3. Friends

2K 222 46
                                    

SAKSJSLS MAKIN PANJANG AJA TULISANNYA (5000+ WORDS SHDKSJS apa ajasih yg gue tulis?!)

Btw, ada yg kangen? Wk

.
.
.
.
.

"Loh mobilmu mana, Za?"

Pertanyaan itu terlontar dari gadis berkuncir kuda di dalam gerbang. Hari ini Senin minggu kedua pada bulan Agustus. Hari pertama Eja masuk kuliah. Rutinitas paginya masih sama. Membangunkan Acha, membantu menyiapkan sarapan dan bekal Acha, serta mengantarnya ke sekolah. Setelah mengantar pacarnya itu, Eja tak langsung pulang melainkan menuju rumah Yara, teman sekampusnya untuk menjemputnya. Sekarang ia sudah berada di depan pagar rumah Yara. Eja membuka helmnya dan menunjukkan cengiran pada gadis yang baru saja keluar dari rumah berpagar hitam di depannya.

"Di rumah. Aku tuker biar efisien," ujar Eja sembari menyodorkan helm cokelatㅡmilik Achaㅡpada Yara. Wanita itu menerimanya dan langsung memakainya sambil mengangguk dua kali.

"Iya sih, sekarang macet terus." Yara segera menduduki boncengan di belakang Eja. Gadis itu melanjutkan, "Eh tapi, gak apa-apa nih aku minta nebeng kamu? Hari ini kamu gak ada kelas pagi, 'kan?"

"Santai sih, aku juga abis nganter adekku sekolah," Mulut Eja gatal ingin bilang 'nganter pacar' tapi tentu saja tidak mungkin. "Aku sekalian piket pagi himpunan, biar maba pada isi presensi juga."

"Oh gitu, takut ngerepotin aku tuh."

"Telat kalo baru ngerasa ngerepotinnya sekarang."

Yara memukul punggung Eja cukup kencang. Yang dipukul hanya tertawa. "Yaudah ayo berangkat, Za." Ucap Yara yang sudah menyamankan posisinya di boncengan.

"Siap, bos. Meluncur nih!"


.
.
.
.
.

Di pukul tujuh lewat lima belas menit mereka sampai di parkiran jurusan. Yara melepas helm dan menyerahkannya pada Eja. Ia juga merapikan rambutnya lewat spion motor Eja, sedangkan Eja melepas jaketnya dan mengganti dengan korsa jurusannya yang ia simpan di jok motor.

"Nanti pulang jam berapa?" Itu pertanyaan dari Yara. Eja yang masih sibuk mengenakan korsa jurusannya, menanggapi tanpa menoleh. "Jam dua belasan, kelasku cuma kelas Manpro,"

Yara menyelipkan anak rambut yang menjuntai ke belakang telinganya. Matanya bergulir pada kerikil di bawah kakinya. Ia bergumam gugup. "Nanti... Pulang bareng, boleh? Sekalian bahas rencana KP,"

"Oh boleh, ketemu di sekret aja ya?"

"Bahasnya jangan di sekret? Di... Kafe gitu?" Suara Yara memelan. Eja hanya menatapnya datar, kemudian menjawab. "Oke, tapi maksudku kita ketemuannya di sekret aja dulu biar barengan."

"O-oke," Pipi Yara bersemu tipis, tapi Eja tidak terlalu memperhatikan gadis itu. Kemudian Yara berpamitan. "Kelas dulu ya, Za. Duluan,"

"Iya, semangat kelasnya."

Mereka berpisah di parkiran. Yara berlari kecil menuju gedung jurusannya, sedangkan Eja bertolak menuju sekret himpunannya. Di meja depan sekret, ia mendapati Yohan sedang bermain HP sendirian. Eja segera mengambil tempat di hadapan Yohan, lalu menaruh tasnya di atas meja.

"Sendiri aja, Yoh? Liat anak keamanan lain, gak?"

"Tadi ada Aji sama Ghozi, tapi udah cabut soalnya ada kelas," Yohan mengendikkan dagu sekilas ke sebelah kirinya, menunjuk pada map kuning di atas meja. "Tadi maba beberapa udah absen, yang kelas A sama B. Kelas C nanti baru ada kelas jam 10."

Eja meraih map itu dan mulai membolak-balik kertas presensi yang dimaksud Yohan. Beberapa saat, keduanya tak lagi membuka topik. Hingga akhirnya, Yohan menyelesaikan permainan di ponselnya dan mulai bicara dengan sohibnya itu.

BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang