7

387 50 19
                                    

Semenjak kejadian bertemu dengan Namjoon dan seperti terus dihina oleh Jungkook, Taehyung mulai sedikit-sedikit membuat skripsinya. Bahkan ia rela untuk tidak bekerja dan mengurangi kebiasaannya menonton anime sambil menggunakan kostum.

Seokjin dan Jio juga selalu memberikan semangat kepadanya. Kadang Seokjin memberikan makanan ringan untuk Taehyung sepulang kerja. Entahlah mereka menjadi begitu dekat. Seokjin pikir selama ini Tae orang yang aneh dan tidak bisa diajak ngobrol serius. Tetapi semua itu ternyata salah. Setelah mengobrol banyak Seokjin bisa menilai bahwa Taehyung orang yang mempunyai sisi bijaksana.

Bahkan kadang ketika Seokjin ada pekerjaan di hari weekend, ia menitipkan Jio pada Taehyung. Dan membelikan sepotong kue mahal sebagai imbalannya.

Mereka bisa belajar dari satu sama lain. Seokjin belajar dari Taehyung bahwa sesulit apapun hidupmu, jangan sampai merusak tubuh dan pikiran. Dan hal yang bisa Taehyung pelajari dari Seokjin adalah sekeras apapun hidup yang kau lalui sendirian, teruslah berjuang demi dirimu dan orang yang kau sayangi.

Untuk mempermudah penelitian, Taehyung memilih untuk meneliti salah satu karakter One Piece. Ternyata tak sesulit yang ia bayangkan. Selama ini ia hanya dirundung rasa malas saja.

Sekarang sudah mulai mengerjakan bab tiga. Dan Taehyung merasa bangga pada dirinya sendiri. Ada sedikit penyesalan juga kenapa ia tidak begini dari dulu. Mungkin sekarang orang tuanya di Daegu sudah senang.

Tok! Tok! Tok!

Siapa kira-kira jam segini mengetuk pintu apartemen Taehyung. "Tae.." sepertinya itu suara yang tidak asing.

"Wah Jimin? Ada apa malam-malam begini ke apartemenku?"

Jimin hanya tersenyum simpul lalu meminggirkan tubuhnya dan menampakan sosok wanita yang membuat Taehyung terkejut setengah mati. "S-sooyeong? Mengapa bisa?"

"Kejutan!!" Teriak Jimin sambil bertepuk tangan heboh padahal ini sudah jam 11 malam.

Bukannya mempersilakan tamunya masuk, Taehyung malah bengong dengan jari telunjuk yang masih menunjuk ke arah Sooyeong.

"Disini dingin bodoh! Ayo cepat masuk!" Jimin mendorong tubuh Tae yang masih mencerna keadaan sekitarnya.

Mereka duduk di sofa buluk dengan suasana canggung di udara. "Ayo bicara!" Bisik Jimin pada Taehyung.

"Mmm.. kenapa Sooyeong mendadak sekali?" Tanya Tae gugup.

Jujur saja Sooyeong terlihat cantik saat ini dengan rambut panjang dan baju sweater warna pink. Membuat Taehyung makin salah tingkah.

"Aku hanya rindu kepadamu. Dan aku tidak punya banyak waktu."

Taehyung mengerutkan alisnya. "Tidak punya banyak waktu apa maksudmu?"

Sooyeong menggenggam tangan Taehyung perlahan. Terasa begitu dingin. "A-ak-aku.."

Ting tong!

Bell apartemen Taehyung berbunyi di saat-saat gugup seperti ini. Siapa lagi yang bertamu. Mengganggu saja.

Taehyung segera membuka pintunya dan. "Taehyung tolong Jio.. dia.." Seokjin tidak dapat melanjutkan kalimatnya setelah melihat wanita cantik sendirian sedang duduk di sofa.

"Oh.. sedang ada pacarmu ya? Kalau begitu tidak jadi. Maaf mengganggu." Seokjin kembali dengan terburu-buru. Mengapa matanya terasa panas.

"Seokjin.."  Taehyung ingin menghentikannya tapi sulit.

"Tae.." Sooyeong memanggil Taehyung yang masih berdiri mematung lalu segera kembali kedalam. Sebenarnya ia merasa khawatir pada Seokjin dan Jio.

Ia duduk di samping Sooyeong yang terlihat pucat. "Jimin mana?"

midsummer shower [TaeJinKook] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang