"LEPASIN GUE!"
"Jungmo tenang dulu."
"BERISIK! DIBILANG LEPASIN GUE!"
"Bin, gimana nih? Makin menjadi-jadi si Jungmonya."
"Tahan terus vin, jangan sampe lepas."
"LO KIRA GUE HEWAN?! LEPASIN ATAU GUE BELI RUMAH LO BIAR LO BERDUA GAK PUNYA TEMPAT TINGGAL!"
Sontak Seobin dan Yuvin melepas pegangan mereka dari tangan Jungmo, membuat pemuda holkay itu jatuh tersungkur di tanah.
"Aduh," ringis Jungmo. Kepalanya berdarah, nyusruk pula.
"Eh, aduh maaf ya Jungmo, sini gue bantuin."
"Gak perlu!"
Jungmo berdiri dengan tertatih-tatih karena kakinya terkilir, membuat Seobin dan Yuvin langsung memeganginya lagi.
"Lo berdua bener-bener ngajak ribut ya," desis Jungmo dengan sinisnya.
"Kita khawatir sama lo, baru juga bangun dari pingsan udah pengen nyari ribut aja lo," kata Yuvin yang dibalas anggukan oleh Seobin.
"Karena dia yang nyari ribut sama gue duluan!"
"Aduh, lo tuh mending ke rumah sakit. Ayo kita anter."
"Gue mau ketemu Eunsang sekarang!"
"Lo kenapa sih?! Dari tadi Eunsang terus Eunsang terus, jelasin ke kita ada apa! Baru kita izinin," kata Seobin yang mulai terpancing emosi.
Jungmo menyentakkan tangannya dengan kasar, hingga pegangan tangan Yuvin dan Seobin terlepas.
"Asal lo tau, gue benci banget sama dia. Gue mau laporin dia ke polisi!"
"Woi tenang dulu dong! Tambah tua tau rasa lo," celetuk Yuvin yang malah bercanda.
"Lo mau gue laporin juga?"
"Eng-enggak."
"Udah lah, lo ke rumah sakit aja. Obatin kepala lo, berdarah gitu malah dibiarin."
"Masa bodo sama kepala gue, yang gue pikirin sekarang itu Minhee! Dia masuk penjara, tau gara-gara siapa? Gara-gara Eunsang!"
"Lo jadi aneh gini dah semenjak kepala lo kebentur."
"Gue gak bakal kayak gini kalo Eunsang gak ngelaporin Minhee ke polisi, Seobin!"
"Tapi lo bisa kan jelasin semuanya, jangan marah-marah gak jelas gini dong! Apalagi bawa-bawa Eunsang."
"Marah-marah gak jelas? GUE JELAS MARAH LAH, KARENA DIA YANG MEGANG DEATH NOTE!" Bentak Jungmo dengan wajah merah padam.
Dengan emosi dia menunjuk Seobin. "Lo jangan pernah halangin gue atau gue bongkar rahasia masa lalu lo, Kak Seobin."
Jungmo tersenyum miring, dan Seobin seketika berkeringat dingin.
"Haha, rasain tuh. Siapa suruh halangin gue," batin Jungmo tertawa dalam hati, sebelum pergi meninggalkan Yuvin dan Seobin yang diam mematung di tempat.
"Oke, sekarang gue minta kalian dengerin omongan gue baik-baik," interupsi Wonjin serius.
"Hyungjun, besok lo ajak Eunsang pergi kemana terserah lo. Gue sama Junho bakal nyelinap masuk ke rumahnya.
"Kak Wooseok, lo terus awasin Jinwoo. Gue sedikit curiga sama dia setelah denger penjelasan lo tentang keberadaan dia di ruang rawatnya Kak Sihoon.
"Kak Yohan, lo ajak yang lain kumpul di warkop biasa. Pastiin semuanya dateng. Guno, lo ikut sama Kak Yohan."
"Tapi Jin, lo yakin kalo Eunsang yang megang death note?" Tanya Wooseok. "Gue gak mau suudzon, jadi tolong pikirin lebih mateng lagi."
"Gue yakin kok, buku itu ada di rumah Eunsang."
"Tapi kenapa lo ajak Junho?" Tanya Hyungjun penasaran.
"Karena cuma dia yang tau gimana caranya musnahin buku itu."
Jyunhao tiba-tiha mengangkat tangannya. "Gue ketemu Minkyu tadi, dia bilang lo mengidap skizofrenia. Emang bener?"
Wooseok, Hyungjun, Yohan, Junho, dan juga Wonjin langsung terkejut mendengarnya.
"Haha, dia rival gue. Jelas banget dia mengada-ngada," ucap Wonjin sambil tertawa hambar.
"Tapi, gue juga agak ragu kalo lo gak mengidap skizofrenia," sahut Hyungjun dengan suara pelan, namun mampu membuat mereka semua menatapnya.
"Ragu kenapa? Gue gak sakit."
"Waktu itu lo pernah cerita ke gue, kalo lo ketemu Kim Hyunbin. Padahal kan Hyunbin udah meninggal."
Wonjin tertawa lagi. "Meninggal? Dia belom meninggal, kalian aja yang gak tau apa-apa."
"Kenapa lo ketawa gitu? Serem woi." Yohan bergidik ngeri.
"Gue bener kok, liat aja ke pintu. Orangnya kan ada disana."
Walaupun mereka menoleh ke arah pintu yang terbuka, hanya pintu yang mereka lihat. Tidak ada Hyunbin disana.
"G-gue ada info." Junho tiba-tiba bersuara sambil menunjukkan sebuah pesan masuk dari Mahiro.
Mahiro
| Junho, lo lagi di rumah sakit, ya?
| Bilangin ke Wonjin, jangan bohong lagi.
| Gue capek disuruh pura-pura sakit sama dia."Percaya atau enggak, gue berhasil dapetin death notenya," ucap seseorang dengan lantang.
Kim Minkyu, yang tiba-tiba datang sambil menunjukkan sebuah death note yang mereka cari-cari.
"Ham Wonjin, semuanya selesai. Lo nyerahin diri ke polisi sekarang atau gue yang bawa lo kesana."
KAMU SEDANG MEMBACA
|1| Death Note | Produce X 101 ✓
Mistério / Suspense❝Cari buku itu secepatnya.❞ Dibaca sebelum Laboratorium & Mirror