BAB II

15 21 6
                                    

                         SHALLOW
    15.00

Waktu dimana orang- orang menghabiskan sisa hari bersama dengan keluarganya, ada yang memasak,ada yang bercanda tawa,ada yang bermain bola bersama ayahnya,dll. Hal itu tidak berguna bagi perempuan berwajah cantik,Rochie. Sebenarnya ia diajak adiknya untuk bermain boneka di belakang rumah,tetapi Rochie menolaknya,ia ingin melihat pemandangan di sekitar komplek dengan berjalan kaki.

        " Aduhhh", tak sengaja Rochie jatuh karena ia tersandung batu yang ada di depannya. Seseorang mengulurkan tangannya untuk mempermudah Roch berdiri. Ia terkejut ketika ada seseorang dengan sudinya menolong Roch yang mempunyai satu kaki yang masih berfungsi.

" Sini,genggam erat tanganku",ucap seorang pria yang sedari tadi mengulurkan tangannya pada Roch. Sebelumnya pria tersebut menyingkirkan tongkat Roch, agar Roch dapat leluasa mengenggam tangannya untuk dapat berdiri dengan mudah. Ia lalu melihat wajah orang yang menolongnya,serasa tidak asing bagi dirinya.

     "E-l-o-k?",ucap Roch sambil terbata-bata. Pria tersebut hanya tersenyun manis ketika Roch menyebut namanya.

     " Terima Kasih telah menolongku,Elok"

"Sama-sama, uhmm Roch apakah kamu hari ini sibuk?"

     " Tidak,memangnya kenapa Elok?"

" Aku ingin memperlihatkanmu tempat terindah di sekitar sini. Mungkin kamu akan menyukainya",ucap Elok sambil tersenyum memandangi Roch.  Ia hanya mengangguk sebagai jawabannya.  Sekitar 2 menit berjalan dari tempat kejadian tadi ,mereka telah sampai di tempat yang Elok maksud. Tempatnya sangat damai ketika dipandang, terdapat sebuah danau besar yang dibelakangnya dapat terlihat jelas pegunungan, selain itu terdapat juga pohon rindang yang mengelilingi danau tersebut. Tempatnya lumayan sepi, mungkin karena orang-orang menganggap bahwa dengan pergi ke mall dapat meminimalisir kepenatan.  Hal itu tidak berati bagi Elok,ia menganggap bahwa dengan alamlah kepenatannya dapat terkurangi karena sejatinya manusia itu berasal dari alam dan akan kembali lagi ke alam. 

    " Bagaimana Roch? Apakah tempat ini indah? "

" Iya, aku tidak menyangka bahwa komplek ini mempunyai pemandangan yang sangat indah"

     " Belum banyak yang mengetahui tempat ini Roch.  Aku sangat menyukai tempat ini, karena disini segala bentuk kepenatan dalam diri dapat sirna begitu saja.  Jadi, kalau kamu merasa hatimu sedang bersedih datanglah ke tempat ini,  ceritalah dengan alam karena alam tak akan pernah membicarakanmu di belakang orang",ucap Elok sambil menatap Roch sekilas.  Elok tau bahwa perempuan yang ada disampingnya hatinya sedang tidak bersahabat. Mereka berdiam diri sambil menikmati pemandangan yang ada di danau ini, tak ada percakapan diantara mereka berdua.  Mungkin gengsi atau canggung yang bersemayam di diri mereka masing-masing.  Suara montor berlalu-lalang melewati danau, sesekali Elok menatap wajah Roch yang damai ketika di lihat. Setiap Elok melihat wajah Roch jantungnya berdetak seperti tidak sewajarnya, cepat sekali.  Roch yang sedari tadi merasa bahwa Elok melihat dirinya merasa tidak nyaman,karena ini waktu pertama kali dirinya berinteraksi dekat dengan seorang pria.

       " Rochie"

"Iya? "
 
      " katakanlah sesuatu padaku, apakah kau bahagia dengan kehidupan modern ini ataukah ingin sesuatu yang lebih? "

"Hah? "

       " Kalau kamu tidak ingin menjawab, tidak apa.  Aku tidak akan memaksa",kata elok sambil melihat ke arah danau.  Sebenarnya Rochie ingin menjawab tetapi ia urungkan, karena ia belum mengenal dekat dengan Elok. Senja telah menunjukkan keindahan di danau tersebut, mereka memutuskan kembali sebelum langit berubah menjadi hitam. Jalanan komplek memang ramai tetapi tidak dengan mereka berdua, hening.  Hanya bunyi suara ban sepeda yang berdecit-decit.  Bulan yang indah, seindah wajah perempuan yang sedang termangu. Elok berusaha memecah suatu keheningan diantara mereka.

     " Roch, liatlah langit itu?",seketika itu Roch melihat langit yang ditunjuk Elok

      " Bulan yang indah bukan?. Aku iri dengan bulan,karena bulan tetap menyinari bumi meskipun manusia tidak menganggapnya ada",Ucap Elok sambil memandangi langit.  Roch sedari tadi hanya diam seribu bahasa, tetapi Elok akan berusaha membuat perempuan disampingnya merubah pemikirannya bahwa ia tidak pernah sendiri di bumi ini. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai dirumah Rochie,tak lupa Elok berpamitan kepada Roch yang sedari tadi hanya diam saja. 

     " Roch, aku pamit pulang.  Tetaplah tersenyum walaupun hatimu berkata tidak. Selamat Malam"

" Elok, terima kasih telah mengajakku ke danau yang indah itu.  Selamat Malam". Roch kemudian berjalan menuju rumah, rumah yang menurutnya adalah semi dari surga. 

      " Anak mama tadi darimana saja? kok tidak bilang sama mama akan pergi ke luar rumah"

"Maaf"

      " Ya sudah, sekarang kamu makan dulu ya habis itu baru boleh ke kamar"

" Iya '',ucap Rochie meninggalkan mamahnya.

                            ⏳⏳⏳

Flashback

    Waktu itu, ulang tahun Rochie akan tiba.  Ayah Rochie ingin merayakan ulang tahun anaknya bersama teman-temannya. Namun, mamah Rochie menolaknya karena ia malu jika memilik anak yang tidak normal.  Ayahnya menguatkan hati istrinya agar ikhlas menerima keadaan,ia ingin agar orang-orang tau bahwa Rochie adalah anak mereka.  Anak seorang pemilik perusahaan minyak terkenal masa itu,kala itu istrinya menolak tetapi akhirnya dengan segala cara membujuk istrinya agar mengizinkan membuat pesta ulang tahun Rochie,pesta itu terlaksana.

    Hari-hari yang ditunggu tiba, bukan untuk ibunya. Para tamu berdatangan di sebuah tempat yang telah dipesankan oleh ayahnya.  Orang tua Rochie menyambut kedatangan tamu, sementara Rochie sedang bersiap diri.  Senyum mengembang di wajah ayahnya,tidak seperti ibunya hanya tersenyum tipis menyambut para tamunya.  Setelah dirasa para tamu telah telah banyak yang berdatangan, ayahnya memanggil Rochie untuk segera kesana.  Sebelum pembawa acara menyampaikan beberapa kalimat selamat datang kepada para tamu, hingga akhirnya ia memanggil Rochie," Please welcome nona Rochie Alexander". Para tamu berdiri dari tempat duduknya, mereka sedikit terkaget karena anak pemilik perusahaan minyak itu tidak sempurna.  Beberapa dari mereka berbisik mejatuhkan mental Rochie.  " Lihatlah itu teman, anak Wijaya Alexander cacat. Saya akui memang anaknya cantik, tapi kalo dia cacat apakah ada yang akan menyukainya kala ia dewasa? ",ucap ibu-ibu bersanggul. Ibu Rochie seketika mendengar perkataan teman suaminya hatinya sangat teriris,semenjak kejadian itu Rochie dikurung ibunya untuk tidak pergi dari rumah. Pesta telah berakhir,ibu Rochie menangis di dalam kamar,kejadian tersebut membuat ibu Roschie malu melahirkan Rochie. Suaminya yang sedari tadi melihat istrinya menangis menangkan istrinya dan mulai bertanya mengapa ia bersedih pada waktu hari kebahagiaan Rochie.

     " Istriku,ada gerangan apa yang membuat kamu menangis?"

" Aku malu mempunyai anak tidak sempurna seperti anak - anak diluar sana". Suaminya mendegar hal itu ingin memarahi istrinya,tetapi ia tahan.

      "Maksudmu apa?!"

" Kamu lihatkan Rochie hanya memiliki fungsi 1 kakinya saja!,aku malu sama teman kerja kamu dan temanku !. "

       " Kamu malu akan pemberian Tuhan kepada kita?. Banyak orang diluar sana yang menginginkan seorang anak,sedangkan kamu yang telah diberikan anugerah dari Tuhan merasa malu akan anugerahnya?!. Malu itu sama saja kamu tidak terima atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kamu,dan bagusnya lagi aku malu memiliki istri yang berbicara seperti ini!",ucap ayah Rochie sambil meninggalkan ibunya. Pada waktu itu ibu Rochie mengandung adik Rochie,ia berharap anak keduanya nanti tidak cacat. Rochie yang mendengar hal itu hatinya sangat hancur,ia tidak sengaja menguping pembicaraan ayah dan ibunya. Ia ingin mengadu kepada Tuhan bahwa ia ingin dikembalikan lagi di alam sana.

Flashback off
   
    Ketika Rochie mengingat kejadian itu hatinya sangat rapuh. Ia tau bahwa ibunya perhatian kepadanya karena ayah Rochie mengancam akan bercerai kepada ibunya kalau tidak bisa menerima ikhlas keadaan Rochie dan ayahnya akan membawa Rochie beserta adiknya.

     Aku benci hidup ini,karena hidup hanya penuh dengan drama .

    #ThankYouNext

    
 

Argumentasi PredestinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang