Detak 2

1.7K 82 8
                                    

Detak kedua
Dia yang bisa membuat bibir ini tersenyum tanpa paksaan.
~~~~~


Dari pada rasa iri dan sakit dihatinya semakin bertambah, Keano pun berbalik melangkahkan kakinya keluar dari kamar Keenan.

Moodnya hancur sudah.

Malas akan berlama - lama dirumah ia pun memutuskan berangkat ke sekolah bahkan niatannya untuk sarapan pun batal!

Dilangkahkan kakinya ke garasi,
dinyalakan mobil hitam miliknya, Keano pun menjalankan mobil tersebut.

Selama perjalanan menuju sekolah, bibir seksi Keano tak berhenti mengoceh. Ia masih kesal melihat kejadian tadi.

Keano POV

Kesal
Iri
Sedih
Sakit

Perasaan itulah yang bercampur aduk dihatiku, entahlah aku pun tak mengerti mengapa aku bisa seperti itu. Jika kalian diposisi ku apa kalian juga merasakan hal yang sama?

Bertahun - tahun aku mencoba bersikap biasa saja saat orang tua kami lebih mementingkan kakak dari pada diriku, tapi tidak bisa. Saat ingin membenci pun diriku tak sanggup. Apa yang harus aku lakukan  disaat situasi seperti itu?

Apa menurut kalian aku terlalu alay ?

Apa aku tak pantas untuk mendapat perhatian kecil dari orang tua kami ?

Apa aku harus seperti kakakku ?

Banyak sekali pertanyaan yang ada diotakku. Terulang - ulang seperti radio rusak. Hal tersebut membuat kepala ku pusing.

Ku alihkan pandanganku keluar jendela mobil. Mulai berimajinasi bagaimana jika aku yang ada diposisi kakak. Bukankah hal tersebut menyenangkan ?

Selalu diprioritaskan.

Apa pun yang diinginkan selalu dipenuhi.

Hah... itu benar - benar sangat indah!

Keano POV end

Mobil yang dikendarai Keano telah sampai di parkiran sekolah. Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Keano berjalan santai menuju kelas.

Selama berjalan begitu banyak tatapan kagum dari para gadis yang tertuju padanya. Hello!? Gadis mana  yang mau menolak melihat saat dihadapan mereka ada most handsome lewat??

Tapi, Keano risih bung!

Resiko sih jadi orang ganteng dimana - mana banyak yang suka dan mandang. Dari pada menjadi pusat perhatian Keano pun mempercepat langkahnya agar segera sampai di kelas.

Hingga.....

" Woiii... Keano..!! ". Suara teriakan yang memanggil namanya membuat Keano menoleh kebelakang. Terlihat remaja laki - laki yang tingginya hampir sama dengan Keano melambaikan tangan saat Keano menoleh ke belakang. Remaja tersebut sedikit berlari agar sampai ke Keano.

" Kenapa? ". Tanya Keano saat Devan, sahabatnya yang sudah berada disampingnya.

" Ada tawaran buat lo nanti malem buat main dan taruhannya lumayan sob ". Jawab Devan.

KeanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang