1 - Kunjungan

794 99 5
                                    

Gadis itu mengembuskan napas kecil, walau pada akhirnya kembali memasang senyum tipis. Pandangannya beralih ke arah jendela, menatap langit biru di atas sana. Kadang gadis itu heran, mengapa manusia tidak bisa terbang sebebas burung di angkasa? Mengapa manusia tidak bisa berenang sampai lautan dalam tanpa bantuan mesin? Mengapa ... ah, terlalu banyak mengapa jika gadis itu ingin bertanya.

Tok tok tok

Lamunan gadis itu seketika pecah saat terdengar ketukan dari luar. "Masuk," sahut [name] dari dalam.

"Pagi, [name]. Bagaimana keadaanmu?" tanya pemuda bersurai merah yang kini meletakkan barang bawaannya di atas nakas.

[name] balas menjawab, "Seperti yang terlihat, aku baik-baik saja. Aku sehat seratus persen!"

Akashi terkekeh pelan. "Tidak ada orang sehat yang dipasangi selang infus, [name]. Omong-omong, aku membawakanmu bunga matahari kali ini," seru Akashi sambil mengganti bunga krisan ungu dengan bunga matahari yang dibawanya.

"Un! Terima kasih, Sei!"

Akashi mengangguk, lalu duduk di sebelah ranjang [name]. Sepasang manik merah miliknya menatap [name] lekat, membuat sang gadis merasa kebingungan dan risi secara bersamaan.

"U-uh, ada apa?" tanya [name] kikuk.

Yang ditanyai menggeleng pelan, sebelum balik bertanya, "Tidak, tidak ada. Hanya saja apa kau tidak ingin berlibur, musim panas ini?"

[name] tersenyum masam. Telunjuknya menggaruk pipi. "Ya, aku pengin, sih," ucap gadis itu sedikit memberi jeda. "Tapi kau tahu, kan? Aku sedang dirawat di sini, jadi aku tidak bisa pergi seenaknya."

Dengkusan kecil terdengar dari Akashi. Akashi mengambil tangan [name]-yang bebas dari infus-dan menggenggamnya erat, membuat sang empunya tangan salah tingkah.

"Kalau begitu ayo pergi berlibur ke manapun kau mau. Aku akan membawa dokter dan perawat pribadi untukmu, jadi tenang saja," ujar Akashi sambil mencium punggung tangan [name].

[name] terperanjat. "Hah?! Apa itu tidak berlebihan, Sei? Di sini bersamamu saja aku sudah senang, kok! Kau tidak perlu repot-repot seperti ini," balas [name] sambil menatap Akashi tak enak.

"Sudahlah, aku tidak merasa direpotkan sama sekali. Lagipula bagaimana bisa aku merasa direpotkan oleh kekasihku sendiri?" ucap Akashi sedikit bercanda. "Baiklah, aku akan menelepon pelayan untuk menyiapkan barang kita. Kita pergi hari ini juga."

"H-HEEEH? SEEEI!"

- kunjungan.

Summer Holidays | Akashi SeijuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang