Alvin pov
"makasih" ucap nya yang membuat wajah ku memanas.
"iya" balas ku cepat dengan menutupi sebagian wajah dengan kedua tangan ku.
Ia pun memasuki rumah nya yang membuat ku mulai melangkah kan kaki untuk pergi menjauhi pekarangan rumah nya.
◄▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬►
Hari ini memang sangat melelah kan tapi ku rasa, aku mendapatkan balasan yang setimpal.
Aku bersyukur karena di terima masuk osis. Jarang sekali ada anak dengan nilai rata-rata seperti ku dapat masuk ke organisasi itu.
Pada awal nya, aku memang tidak ada niatan untuk memasuki organisasi tangan kanan sekolah itu. Tapi melihat ferisha yang ikut mencalonkan kan diri, aku pun ikut-ikutan menulis nama ku di daftar CALON PENGURUS OSIS.
Aku tidak menyesal karena ikut menyertakan diri di organisasi ini. Sebalik nya, aku justru bersyukur. Dapat berdekatan dengan ferisha adalah impian ku dan menjadi kan nya sebagai pacar adalah salah satu target pertama ku yang sangat ingin aku capai. Aku sudah tidak sabar untuk lebih mengenal nya.
Aku tidak peduli jika Dami akan menjadi musuh ku nanti nya. Aku bahkan selangkah lebih dekat untuk menjadi kan ferisha sebagai pacar ku. Aku hanya dapat berharapkan bahwa sang ketua osis itu tidak menghalangi rencana ku-mengingat dia dapat menangkap hati ferisha dengan mudah.
__*****__
Seperti biasa aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah mandi, aku pun memakai seragam ku. Aku hanya memakai roti dan meminum susu sebagai menu sarapan ku. Dan tepat pada pukul 07:00 aku berangkat.
Biasa nya, aku akan berangkat lebih siang. Tapi, mengingat posisi ku yang sebagai sekretaris osis, aku harus dapat memberikan contoh yang baik.
Sesampai nya di kelas, aku pun mulai mengambil beberapa berkas yang masih aku bawa setelah mengantar ferisha pulang ke rumah kemarin.
'aku harus cepat' batin ku saat melihat jam dinding kelas yang hampir menunjukkan pukul 07:20. Bel akan berbunyi sebentar lagi, dan aku tidak ingin terlambat masuk kelas. Kalau ferisha melihat nya, maka aku tidak akan bisa menahan rasa malu ku nanti.
Saat hampir sampai di kelas 11 ipa 2, aku tak sengaja bertabrakakan dengan seseorang. Hal ini membuat ku sangat marah.
'bagaimana kalau berkas ini jatuh dan berserakan??. Aku bahkan sudah berusaha untuk menatanya supaya aku bisa di puji ferisha nanti' pikir ku sambil menahan amarah yang hampir keluar.
Sebelum aku sempat memarahi nya, ia pun berkata
"apa ini?"
Aku kaget saat mendengar nya. Suara yang dingin ini membuat ku merinding. Dan tanpa aku sadari, aku sudah mengabaikan pertanyaan nya itu.
" aku bertanya pada mu alvin" ucap nya sabar.
Aku yang tersadar dari lamunan ku langsung menatap nya.
"b-bukan apa-apa" balas ku ragu.
Dengan segera ia mengambil berkas yang ku bawa dan memeriksa nya.
"hm, kenapa kau tidak menyerahkan nya pada ku dari awal?"
"aku tidak tau kau akan masuk hari ini. Aku pikir kau masih sakit Dami" balas ku menatap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your lies
Roman d'amourĸecιl aтaυ вeѕar ĸeвoнongan тeтap laн ѕeвυaн ĸeвoнongan "kita itu dilahirkan tidak untuk menjadi sosok yang sempurna, aku yakin kau pasti mengetahui itu" "jadilah sosok yang berani, bukan sosok yang sempurna"