Hyungjun terbatuk-batuk. Baru saja dia hendak berdiri, badannya ditendang dari belakang oleh Eunsang.
Gumpalan darah keluar dari mulutnya, luka lebam menghiasi wajah putihnya.
Jinwoo menangis melihat Hyungjun yang dipukuli dan ditendang terus menerus tanpa melakukan perlawanan.
Dia tidak mau melihat Hyungjun pergi di depan matanya sendiri. Padahal nanti kamu yang pergi di depan matanya Hyungjun :(
"Gimana? Masih mau sok berani dan bohong lagi hmm?" Tanya Eunsang sebelum mendorong Hyungjun hingga jatuh tersungkur ke aspal.
"Hyungjun beneran donorin ginjalnya buat Eunsang, tolong berhenti!" Jerit Jinwoo disela tangisannya.
"Halah, bilang aja kalian mau bohongin gue supaya gue berubah pikiran jadi baik lagi," ucap Eunsang yang kekeuh pada ucapannya.
"Eunsang jahat! Kenapa Eunsang tega sama Hyungjun?! Hyungjun baik sama Eunsang, dia donorin ginjalnya buat Eunsang!"
"DIEM LO!"
Jinwoo jatuh tersungkur ke aspal akibat di dorong Jinhyuk yang kesal mendengar seruan Jinwoo yang menurutnya tidak penting itu.
"Kalo lo masih berisik, gue potong lidah lo supaya gak bisa ngomong lagi!" Ancam Jinhyuk tak main-main sambil menodongkan pisau lipatnya.
Jinwoo menggelengkan kepalanya, dia ketakutan.
"Ji-Jinwoo."
Jinwoo beralih menatap Hyungjun yang menatapnya dengan senyum yang dipaksakan.
Tangisan Jinwoo semakin deras, dia tidak tega melihat kondisi Hyungjun yang babak belur seperti itu.
Eunsang benar-benar tidak tahu terima kasih, begitu pikirnya.
"Maaf, Kak Jinhyuk. Jinwoo-" Ucapan Jinwoo terhenti. Dia langsung memegangi lehernya yang seperti dicekik dan terasa panas.
Jinhyuk dan Eunsang saling melempar pandang, lalu menyeringai bersamaan.
"Kayaknya Sihoon udah nulis nama Jinwoo nih."
Mata Hyungjun membulat kaget. Dengan tertatih-tatih dia berdiri dan menghampiri Jinwoo.
"Jinwoo, jangan pergi Jinwoo! Lo udah janji sama gue!"
Jinwoo menggeleng, dadanya naik turun dengan deru nafas yang tak beraturan. Dia benar-benar tidak bisa bernafas.
"Ma-maafin Jin-Jinwoo, Hyungjun."
Senyum terukir di bibir pucatnya, sebelum akhirnya Jinwoo ambruk ke aspal dengan deru nafas yang menghilang.
"GAK GAK GAK, JINWOO!"
Hyungjun bergerak memeluk Jinwoo, tangisnya pecah. Berkali-kali dia menepuk-nepuk pipi Jinwoo, tapi Jinwoo tak kunjung bangun.
"Jinwoo, maafin gue karena gak bisa ngelindungin lo sesuai permintaan Kak Wooseok," gumam Hyungjun penuh penyesalan.
"W-Wooseok?"
Jinhyuk terlihat terkejut, dan Hyungjun benci melihat ekspresi itu.
"Kemana aja lo? Setelah Jinwoo mati lo baru inget temen-temen lo? Cih, temen macam apa lo. Temen sendiri dilupain."
Eunsang yang tak terima beringsut maju dan menarik kerah baju Hyungjun hingga membuatnya berdiri.
"Jangan pernah bahas Kak Wooseok di depan Kak Jinhyuk," desisnya penuh ancaman.
"Tadi lo bahas Kak Wooseok yang nabrak mobilnya Kak Jinhyuk. Berarti gue boleh dong," balas Hyungjun sambil mendorong Eunsang untuk mundur.
"Gak boleh ada yang nyebut nama dia lagi di depan gue!" Bentak Jinhyuk tiba-tiba dan mata yang berkilat emosi.
Hyungjun terlonjak kaget dan refleks memekik. Apalagi ketika Jinhyuk menodongkan pisau lipat padanya.
"Sekarang tinggal lo. Eunsang, pegangin dia."
"Woi, lepasin gue!"
"Sebelum lo mati, gue mau main-main sama kulit lo yang masih mulus itu haha!"
"Lo gila, lo mau-ARGH!"
"Eunsang, pegangin yang bener!"
"S-sakit, jangan sayat pipi gue, gue mohon-AKH SAKIT!"
"Nah, kalo udah begini kan bagus."
Jinhyuk tersenyum lebar karena puas melihat hasil karyanya, yaitu membentuk inisial namanya di pipi Hyungjun.
TIN TIN
BRAK!
"HYUNBIN GOBLOK, KENAPA LO NABRAK KAK JINHYUK HAH!"
Eunsang yang sedang memegangi Hyungjun sontak meloncat ke belakang karena kaget.
Karena pegangan di lengannya terlepas, Hyungjun langsung berlari dan menghampiri Wonjin sepupunya.
"Hyungjun, pipi lo kenapa?!" Tanya Wonjin terkejut.
"Wah, pasti Kak Jinhyuk main pisau nih," ucap Minhee menerka-nerka sambil menatap Jinhyuk yang berdiri dengan tatapan marah.
"Eh Eunsang, kaget ya lo liat gue ada disini? Terakhir kali lo liat gue kan pas gue di jendela rumah lo," kata Hyunbin setelah melihat Eunsang terkejut di tempatnya.
"Kenapa lo masih hidup?! Bukannya Sihoon udah nulis nama lo?!" Tanya Jinhyuk marah.
"Gue meninggal?" Minhee menunjuk dirinya dengan raut wajah seolah-olah dirinya terkejut.
"Eunsang, kenapa dia masih hidup? Hyunbin juga, kenapa hah?!"
"Gue gak tau! Gue cuma terima kabar, bukan nulis nama mereka!"
Minhee terkekeh. "Bingung ya kalian kenapa gue sama Hyunbin masih hidup?"
Hyunbin ikutan terkekeh. "Kita masih ada disini karena siapa?" Tanyanya pada Minhee.
"Karena Kak Jungmo." Minhee tersenyum miring.
"G-gimana bisa?" Jinhyuk kehilangan kata-katanya, dia terlalu terkejut mencerna semuanya.
"Tapi tenang kak, Kak Jungmo udah mati," kata Eunsang.
"Siapa bilang?" Wonjin tersenyum yang terkesan mengejek.
Tak lama kemudian, datanglah sebuah mobil hitam dan berhenti tepat di belakang motor Hyunbin.
Jinhyuk dan Eunsang saling melempar pandang. Mobil tersebut terlihat tidak asing.
Beberapa saat kemudian, seseorang keluar dari pintu sebelah kiri dengan senyum lebarnya.
Wang Jyunhao.
"Halo semua!" Sapanya ceria dengan senyum lebarnya yang seperti biasa.
"L-loh?!"
Lalu, pintu sebelah kanan mobil terbuka. Seseorang dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya keluar dari dalam.
Dia tersenyum kepada Wonjin, Minhee, Hyungjun, Hyunbin, dan Jyunhao.
"Sorry telat, gue sama Guno habis dari kantor polisi nih, ngelaporin mereka."
"KOO JUNGMO!"
Kaget kan kaget kan kaget kan?
Maafkan aku bagi kalian yang biasnya tidak kuhidupkan kembali :")
KAMU SEDANG MEMBACA
|1| Death Note | Produce X 101 ✓
Mystery / Thriller❝Cari buku itu secepatnya.❞ Dibaca sebelum Laboratorium & Mirror