

>>>>>@@@<<<<<

SROOOOTTT!!

"HUEEEEE ... ISMA GEBLEK .. GEBLEK .. GEBLEK .. "

SROOOOOTTT!!

Aku melempar tisyu bekas ingusku ke sembarang arah. Mau kena siapa mah bodo amat. Aku galau! Isma galau pemirsaahh!!

"Iyuh! Jorok banget lo Is!" Sembur Sisca padaku setelah tisyu bekas ingusku terlempar ke arahnya.

Yeee .. nih anak nggak tau apa gue lagi galo!

"Sis, jangan teriak-teriak ah, ada nyokapnya Isma. Nggak enak kalo didengerin." Nih, yang aku suka dari Hani. Sifat bijaknya! Yang kadang -bisa disebut hampir tidar pernah- keluar!

"Huuueeeee ... " Dan aku pun mewek kembali.

"Udahlah Is, jangan ditangisin udah. Emang takdir lo itu." Kata Hani sambil mengelus punggungku.

"Gue gebleeekk ... Masa ninggal Defan gitu aja di cafeeeee .. Mana nggak minta kontaknya lagiii .. " Aku kembali teringat kebodohanku tadi siang.

Sumfah, kenapa aku tadi bego' banget nggak minta kontak dia??

"Ntar kalo ketemu lagi, minta." Ceplos Sisca sambil merebahkan tubuhnya pada kasurku.

Oke, kami memang sudah berada di rumahku. Tepatnya di kamarku.

"Yakalo gue ketemu ama dia lagi. Orang gue aja nggak ketemu dia udah 7 tahun .. " Kataku lesu. Menyusul Sisca yang merebahkan tubuhnya di kasurku.

"Kalo jodoh, pasti ketemu kok Is." Kata Hani sambil mengelus rambutku pelan.

Hm, jodoh ya??

Aku jadi teringat perkataan papa tadi siang saat aku mampir ke kantornya.

~ Flashback on ~

"Isma." Panggil Papa.

"Yep Pa??" Jawabku sibuk menghitung berkas yang Papa berikan untuk dibawa pulang kembali. Duhilah, Papa rempong emang.

"Kamu udah gede ya. Nggak ngerasa loh .. " Ujar Papa tiba-tiba.

Weit, woit, wait, kenapa perasaanku jadi nggak enak ya abis ngeliat smirk Papa?

"Iya .. " Ucapku perlahan.

"Kapan merit?" Tanya Papa tanpa dosa.

GUBRAK!

"Calon aja nggak punya Pa." Ucapku ketus.

"Haha .. Kasian lah yang nggak laku-laku." Ucap Papa lagi.

Papa durhaka! Awas aja, ampe rumah, bakal aku aduin ke Mama! Biar digelitikin ampe boker!

"Tau. Bodo lah, bodo." Ucapku ngambek. Kemudian keluar dari ruangan Papa dengan membawa setumpuk berkas yang harus ku bawa pulang.

Dan masih kudengar tawa mengejek dari Papa mengiringi langkahku yang keluar dari ruangannya.

KAMPRET!

~ Flashback Off ~

>>>>>@@@<<<<<

Mulmed : Hani

Haluha!
Udah ye? Segini aja. Wkwk .. :3
Ane mager. Wk .. :3

Vomment??
Vote min. 3 bisa?
Ntar kalo nyampai, aku bakal update next part My Name Is Love sama Aira. Hueheh .. :3

Baca juga :
- Aira
- I With You

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Name Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang