ⓒⓗⓐⓟⓣⓔⓡ ③

42 9 0
                                    

Damian pov

Suasana kantin yang ramai membuat kepala ku pusing. Aku heran dengan alvin yang tahan dengan kebisingan ini. Berbeda dengan alvin, aku tidak terbiasa dengan tempat yang ramai.

αku hєrαn, вαgαímαnα kítα вíѕα вєrtєmαn kαlαu kítα ѕαlíng вєrtσlαk вєlαkαng.

Aku memang selalu bergantung pada nya. Dia teman yang baik-aku akui itu.

Dia adalah satu-satunya teman bicara ku selain kak Richard. Dia yang mengajak ku pergi ke dunia luar-meninggal kan zona nyaman ku. Dia mengenalkan ku kepada teman-temannya. Dia juga mengenalkan dan mengajak ku untuk mencoba hal-hal baru.

Aku sangat menghargai perbuatan nya. Walaupun aku tidak pernah menunjukkan nya, aku sangat bersyukur telah menjadi teman nya

◄▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬►

"kau pesan apa?" tanya alvin yang masih memegang buku menu nya.

"terserah" jawab ku singkat.

"nasi goreng 2 sama lemon tea. Pakai es ya??" ia memandang ku-meminta persetujuan.

Aku hanya mengangguk dan ia pun memesan makanan nya. Tak lama setelah itu, makanan yang di pesan nya pun datang.

Alvin memakan nya dengan lahap. Aku yang melihat nya pun hanya tertegun.

"hei"

"hati-hati, kau bisa tersedak" ucap ku memalingkan muka.

"sejak kapan kau peduli" balasnya tetap melahap makanan nya.

Aku hanya menggelengkan kepala. Seperti nya dia lebih tertarik untuk menghabiskan makanan nya itu daripada berbicara dengan ku.

"jadi" ucap nya lagi. Makanan nya sudah habis.

'cepat sekali' Batin ku. Aku bahkan baru habis setengah piring.

"kau belum menjawab pertanyaan ku"

"hah??" balasan kaget.

Pertanyaan apa lagi yang belum ku jawab. Dia selalu saja menanyakan hal yang aneh-aneh.

"apa yang kau lakukan di ruang osis tadi?"

"memang nya kenapa??" balas ku balik bertanya.

Tidak biasa nya alvin ingin tau hal-hal yang berkaitan dengan osis. Walaupun ada hal yang ingin dia ketahui, dia pasti akan menceritakan nya pada ku lebih dulu.

"penasaran aja"

"aku hanya mengurus berkas-berkas yang kau kasih tadi pagi" ucap ku tak yakin.

"sepenting itu kah sampai kau meninggalkan. Ku Sendirian di kelas?. Aku hampir di hukum tau!!" balasnya cemberut.

Aku hanya menghela nafas.

"oh" balas ku acuh.

╰━━━━━━━━╯

Bel sekolah kembali berbunyi.

Semua anak memasuki kelas masing masing untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk pertama kali, alvin sangat senang dapat memasuki kelas sejarah.

Senang karena untuk pertama kali, dia dapat duduk si samping ferisha.

Tapi, kebahagiaan itu di ganti kan dengan kesedihan melihat sahabatnya-damian, duduk di samping targetnya-ferisha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your liesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang