Matahari mulai terbenam dan langit sudah menggelap. Tawa dan canda mengudara menemani hangatnya api unggun. Sekelompok sahabat bersenda gurau, menghabiskan waktu merajut kenangan bersama. Setidaknya begitu, pikir [name].
Gadis itu tertawa lepas. Kedua tangannya memegang sebuah besi yang diujungnya ditancapkan marshmallow. "Hei, lihat! Ini meleleh!" pekiknya sambil tertawa.
"Ambil, [name]-chan! Nanti kena apinya, gimana dong?" panik Momoi sambil mengarahkan besinya ke milik [name].
"Iya, ini ma-" ucapan [name] teredam saat melihat besi lain mengambil marshmallow miliknya dan menyuapkannya ke dalam mulut.
"Mukkun! Jangan ambil-ambil, dong!" pekau [name] menatap tajam Murasakibara, walau setelahnya gadis itu malah tertawa.
Midorima mengembuskan napas berat. "Kalian ini ribut sekali, nanodayo. Kalian hanya buang-buang tenaga untuk bertengkar," tegur pemuda bersurai lumut itu, "lebih baik habiskan makanan kalian, lalu tidur."
"Heh? Tidur? Bukankah ini masih terlalu cepat untuk tidur, ssu?" protes pemuda berisik berlabel Kise. "Bahkan kita belum nyanyi-nyanyi seperti yang biasa orang lakukan, ssu!"
"Kise-kun saja yang nyanyi, kami mau tidur," timbrung Kuroko tiba-tiba, yang sebenarnya mengagetkan hampir semua orang yang berada di sana.
"Hidoii-ssu!" pekik Kise dengan kelebayannya.
Ptak!
"I-Itai! Hidoii yo, Aominecchi!" Kise beraduh saat sebuah jitakan mendarat dengan mulus di kepalanya. Pemuda cantik itu menatap tajam Aomine.
"Apa, hah?! Kau ini, Kise. Kekanakan sekali, padahal sudah berkepala dua!" omel Aomine layaknya ibu-ibu yang memarahi anaknya.
"Dai-chan seperti ibu-ibu!" timpal Momoi di tengah perkelahian, memicu tawa yang lainnya. Tidak mengacuhkan wajah merah Aomine yang justru kelihatan aneh.
Aomine mendengus kasar, dan berdiri dari tempatnya. "Awas kau, Satsuki!" serunya sambil mengambil ancang-ancang. Sementara yang terancam sudah tertawa mengejek, sambil bersembunyi di belakang Kuroko.
"Ayo, ke sini! Aku tidak takut, bwee! Kan ada Tetsu-kun!"
Kuroko menatap Momoi datar, lalu menggeleng pelan. "Aku tidak mau melindungi Momoi-san. Aku lebih memilih Nigou," ucap Kuroko tiba-tiba.
"Heee?! Tetsu-kun!"
"Shhh! [name] sudah tertidur. Tidak bisakah kalian tenang sedikit?" bisik Midorima sambil menatap [name] yang sudah terlelap di tempatnya, dengan bersandarkan pada pohon.
Momoi bungkam, dan tertawa kikuk setelahnya. "A-Ah, maaf, hehe."
"Baiklah, aku akan mengangkat [name] ke tendanya," ucap Midorima sambil mendekati [name]-berniat menggendong gadis itu-sebelum sebuah tangan menghalangi dirinya.
Midorima mendongak, hanya untuk mendapati Akashi yang menatapnya tak suka. "Ah, maaf, Akashi."
Akashi menghela pelan. "A-Ah tidak. Aku ... maaf. Aku akan mengangkat [name]," lirih Akashi sambil mengangkat tubuh kecil [name], lalu berjalan ke arah tenda biru di sudut halaman-tenda Momoi dan [name].
Meninggalkan semua yang ada di sana terdiam, tidak berani membuka suara-atau malah enggan.
- malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Holidays | Akashi Seijuro
Fanfiction| akashi seijūrō x reader "Ya, walaupun tidak mewah, paling tidak bila kita bersama, itu akan terasa lebih istimewa," terang gadis itu dengan senyum manis. 【 sfragment project; Summer Holidays、 】 Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi Story by saltyf...