Kacamata Pembuta Hati

28 4 9
                                    

" Manusia memang harus terus bertumbuh lebih baik, tapi bukan berarti menjadikan kekurangan sebagai sampah yang harus dibuang. Bahkan buah busuk pun mampu menumbuhkan pohon yang berbuah segar."

Saat kita lahir, kita tuh sering dibangun atau ditempatkan dalam sebuah situasi yang kita enggak pernah bisa memilih itu. Kamu jadi orang cerdas atau jadi orang yang mungkin mengalami kesulitan belajar, semuanya merupakan wadah yang diberikan Tuhan yang kadang kita ya cuma bisa, " Iya, Tuhan, Aku trima, Aku kuat kok..." Ya, kita gak bisa ngapa-ngapain. Kita cuma bisa merubahnya secara perlahan-lahan, diperjalanan kita berikutnya. Bagaimana kalau kita terlahir kurang sempurna ? bagi teman-teman difabel, biasanya mereka nih yang paling bisa merasakan.

Mereka itu, mungkin memiliki kelemahan dalam satu indra tertentu, tapi serius, mereka adalah orang yang paling tangguh di manapun berada. Mereka-meraka ini nih yang merupakan motivator kehidupan yang paling luar biasa. Kalau kamu punya teman difabel, sekali-kali cobalah ajak dia ngobrol, mereka asli keren. Kalau kamu pengen tanya bagaimana hidup ikhlas dan menerima, tanyalah teman-teman kita ini. Kamu tidak akan butuh motivator motivator mahal kalau kenal sama mereka, mereka jauh lebih memahami, bahwa hidup itu tidak boleh terjebak dalam duka berkepanjangan.

Kacamata ini kadang menjebak kita dalam kondisi gelap gulita tanpa arah. Karena terlalu kotornya sampai-sampai kita tidak bisa melihat arah tujuan hidup kita. Saat kacamata kita terbuat dari keyakinan yang meyakini kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan kesuksesan finansial, karier, profesi, dan segala yang materialistis, kita menjadi terjebak dalam rasa sedih dan kecewa serta perasaan gagal terus menerus ketika kita belum sukses. Kacamata ini kemudian membuat kita merasakan ketidaknyamanan secara terus menerus. Akhirnya, ini kacamata yang semua bersih tertutupi kotoran emosi negatif ini, akhirnya yang hadir adalah kita merasa dirundung duka.

Mungkin beda dengan kamu yang bisa hidup dengan kacamata ini kemudian memanfaatkannya untuk bekerja keras dan lebih keras lagi. Kerja kerasmu dibarengi dengan doa dan keinginan untuk merubah diri. Kamu pun membuat planning, apa-apa yang harus dilakukan jika gagal. Dan kacamata ini membuat kamu semakin bersemangat karena kamu bisa melepas kacamata ini jika sudah memang lelah. Dan memakainya kembali ketika energimu sudah kembali terkumpul.

Bayangkan kalau kamu terus menerus menggunakan kacamata – saya bahagia jikalau kaya – kapan coba kamu bahagia ? pernahkah terpikir itu, oke jika kamu kaya akan bahagia, tapi seberapa sih batasan kaya yang kamu tentukan. Tiada batas ? kalau kaya yang kamu tentukan adalah tiada batas, lalu kapan kamu akan bahagia ?

Terkadang kita perlu memodifikasi kacamata ini. Aku mengenal teman difabel yang memiliki kacamata "saya bahagia tanpa jika", ini adalah kacamata yang setiap dari kita punya tapi kita selalu malas memakainya. Karena, kacamata ini sudah dari kecil kita simpan, dan kita dipasangkan kacamata oleh lingkungan kita kacamata "aku bahagia jika ...." Kadang sebel ya, ngapain sih kita harus kaya dulu baru bahagia, harus punya pasangan istimewa dulu baru bahagia, harus sukses pendidikan dulu baru bahagia, coba kalau kita seperti anak-anak, ngapain aja bahagia. Oke, berarti sekarang rumusnya cobalah menggunakan kacamata yang berbeda. Kacamata "aku bahagia tanpa jika" lalu dengan apa aku bisa mencapai bahagia kalau tidak ada apa-apa yang aku dapatkan ? ini pertanyaan penting.


Pada dasarnya, kita ini bahagia bukan karena mendapatkan sesuatu tetapi merasakan sesuatu. Merasa terlepas dari ikatan perasan suka dan duka, merupakan sesuatu yang membahagiakan teman-teman. Kenapa, cobalah melepas kacamata ini, perasaan damai akan kita capai. Pernah kan pasti merasa senang mendapatkan yang kamu inginkan, berapa lama sih rasa senangnya ? 1 tahun 2 tahun ?

Ketika kita merasa senang, rasa senang ini bertahan sebentar, lalu ketika kita merasa sedih atau berduka perasaan ini biasanya melekat kuat dan lama. Apabila menggunakan kacamata "saya bahagia tanpa jika" saat kamu senang kamu sadar senang ini sebentar dan ada duka yang mungkin dalam waktu dekat atau lama akan mengiringi. Secara otomatis, kamu akan jauh lebih siap ketika peristiwa yang membuat duka itu hadir. Kesiapan ini nih yang buat kamu jauh lebih kuat, dan karena kamu sadar bahwa peristiwa sedih ini juga akan berlalu, kamu enggak akan sedih berlarut-larut. Karena itu, ketika kamu tidak terjebak dalam perasaan senang yang berlarut-larut atau perasaan sedih yang berlarut-larut, kamu jadi pribadi yang gampang move on dan move forward.

Sebagai manusia yang ingin bahagia kita sebaiknya benar-benar memahami konsep perputaran ini. Karena kalau kita sampai terjebak di salah satunya, kita kan terus menerus menelan pil pahit kekecewaan atau kedukaan. Coba deh bayangin, waktu kamu harusnya sedih karena uang habis, terus kamu diem ketawa-ketawa aja, kan aneh. Beda lagi, kalau kamu sadar lagi sedih karena uang habis, akhirnya kan kamu mikir tuh bagaimana cara biar bisa dapat uang. Suka dan duka itu punya perannya masing-masing, makanya ayo coba kita sadari, dan jangan sampai terlarut larut dalam keduanya. Kasihan hidupmuuu... udah hidup gak lama-lama banget harus merasa sedih berkepanjangan.

Jika kita terus menerus menganggap kekurangan itu sebagai kesalahan, dan mencoba menghapusnya, percayalah, kamu kadang akan merasa tertekan dan cemas. Coba tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu ingin diterima seutuhnya ? apakah dirimu sudah melakukannya, pada dirimu sendiri ? semoga tumbuh pohon indah di relung jiwamu, yang meneduhkan hati.

"Manusia, selalu mengalami suka dan duka silih berganti, tapi manusia selalu terjebak salah satu diantaranya."

Dasar Aku !! Memahami diri dengan sederhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang