“Mereka siapa?” suara bariton itu mengagetkan Anisa. Matanya nanar memandang sosok yang kini tengah memendam amarah.
“Hebat. Rupanya selama ini kamu sudah menipuku. Kamu tidak bisu!” Kelvin rasanya ingin sekali melayangkan tamparannya pada wanita di depannya. Anisa tidak bisu, wanita itu menipunya. Jangan-jangan status Anisa sebagai istrinya juga hanya tipuan.
“Jawab aku Anisa mereka siapa? Hah...!” bentak Kelvin, tiga anak kembar yang tadi bermain bersama Anisa nampak ketakutan mereka kompak bersembunyi di belakang Anisa. Melihat Anisa tak jua menjawab pertanyaannya, Kelvin sangat geram. Ia menarik kasar salah satu bocah kembar itu.
Si bocah menangis ketakutan ketika berada dalam cengkeraman Kelvin. “Jika kamu terus diam aku patahkan leher anak ini,” desis Kelvin, ia tak main-main dengan ucapannya. Kehilangan ingatannya sudah membuat Kelvin frustrasi ditambah dengan segala kebohongan yang tampak di depan matanya.
“J-jangan..... lakukan itu,” ucap Anisa, ia berusaha mengambil bocah itu dari Kelvin.
“Siapa anak-anak ini!” tangisan si anak makin kencang, bahkan dua bocah yang berada di belakang Anisa juga ikut menangis melihat raut wajah Kelvin seperti orang kesetanan. Urat leher menonjol dan mata hampir melotot keluar, dada Kelvin kembang kempis menahan emosi.
“Mereka ini anak-anak kita Kelvin,” ucap Anisa dengan mata berkaca, lelaki yang sudah lima tahun menikahinya begitu banyak menggores luka di hatinya.
“A-apa! Jadi mereka anakku....” rahang Kelvin nampak kaku, ditatapnya intens ketiga bocah kembar itu satu persatu. Telinganya tiba-tiba berdenging, kepalanya sakit serasa dihantam oleh palu besar. Amnesia yang dialaminya membuat Kelvin seolah terjebak di dalam labirin dan sulit menemukan jalan keluar, lelaki berparas tampan itu nampak sulit menerima jika ketiga bocah kembar itu anaknya.
“Tapi, kenapa kamu sembunyikan mereka selama ini?” nada suara Kelvin terdengar bergetar, rasa sakit di kepalanya semakin menjadi.
“Setelah ingatanmu kembali, kamu akan tahu alasanku menyembunyikan mereka. Sekarang kamu sudah tahu kepura-puraanku selama ini, jadi tiada guna lagi aku menemanimu. Pergilah....” ucap Anisa dingin, membuat Kelvin bergetar. Wanita itu menyorotnya dengan tajam, dari tatapannya tergambar jelas ada cahaya luka di sana.
“Tidak! Kau dan anak-anak ikut pulang denganku,” ucap Kelvin tegas, meski ingatannya belum pulih ia menginginkan Anisa dan anak-anaknya tinggal bersamanya. Anisa tersenyum sinis.
“Sebelum kamu kecelakaan kamu sudah menjatuhkan talak satu untukku. Selama ini aku menemanimu dalam kepura-puraan hanya sebatas rasa bersalah karena pertengkaran kita membuatmu sampai kecelakaan. Sekarang kamu sudah mengetahui kebohonganku.” Apa yang diucapkan Anisa semakin membingungkan Kelvin.
Apa yang sebenarnya terjadi sebelum ia amnesia? Kenapa ia bisa menceraikan Anisa? Sementara anak kembar mereka masih sangat kecil, Kelvin menebak usia anak-anaknya sekitar dua tahun. Dan apa penyebab sorot terluka yang terpancar di mata Anisa saat menatapnya.
🍃🍃🍃
Flashback on :
Anisa tersenyum lebar mendengar apa yang dikatakan dokter barusan ia hamil, akhirnya tuhan memberikan ia kepercayaan juga untuk mengandung setelah dua tahun menikah. Anisa tak sabar untuk memberitahukan berita bahagia ini pada suaminya tercinta.
“Aku hamil Mas!” ucap Anisa dengan mata berbinar, namun reaksi tak terduga ditunjukkan Kelvin laki-laki itu nampak tak senang dengan kehamilan sang istri.
“Apa! Kok bisa? Selama ini bukannya kamu pakai KB?” nada bicara Kelvin meninggi dari biasanya, lelaki yang terkenal tak banyak bicara itu tidak bisa menerima kehamilan Anisa. Menikah dengan Anisa yang memiliki kecerewetan tingkat dewa saja sudah membuat kepalanya hampir pecah, ditambah kehadiran seorang anak yang nantinya akan menambah kacau suasana dengan tingkah nakal dan suara tangisannya yang kencang.
“Aku sengaja lepas KB nya Mas. Kita ‘kan sudah dua tahun lebih nikah. Kurasa ini waktu yang tepat untuk kita memiliki anak,”
“Dari awal menikah aku sudah katakan padamu kalau aku tidak mau punya anak! Aku tidak ingin anak yang ada di rahimmu! Sebaiknya kamu gugurkan sebelum kandunganmu semakin besar!” mendengar jawaban yang keluar dari mulut suaminya membuat darah Anisa mendidih.
“Aku akan tetap mempertahankan bayi ini!” Anisa menyahut dengan nada tinggi.
“Terserah tapi aku tidak mau direpotkan atas kehamilanmu.” Kelvin mengacak rambutnya frustrasi.
Hari demi hari dilalui Kelvin dengan sangat berat, nyata apa yang ia katakan waktu itu berbanding terbalik dengan apa yang nuraninya bicarakan. Meski tidak ingin punya anak, Kelvin tak sampai hati menolak permintaan Anisa yang ngidamnya kadang tak masuk akal. Tengah malam kadang Kelvin keluyuran untuk memenuhi keinginan ngidam wanita itu yang minta ini dan itu.
Berat badan Anisa semakin naik, sementara Kelvin makin kurus. Anisa selain cerewet dia juga hobi mengomel. Telinga Kelvin selalu berdenging panas setiap kali mendengar suara cempreng istrinya. Hingga kelahiran tiba, Anisa memberikan tiga jagoan sekaligus untuk Kelvin. Bayi-bayi itu menggemaskan di mata Kelvin, namun saat mereka menangis secara bersamaan Kelvin merasa kepalanya akan pecah belum lagi tekanan pekerjaannya di kantor.
Waktu demi waktu berlalu, ketiga jagoan Kelvin tumbuh menjadi bocah yang lincah bahkan bisa dikatakan hiperaktif. Setiap hari ada saja barang yang mereka pecahkan, Kelvin tidak terlalu dekat dengan ketiga jagoannya. Selain karena ia mendapat tugas pekerjaan di luar kota dan jarang pulang ke rumah, ia juga tidak tahu bagaimana caranya berinteraksi dengan anak kecil. Anisa tentu saja protes, tak henti-hentinya wanita bawel itu menceramahi suaminya dan menuntut Kelvin untuk menjadi suami dan ayah idaman.
Kelvin hidupnya yang bisa dikatakan sebagai orang yang introvert semakin tertekan. Bahkan sering terbersit di benaknya untuk bunuh diri. Mulai timbul penyesalan telah menikahi Anisa. Dulu ia menikahi wanita itu atas saran dari sepupunya yang tak lain sahabat Anisa. Kata sepupunya. Pria introvert seperti Kelvin cocok berpasangan dengan wanita cerewet dan banyak bicara seperti Anisa.
Kelvin yang memang berniat mencari jodoh pun mendekati Anisa, gayung pun bersambut. Wajah tampan didukung dengan kariernya yang mapan tidak sulit membuat Anisa jatuh hati pada Kelvin. Di awal pernikahan memang terasa menyenangkan berpasangan dengan Anisa. Kelvin seolah punya juru bicara, jika ada apa-apa Anisa lah yang Kelvin andalkan.
Namun seiring waktu perangai asli wanita itu mulai terbongkar satu persatu. Tak hanya cerewet, Anisa juga banyak menuntut, wanita itu juga terkesan serampangan. Malam itu karena tidak tahan dengan kelakuan Anisa. Mereka bertengkar hebat, Kelvin pun mengucapkan kata cerai. Dengan keadaan emosi ia meninggalkan rumah. Dalam perjalanan yang tak tahu arah tujuan Kelvin berurai air mata. Bagaimana pun ia sebenarnya mencintai Anisa.
Kelvin yang dalam keadaan kacau kehilangan kendali mobilnya yang melaju dengan kecepatan penuh, mobilnya terbalik hingga menyebabkan Kelvin mengalami kecelakaan fatal yang membuatnya amnesia.
Flashback off
🍃🍃🍃
Kepala Kelvin berdenyut nyeri setelah mendapatkan ingatannya kembali. Napas Kelvin memburu, ia menatap anak kembarnya satu persatu mereka kembar identik yang bahkan sampai saat ini Kelvin masih sering salah menyebut namanya. Pandangannya Kelvin berputar, pria itu shock hebat setelah ingatannya kembali.
Pusing yang menyerangnya membuat Kelvin secara perlahan kehilangan kesadarannya. Anak-anak Kelvin menjerit panik melihat ayah mereka pingsan. Anisa kelimpungan, harus menolong Kelvin atau menenangkan tangis anak-anaknya. Akhirnya ia pilih lebih dulu untuk menolong Kelvin.
Anisa berharap semoga Kelvin tidak terkena serangan jantung karena rasa shock yang dialaminya barusan. Anisa akan merasa sangat bersalah jika hal itu terjadi.