689 60 58
                                    

Sepanjang perjalanan senyum Jaebum terus mengembang. Ia tidak sabar untuk mendatangi suatu tempat dan menemui seseorang yang sedari tadi ada didalam benaknya. Mobilnya kini berhenti tepat di sebuah gedung kecil. Ia keluar dari dalam mobil dan berjalan masuk menuju ke dalam gedung.

Saat membuka pintu, ia menemukan beberapa pria berpakaian rapi sedang berdiri di depan sebuah ruangan seperti studio. Orang-orang itu membungkuk memberi salam pada Jaebum yang datang menghampiri mereka.

"Selamat siang, tuan muda. Saya sudah membawa nyonya Jinyoung dan beliau kini berada di dalam"

Jaebum mengangguk. "Bagus, apa dia sudah sadar?"

"Belum tuan, mungkin sebentar lagi efek obat biusnya akan hilang dan nyonya Jinyoung akan segera sadar"

"Ne, apa kau sudah memastikan orang-orang ayahku itu tidak mengetahui ini semua?"

"Tidak tuan, semuanya beres dan aman. Saya dan anak buah saya akan terus memantau pergerakan orang-orang itu dan menjaga tuan muda serta nyonya Jinyoung"

Jaebum memukul ringan pundak pria itu. "Baiklah, kalau begitu kalian tetap berjaga di sini ya"

"Ne, tuan muda"

Pria itu membungkuk memberi hormat pada Jaebum. Jaebum pun berjalan menuju ruangan studio miliknya dan mengunci pintu. Ruangan ini kedap suara jadi orang yang berada di luar studio tidak akan mendengar suara apapun yang berasal dari dalam.

Studio ini memang sengaja Jaebum beli dan juga desain untuk memudahkannya beraktivitas membuat lagu. Ruangan ini terbilang cukup besar untuk sebuah ukuran studio bahkan sofanya saja cukup untuk duduk beberapa orang. Belum lagi ada beberapa alamat musik serta ruang rekaman sendiri yang lumayan cukup besar.

Mata Jaebum langsung tertuju pada seseorang yang tengah berbaring di sofa besarnya. Senyuman mengembang saat melihat tubuh wanita yang ia cintai tengah berada di sana. Ia hampiri wanita itu dan ikut berbaring di sampingnya.

Matanya menelusuri setiap lekuk indah tubuh wanita itu. Sangat sulit sekali bisa memiliki waktu berdua seperti ini dengan ibu tirinya karena sang ayah yang benar-benar menjaga ketat Jinyoung hingga tidak ada satu pun yang bisa menyentuh Jinyoung. Jaebum tidak aneh mengapa jika ia memperlakukan Jinyoung seperti itu karena memang jika Jaebum yang berada di posisi ayahnya ia pun akan melakukan hal yang sama. Jinyoung terlalu indah dan berharga untuk di sentuh oleh orang lain.

Bahkan ketika ibunya masih hidup, ayahnya tidak pernah memperlakukan ibunya sama seperti pria itu memperlakukan Jinyoung saat ini hingga terkadang rasa sakit hati itu muncul ketika mengingat hal itu. Ia merasa semakin membenci ayahnya ketika sang ibu meninggal karena ayahnya itu bahkan tidak menghadiri pemakaman ibunya dan malah sibuk merayu keluarga Jinyoung agar pria itu dapat menikah dengan putri mereka.

Awalnya keluarga Jinyoung tidak setuju namun hutang budi kedua orang tuanya kepada ayah Jaebum akhirnya membuat mereka merestui Jinyoung untuk menikah dengan pria itu. Dan awal mula pertemuan Jinyoung dengan Jaebum adalah ketika pernikahan itu terjadi. Pertemuan yang berujung dengan hubungan terlarang yang mereka lakukan. Tidak di pungkiri mereka saling mencintai satu sama lain bahkan selama ini Jinyoung tidak pernah mencintai ayah Jaebum. Ia melakukan hubungan intim dengan ayah Jaebum hanya sekedar memuaskan dirinya sendiri dan ia tidak pernah menggunakan perasaannya saat melakukan itu.

Bahkan tanpa pria itu tau, setelah melakukan hubungan intim Jinyoung selalu meminum pil penunda kehamilan. Wanita itu begitu pintar dan rapi menyembunyikan semuanya dari pria itu. Namun berbeda dengan Junho-- dengan Jaebum, wanita itu tidak pernah meminum pil penunda kehamilan bahkan ia tidak pernah meminta Jaebum menggunakan pengaman saat bercinta. Ia sepenuhnya menyerahkan dirinya pada Jaebum. Karena Jinyoung mencintai Jaebum, itu yang Jaebum tahu.

Ride (JJP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang