"Aku tidak menyangka... Jaebum oppa dan eomma ternyata berselingkuh di belakang appa. Apa aku harus memberitahukan ini pada appa?"
"Nayeon-ah"
Nayeon yang menghadap ke belakang sontak berbalik dan menatap seseorang yang ada di hadapannya kini.
"J- Jaebum oppa"
"Sedang apa kau disini?"
Nayeon menggigit bibirnya saat menatap wajah sang kakak yang begitu datar namun dingin. Ia memainkan ujung piyama tidurnya dan bergerak gelisah. Jantung Nayeon berdetak kencang, ia takut jika Jaebum tahu dirinya mengintip -secara tidak sengaja- sang kakak dan ibu tirinya yang sedang bercinta. Nayeon bahkan masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Tega sekali ibu tirinya itu bermain api di belakang sang ayah dan yang lebih parahnya lagi ibu tirinya itu bermain api dengan sang kakak.
Kenapa wanita itu tega sekali berkhianat?
Apa kurangnya sang ayah sampai ibu tirinya tega melakukan itu pada satu-satunya seseorang yang paling ia sayangi di dunia ini selain Jaebum?
Padahal Nayeon hampir bisa menerima Jinyoung sebagai ibu tirinya perlahan namun pasti. Tapi setelah mengetahui kebusukan sang ibu tiri Nayeon kembali berpikir dua kali.
"A- aku... Aku terbangun dan merasakan tenggorokanku kering. Aku haus dan ingin mengambil minum ke bawah" Nayeon tersenyum kikuk.
Wanita itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Semoga saja Jaebum tidak mengetahui bahwa dirinya tidak sengaja mengintip Jaebum dan Jinyoung tadi.
"A- aku ke bawah dulu ya, oppa"
"Tunggu!"
Nayeon yang melewati samping Jaebum terhenti saat tangan Jaebum memegang tangan Nayeon.
'Tamatlah riwayatku'
"Apa kau melihatnya tadi, Im Nayeon?" Tanya Jaebum dingin.
Nayeon menelan ludahnya mendengar suara menyeramkan Jaebum. Seumur hidup Nayeon ia paling takut dengan suara berat Jaebum. Maka dari itu Nayeon tidak pernah membuat Jaebum marah.
Jaebum yang merasa tidak di respon membawa tubuh Nayeon untuk kembali berhadapan dengannya. Kedua tangannya memegang lengan tas Nayeon dan mata sipit nan tajam itu menatap Nayeon tajam. Nayeon merasa jantung nya tidak berdetak saat melihat tatapan dari mata Jaebum yang menyeramkan.
"Jawab aku? Apa kau melihatnya tadi?" Nayeon hanya mengangguk. Lidahnya terasa kelu seketika dan tidak bisa menjawab pertanyaan Jaebum.
"Aku peringatkan padamu jangan sampai kau memberitahukan ini pada appa atau aku akan membawa mu kembali ke Jepang dan hidup disana bersama manusia-manusia busuk itu, kau mengerti!" Ancam Jaebum.
"N- ne, oppa"
Jaebum menyeringai "Bagus, kalau begitu cepat kau ambil minum dan kembali tidur"
Nayeon hanya mengangguk membalas ucapan Jaebum. Pria itu tersenyum dan mengusap rambut Nayeon kemudian masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Nayeon yang masih mematung tidak percaya dengan sikap Jaebum barusan.
"Oppa sudah berubah, dia bahkan tega mengancam adik nya sendiri demi seorang jalang yang appa bawa kerumah? Ck, ini lucu. Aku membenci dirimu, Park Jinyoung"
Nayeon pun berbalik dan berjalan menuju kamarnya. Rasa hausnya hilang dan ia ingin kembali tidur agar bayangan Jaebum dan Jinyoung yang sedang bercinta ia hilangkan dari pikirannya.
*****
Pagi harinya keluarga Im sedang sarapan di meja makan. Nayeon tengah sibuk mengaduk-aduk kimchi di mangkuk kecil yang ada di sampingnya. Jinyoung pun kini tengah menyiapkan nasi dan juga cangkir untuk sang suami. Sementara appa Jaebum membaca koran pagi yang biasa di antar tukang koran langganannya.