CHAPTER 03

21 12 3
                                    

×××

Rooftop sekolah adalah tempat yang cocok untuk seorang siswa bolos pelajaran. Seperti yang dilakukan oleh kedua siswa ini, Daren dan Shaka tampak asik memainkan game yang berada di ponsel mereka. Pergi disaat pelajaran berlangsung sudah menjadi rutinitas mereka, dengan alasan pergi ke toilet dan tidak kembali lagi sampai bel istirahat atau pulang berkumandang.

Ckelek ...

Pintu rooftop terbuka menampilkan sosok laki-laki berperawakan tinggi sekitar 180cm. Argam berjalan menghampiri kedua sahabatnya lalu menghempaskan tubuhnya di sofa yang memang sengaja diletakan di sana. Shaka mengalihkan matanya dari gamenya menatap Argam dengan wajah terkejut dibuat-buat.

"Wow! Ada angin apa sampe seorang Argam Raindo bolos?" tanyanya menyindir.

Argam memutar bola mata malas, memilih memejamkan matanya dan terlelap sesaat. Dirinya begitu sangat lelah dan sangat membutuhkan istirahat.

"Lo ada masalah?" tanya Daren yang sudah mematikan ponselnya.

Argam hanya menggeleng sebagai jawaban. Dirinya tidak mungkin memberitahu bahwa masalahnya disebabkan oleh sahabatnya sendiri. Sebenarnya tidak ada yang bersalah hanya waktu dan takdir yang salah, mengapa semua harus terjadi dengan orang-orang yang ia sayangi.

"Gue tau lo ada masalah," gumam Daren pelan. "Lo berubah," lanjutnya membuat Shaka menatapnya dengan pandangan seolah bertanya.

"Maksud lo, apaan?" tanya Shaka.

Daren menghedik bahu beranjak bangun berjalan ke arah tepian atap. Mata tajamnya menelisik jauh pemandangan di depannya. Angin berhembus menerbangkan beberapa helai rambutnya.

"Lo beneran ada masalah?" tanya Shaka kepada Argam.

Laki-laki itu masih memejamkan matanya. Tidak tidur hanya berpura-pura namun, Shaka tahu bahwa sahabatnya tidak benar-benar tertidur.

"Gue denger ada anak baru," gumam Shaka.

"Gue gak peduli." Daren menyahut dingin, terkesan begitu tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya.

Shaka tahu itu, hanya saja. "Tapi gue punya perasaan beda kali ini," ujarnya masih dengan gumaman.

"Maksud, lo?" Argam bertanya tanpa membuka matanya. Sudah dibilang bukan, Argam tidak tidur dan dia mendengar semua percakapan sahabatnya.

Shaka mengangkat bahu tidak tahu. "Gue gak tau, tapi gue ngerasa beda aja."

"Dia jelek? Bukan tipe lo?" tebak Argam sangat tahu sifat sahabatnya yang begitu sangat memuja kecantikan wanita.

Shaka menggeleng. "Enggak. Dia cantik, banget malah kalo menurut gue. Gue jadi punya rencana buat gebet dia," cengirnya pada akhirnya.

"Lo punya adek cewek, Shak. Inget, gimana perasaan lo saat adek lo sendiri dipermaiin sama cowok," ujar Argam memperingatkan.

"Gue tau, gue juga gak niat buat permaiin mereka. Merekanya aja yang terlalu bego mau sama gue, udah tau gue brengsek," akunya.

×××

Tok ... tok ... tok ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

InopinatumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang