❃08

645 102 2
                                    

Di dalam Lotte World, Yunseong berjalan mendahului yang lain.

"Eh itu Yunseong nyantai dikit gabisa apa??" Tanya Jungmo yang berusaha menyusul Yunseong.

"Dia udah jauh...rame banget lagi." Keluh Wonjin.

Yunseong kini berlarian sendiri mencari Minhee. Ia bahkan berusaha menelpon Minhee, tapi tidak di angkat.

Yohan dan Minhee sedang jalan berduaan.

"Jadi dulu itu sebenar nya Donghyun gak mau sama Yunseong, itu rahasia pertama." Jelas Yohan selama jalan dengan Minhee.

"Loh, kenapa? Kak Yunseong orang baik gitu." Minhee terkejut juga heran setelah mendengar pernyataan itu.

"Dia tetep nerima Yunseong karena bagi nya ini udah kayak kesempatan terakhir nya gitu lah...itu rahasia kedua."

Minhee hanya diam menyimak penjelasan dari Yohan.

"Walaupun begitu, tapi memang dari awal dia juga ngincer Yunseong, itu rahasia ke tiga. Alesan Donghyun ngincer Yunseong juga karena Donghyun mau kamu kenal sama Yunseong, itu rahasia ke empat..."

Terlihat perubahan ekspresi yang sangat jelas di wajah Minhee sehingga Yohan tertawa kecil.

"Rahasia ke lima..." tiba-tiba Yohan murung, dia menunjukkan tatapan yang kurang enak.

"Donghyun sudah merencanakan kematian nya..." dengan hati-hati Yohan berkata demikian.

Minhee langsung berhenti berjalan.
"Dia udah ada rencana? Dia bunuh diri??" Tanya Minhee tidak percaya.

Yohan menggelengkan kepala nya.
"Bukan...tapi kalo kamu buka lemari Donghyun. Di rak bawah...ada note yang isi nya praktik kematian...itu rahasia ke enam..." tambah Yohan.

Mata Minhee mulai berkaca-kaca, di pandangan nya Donghyun adalah sosok adik yang ceria.
Tapi nyata nya...

"Kenapa dia merencakan kematian ini?" Tanya Minhee.

"Alasan ke 7...adik kamu menderita Leukemia..."

Kaki Minhee lemas, tidak pernah ada tanda-tanda kalau adik nya menderita penyakit se serius itu.

"Dia gak pernah cerita ke siapa-siapa...dan maka nya waktu longsor salju dia sengaja gak nyelamatin diri...karena dia gamau anggota keluarga nya ada yang tau tentang ini..." jelas Yohan.

Minhee kehabisan kata-kata, air mata langsung mengalir di pipi nya. Yohan yang merasa tidak enak pun langsung memeluk nya.

"Maaf aku baru bisa kasih tau sekarang..." ucap Yohan.

Tiba-tiba ada telepon masuk di hp Yohan. Ia mengecek siapa yang menelpon nya.

"Ck! Ganggu banget..." kesal Yohan. Perlahan Minhee melepas pelukan nya.

"Kalo lu harus pergi, duluan aja kak gapapa. Nanti gw bisa di jemput." Ucap Minhee sambil berusaha menghapus air mata nya.

"Maaf banget aku udah buang-buang waktu kamu disini cuma buat bikin kamu nangis doang..." Yohan benar-benar merasa tidak enak.

Minhee menggelengkan kepala sambil berusaha tersenyum.
"Gapapa kok..."

"Yaudah...duluan ya Minhee. Hati-hati pulang nya!!" Pinta Yohan sambil berlari meninggalkan Minhee.

Tepat setelah Yohan pergi, Yunseong menemukan Minhee.

"WOY KANG MINHEE!!" Panggil Yunseong. Minhee langsung menengok.

Dengan cepat Yunseong berlari menuju tempat Minhee berdiri.

"Lu ngapain sendirian? Mana Yohan??" Tanya Yunseong begitu berdiri tepat di depan Minhee.

Namun Minhee tidak menjawab, Yumseong menyadari kalau Minhee habis menangis.

"Lu nangis!?" Tanya Yunseong. Minhee langsung memeluk nya.

"Kenapa lu nangis??" Tanya Yunseong.

"Gw yakin lu juga bakal nangis kalo gw kasih tau..." jawab Minhee.

Yunseong melepas pelukan nya dan langsung menatap Minhee dalam-dalam.

"Kasih tau gw sekarang...ayo pulang." Ajak Yunseong.

Tanpa memberi tau Jungmo dan yang lain, Yunseong pulang duluan bersama Minhee.

Kali ini Minhee tidak bersama supir nya, karena ia pulang ke rumah Yunseong untuk memberi tau semua nya.

Di rumah nya, Yunseong langsung menyuruh Minhee duduk di sofa depan tv.

"Bentar...lu pasti butuh minum." Yunseong berjalan mengambil kan air hangat.

Rumah Yunseong sangat sunyi, ayah nya pergi kerja. Bunyi detak jarum jam menemani kesunyian pagi menuju siang hari itu.

Tiba-tiba Minhee bicara disaat Yunseong sedang menuang kan air dari termos.

"Donghyun sengaja mengakhiri hidup nya karena leukemia yang di derita nya..." ucap Minhee.

Yunseong langsung membanting termos nya.

Ia menghela nafas berat.
"Kenapa dia ga pernah cerita...?" kesal Yunseong.

"Mau gimana lagi? Donghyun memang begitu anak nya..." balas Minhee dengan suara lesu nya.

"Tapi gak begini cara nya! Gw juga punya perasaan!! Hati gw sakit tau ga!!" Bentak Yunseong.

"Lu sakit GIMANA GW!!!?" Balas Minhee. Yunseong langsung diam menahan emosi.

"Dia adik kandung gw, dia temen main gw dari kecil, tapi bahkan dia gak pernah cerita ke gw...!! Gw sebagai kakak merasa gagal merawat adik sendiri!!!" Balas Minhee.

"KANG MINHEE!!" Teriak Yunseong sambil menggebrak meja.

Yunseong menarik nafas lalu menatap Minhee dengan kedua mata nya yang memerah karena menahan tangis.

"Lu bisa percaya sama gw." Ucap Yunseong, jantung Minhee berdegup lebih kencang dari sebelum nya.

"Gw gamau orang yang gw sayang...memendam keluhan nya sendirian lagi. Lu bisa percaya sama gw..." jelas Yunseong.

"Maksud lu?" Minhee berdiri dari posisi duduk nya.

"Gw gamau membuat pilihan yang salah untuk kedua kali nya...dulu gw memilih untuk diam memandang Donghyun yang ternyata begitu...gw gamau itu semua terjadi juga...ke elu." Jelas Yunseong.

Minhee tidak percaya kalau Yunseong selama ini menyayangi nya. Ia pun berlutut sambil menangis.

Yunseong mendekati nya dan langsung berlutut di depan nya.

Ia mengelus kepala Minhee dengan lembut.

"Lu kaget ya?" Tanya Yunseong.

Minhee perlahan mengangkat pandangan nya.

"Lu tuh kenapa sih?? Kadang kalo ngomong seakan ngasih gw harapan!?" Tanya Minhee dengan suara yang mulai bindeng karena terlalu banyak menangis.

"Gw gak ngasih harapan...emang itu fakta nya. Gw sayang sama lu."

TBC









❝CHØICES❞ (between) || HWANGMINI ffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang