BAB I

18 21 3
                                    

Rochie

Terlalu lama dunia membisu

Membisu bak dimensi waktu yang berporos

Setiap langkah,setiap jiwa yang mengikat

Seperti sang surya yang tak malu akan dirinya

Sendiri. Hanya itu yang dapat dirasakan

Usaplah kesedihanmu,queen

Bertahanlah,kau adalah pemenang

Argumentasi Predistinasi yang mengikat

Peluklah jangan kau goyahkan

Kala itu berita kebahagian telah datang di keluarga kecil. Istrinya akan segera melaharikan esok hari,dokter memprediksi anak yang lahir berjenis kelamin perempuan. Waktu telah terlewat begitu cepat. Benar. Perempuan tersebut melahirkan seorang gadis cantik berhidung mancung. Tetapi,hal itu seketika sirna ketika dokter mengatakan bahwa anaknya perempuan tersebut kaki kirinya lumpuh selamanya. Kini,bayi perempuan tersebut telah tumbuh menjadi wanita cantik bagaikan rembulan yang bersinar,damai.

Sedari tadi ia termangu melihat seorang anak berlarian kesana- kemari. Senyumnya tak pernah mencuat dari bibir indahnya. Andaikan ia dapat berjalan sempurna seperti kebanyakan anak tersebut,ia tidak perlu repot memendam mimpinya. Terlalu lama ia meratapi keadaannya,tak terduga bahwa gadis cantik tersebut telah terlelap.

Keesokan harinya,ia bersiap-siap untuk bersekolah dengan ditemani tongkat penyangga tubuhnya .Tak pernah malu,karena memang keadaan tubuhnya seperti ini. Ketika sampai di sekolah tak sengaja ia tertabak dengan seorang wanita sebaya yang memiliki paras yang manis,tetapi hatinya tak semanis wajahnya.

" Heii,hati-hati dong kalau jalan. Kalau tubuhku lecet,apakah kau akan bertanggung jawab? secar-", ketika wanita tersebut ingin melanjutkan perkataannya datanglah pria yang jerah akan perilaku cewek tersebut.Pria tersebut merupakan siswa terkenal di SMA.

" Roch, apakah kau baik-baik saja?",ucap pria tersebut sambil membantunya untuk berdiri

" Tidak apa-apa,terima kasih telah membantu. Kak saya minta maaf karena tidak sengaja menabrak kakak". Ketika Roch menjulurkan tangannya,wanita tersebut meninggalkannya dengan tatapan tidak suka.Pria tersebut bernama Esok. Mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ke kelas,banyak wanita yang iri akan kedekatan Esok dan Roch,secara bahwa Esok adalah seorang pria tertampan di sekolah ini. Ketika mereka sampai di kelas,ada suatu pengumuman bahwa akan diadakan perombakan tempat duduk yang telah disetujui oleh wali kelas. Roch menghiraukan pengumuman tersebut,ia akan menerima siapa saja yang akan duduk di sampingnya. Di kelas Roch hanya memiliki dua orang sahabat,mereka sangat setia akan bagaimana keadaan Roch. Kedua sahabatnya bernama Janny dan Jazmyn.Dua orang yang dapat membuat hari-harinya sedikit tidak kesepian walaupun ia benar-benar merasakan suatu kesepian meskipun keadaan kelas sangat ramai.

Wali kelas telah datang,semuanya berdiri dan mengucap salam. Pembagian akan segera di mulai. Perasaan campur aduk menjadi satu di dalam kelas,ada yang berdoa agar ia mendapat Esok menjadi teman sebangkunya,ada yang berdoa agar ia tidak bersampingan dengan Roche karena akan sangat ribet jika mengurusi orang kurang sempurna seperti dia,ada yang berdoa agar ia masih sebangku dengan sampingnya. Banyak sekali,bukan main. Salah satu dari murid dikelas ditunjuk wali kelas untuk membuat lintingan, ketika lintingan selesai dibuat para siswa jatntungnya berdetak sangat cepat seperti seseorang yang sedang memompa ban.

" Teman-teman, perombakan akan segera dimulai. Harap untuk semua agar dapat ikhlas menerima siapa yang akan menjadi teman sebangkunya.",ucap salah seorang siswa yang sedari tadi mengocok lintingan yang didalamnya terdapat angka sesuai jumlah siswa yang terdapat di kelas. Perombakan telah dimulai,Roch mendapatkan teman sebangku Jazmyn sedangkan Elok mendapatkan teman sebangku Janny.

" Hello, Roch. Meskipun kita tidak menjadi teman sebangku akan tetapi aku berada di depanmu",ucap Esok dengan senyum sumringahnya. Tidak tau mengapa ia sangat damai ketika berdekatan dengan Roch. Apakah ini cinta?. Entahlah,karena hatinya masih sangat bimbang untuk perihal percintaan.

09.00
Waktu yang sangat dinanti oleh para siswa. Istirahat. Roch dan kedua sahabatnya seperti biasanya menuju ke ruangan balet yang didepannya terdapat sebuah taman yang indah. Roch dan kedua sahabatnya memang sedari dulu selalu membawa bekal dari rumah. Mereka selalu pergi ke taman itu karena, Roch dari dulu ingin sekali berlatih balet. Janny dan Jazmyn merupakan dua orang yang mengikuti exskul balet.

" Roch,mengapa kamu sedari dulu ketika istirahat tiba suka akan tempat ini?",tanya Janny dengan penasaran.

" Emm,sebenarnya aku menyukai balet. Jadi,aku ingin melihat orang latihan balet untuk kompetisi yang akan ia hadapi"

" Mengapa kamu tidak ikut balet saja Roch?"

"Aku sadar diri karena aku tidak sempurna seperti kalian. Kakiku hanya berfungsi satu,aku sangat tidak percaya diri ketika aku mengikuti extra balet. "

" Begitu rupanya,janganlah bersedih kami akan mengajarimu balet kalau kamu tidak ada jadwal extra"

" Apakah kau tidak sedang bercanda Jazmyn?"

" Tidak,Roch. Kami akan mengajarimu ketika hari sabtu telah tiba"

" Terima kasih Jazmyn,Janny",ucap Roch sambil memeluk kedua sahabatnya ini. Ia sangat berterima kasih kepada Tuhan karena telah dihadirkan dua orang sahabat yang baik hati. Tak terasa waktu 15 menit tak terasa bagi mereka. Roch sebenarnya masih ingin melihat latihan balet,apalah daya bel berbunyi tanda masuk telah terdengar. Mereka berjalan menuju ke kelas,tak sengaja Roch bertemu dengan seseorang yang tidak sengaja ia tabrak tadi pagi. Orang tersebut menatap sinis wajah Roch,ia sampai sekarang belum tau siapa nama orang tersebut.

01.00
Semua siswa sangat menantikan waktu ini,mereka berasa bahwa surga dunia akan menantinya. Terbebas dari penjara yang tidak lain adalah sekolah. Roche dan kedua sahabatnya meninggalkan kelas dan menuju ke parkiran,disana sudah ada pak Bondan supir pribadi Roch. Roch merupakan seorang anak yang berkecukupan,tidak kaya namun semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Ia memiliki seorang adik perempuan yang nasibnya jauh lebih beruntung darinya. Normal. Adiknya bernama Rich Alexander. Walaupun Roch sangat tidak percaya bahwa ia akan terlahir dengan tidak normal. Apakah dunia ini sangat adil?, itu adalah pertanyaan yang ia ingin tanyakan kepada orang tuanya.Akan tetapi ia urungkan niatnya karena Roch tau bahwa orang tuanya sangat sedih ketika mendengar Roch bertanya seperti itu. Roch melambaikan tangan kepada kedua sahabatnya,ketika mobil hendak pergi meninggalkan sekolah. Akan tetapi,ketika Elok melihat Roch pulang ingin rasanya ia mengikutinya agar ia dapat tau dimana letak rumah Roch. Apakah ini benar-benar cinta pandangan pertama ataukah ini hanya sebuah ilusi hati semata?. Entahlah,biarlah waktu yang akan menjawab.

Jalanan yang macet,membuat Roch ingin segera sampai di rumah. Menikmati nyamannya kasur yang selalu menanti kedatangannya. Suara klakson yang membisingkan tak membuat Roch bergerak dari mimpinya,sekarang ia telah tertidur nyenyak. 20 menit telah berlalu,akhirnya ia sampai dirumah klasik tetapi elegan,perpaduan antara eropa dengan negara timur.

" Hallo kesayangan mama,gimana sekolahnya hari ini?"

" Baik",jawab Roch dengan sangat cuek. Roch merasa bahwa ibunya bersikap seperti itu karena hanya merasa kasihan sama dia. Ia tau bahwa adiknya merupakan anak kesayangan mama,tetapi mengapa ia bersikap seperti itu?. Roch hanya ingin mama ikhlas akan keadaanku seperti ini,karena ia tahu bahwa mama sangat terpukul ketika ia melahirkan anak tidak normal.Meskipun kenyataan Roch juga tidak terima bahwa hidupku tidak normal.

#ThankYouNext

Argumentasi PredestinasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang