Kacamata Yang Kotor

78 6 6
                                    

 "Satu prasangka yang salah membuat cerita selanjutnya terlihat buruk."

Saat kamu mencoba melihat ke dalam dirimu, pernahkah terpikirkan, "Kenapa saya berpikir dan merasa dengan cara seperti ini ?" Di saat orang lain berpikir membuang sampah sembarangan biasa saja, hal ini malah membuatmu sangat jengkel. Atau saaat kamu melihat pasanganmu tidak sesuai dengan caramu berpikir, kamu menjadi sangat jengkel. Atau saat ini kamu sangat jengkel karena orang-orang di sekitarmu tidak mengerti apa yang kamu inginkan. Pernahkah terpikir darimana pikiran-pikiran itu muncul ?

 Saat orang lain memperlakukan kita tidak sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Muncul perasaan tersakiti, terhina, kecewa, marah, sedih, dan muncul emosi-emosi negatif lain di pikiran. Emosi-emosi ini muncul sebagai respon dari sikap mereka yang tidak sesuai dengan pikiran-pikiran yang kita anggap benar. "Seharusnya kamu itu...," hal-hal seperti ini merupakan buah dari perjalanan kehidupan kita. Pendidikan dari orang tua, lingkungan sosial kita, bahkan buku-buku, film-film, drama-drama atau apapun yang masuk ke dalam otak kita, membentuk cara kita berpikir. Pengalaman hidup itu membangun pemikiran yang bersifat subyektif. Bahasa gaulnya kalau di dunia psikologi, belief. Tak jarang, ini membuat kita merasa tersakiti sama sikap dia yang padahal "enggak ngapa-ngapain". Kadang pikiran-pikiran ini juga mempersempit cara bersikap ke teman-teman di sekitar kita. Maka, coba sadarilah, apakah kamu juga mengalami hal yang sama ?

Belief adalah kacamata kehidupan yang terbuat dari pengalaman kehidupan kita. Kalau selalu pakai kacamata ini, kita akan sulit melihat kejadian sebagaimana mestinya. Pikiran terjebak dalam hal-hal yang "seharusnya begini," akhinya yang kita korbankan adalah perasaan itu sendiri. Kondisi ini yang biasa membuat kamu jengkel, dan doi jadi ikutan jengkel juga, kalian akhirnya jengkel-jengkelan, gitu aja terus, sampai kalian benar-benar musuhan. Pikiran-pikiran ini muncul dari kacamatamu melihat situasi tertentu. Sebenarnya, pikiran-pikiran itu muncul karena ada maksud dan tujuan tertentu lho.

Tahu enggak sih, pikiran kita itu kadang cari perhatian ? makanya perlu nih kita coba perhatiin dia, biar dia tenang. Seperti, kalau punya pasangan, kemudian jarang dikasih perhatian, dia bakalan jadi bawel-bawel sendiri minta perhatianmu. Seperti itu, kira-kira pikiran kita. Dan kalau pikiran ini bawel terus, sampai-sampai kita tidak bisa tenang, saat itu juga kamu sedang mengalami kecemasan, kesedihan, atau kemarahan yang terkadng bisa berlangsung lama.

Emosi-emosi negatif ini kemudian melekat pada diri kita seperti duri yang menancap di jempol, dia akan terus-terusan menyakiti kita kalau kita jalan. Duri ini akan akan terus menyakiti jempol kita kalau kita tidak melepasnya secara perlahan. Seperti juga emosi negatif, kita akan terus merasa sakit kalau kita tidak belajar menyadari bahwa di hati ada luka, yang membuat emosi, dan harus dilepaskan perlahan-lahan. Makanya, Kalau kacamata kita untuk melihat dunia bisa fleksibel, kita tidak akan jadi orang yang gampang jengkel sama kelakuan orang lain. Karena kita sadar, setiap manusia punya kacamatanya sendiri-sendiri dalam melihat dunia.

Kaca mata kita yang kotor, membuat kita melihat siapapun terlihat kotor. Karena kita lihat orang lain kotor, kemudian kita memintanya, sampai maksa juga, menjadi lebih bersih. Tapi bagaimana kalau sebenarnya yang kotor adalah kacamatanya. Ini seperti kamu yakin bakalan bahagia kalau punya sahabat yang pengertian, baik hati, lemah lembut, dan menyenangkan, tapi ternyata sahabatmu ini orang yang agak galak, tapi dia itu beneran tulus. Eh, kamu tidak suka, karena kamu yakin orang galak bakalan bikin hidup tidak bahagia. Akhirnya, kamu sering ngasih saran ke dia untuk jadi seorang sahabat yang lembut, seperti kacamatamu. Ketika kamu sudah memaksanya, apakah yang mungkin terjadi ? Apakah dengan begitu kamu bahagia ? kalau jawabannya tidak, siapa yang sebenarnya membuat tidak bahagia ? dia ? atau kacamatamu ?

Dasar Aku !! Memahami diri dengan sederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang