Gadis itu berlari di tengah sinar rembulan. Seseorang mengejarnya bak zombie kelaparan. Ketakutan, gadis itu terus berlari hingga ke dalam hutan.
Langkahnya terhenti kala dirinya tak menemukan jalan lain. Hanya ada jurang dengan sedikit rerumputan kering.
Pemuda besar bak predator itu menyeringai tajam ke arahnya. Kaki si monster melangkah mendekat. Semakin dekat hingga napas gadis itu tercekat.
"Malam ini kau akan jadi santapanku, gadis manis."
Gadis itu menggeleng kuat. "Ti-tidak! Aku mohon ... jangan lukai aku."
Tidak seperti perkiraannya, pemuda bertubuh besar itu malah mendorongnya hingga gadis itu tergelincir.
"Aaa! To-tolong aku!" teriaknya meminta tolong, walau tak sesiapapun yang menghiraukannya. Membiarkan dirinya tertelan oleh dalamnya lembah curam, menunggu ajal menjemput.
×
"H-Haaa," lenguh [name] terbangun dari tidurnya dengan jantung yang berpacu tak karuan. Keringat dingin mengalir di pelipis, sedang tubuhnya bergetar ketakutan.
Gadis itu melirik arloji, lalu beralih menatap Momoi yang tertidur pulas di sebelahnya. [name] menarik napas dalam, dan mengembuskannya pelan-berusaha kembali tenang. "I-Itu hanya mimpi ... tapi kenapa perasaanku tidak enak?" lirihnya khawatir.
Menggeleng pelan, diputuskannya untuk tidak terlalu memikirkan hal itu. [name] kembali berbaring, dan menatap langit-langit tenda. Dengan secercah harapan, hari esok dan selanjutnya, firasatnya tidak benar-benar terjadi.
×
"[name]-chan, ayo bangun~" Momoi menggoyangkan badan [name] pelan, tidak ingin membuat pagi sahabatnya buruk.
[name] mengangguk di sela tidurnya, dan mengibaskan tangannya di depan Momoi. "Hm, lima menit lagi, Mocchi ... aku masih mengantuk," gumam gadis itu masih dengan menutup kedua matanya.
Momoi mendengus kesal. Ditariknya selimut tipis yang digunakan [name] dan dilemparkannya ke arah gadis yang masih terlelap itu. "Ba-ngun!"
"I-Itta-ta-ta! Aku bangun, Mocchi. Aku bangun," sahut [name] setengah sadar. Gadis itu mendudukkan dirinya, dan mengusap wajahnya. Tidak menghiraukan tatapan panik dari Momoi.
"Ara? Kau kenapa, Mocchi?"
Momoi-dengan tangan bergetar-menunjuk wajah [name]. Empunya wajah menatap heran gadis merah muda itu. Lantas tangan kanan [name] meraba wajahnya sendiri, mencari sesuatu yang dapat membuat sang sahabat ketakutan.
[name] mengernyit saat tangannya memegang sesuatu yang kental mengalir dari dahinya, diiringi bau amis darah yang mulai tercium.
"E-Eh?"
Dan pada akhirnya, yang terakhir gadis itu lihat hanyalah Momoi yang panik memanggil semuanya.
- mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Holidays | Akashi Seijuro
Fanfiction| akashi seijūrō x reader "Ya, walaupun tidak mewah, paling tidak bila kita bersama, itu akan terasa lebih istimewa," terang gadis itu dengan senyum manis. 【 sfragment project; Summer Holidays、 】 Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi Story by saltyf...